BAB 2 (begin)

9.1K 648 15
                                    

Aku, Taehyung. merebahkan punggungku kekasur, aku merasakan sakit diseluruh tubuhku, wajahku babak belur karena aku telah berkelahi dengan orang yang sama sekali tidak kukenal, lagi.

Aku pejamkan mataku sekuat mungkin karena kepalaku sangat sakit. Bajuku terasa lengket karena aku tidak menggantinya dalam dua hari ini. Aku sangat jorok saat ini. Aku mencoba untuk bersabar dalam waktu ini, tapi bayangan orang-orang yang sudah mengkhianatiku itu terus terlintas diotaku.

"Seharusnya aku tidak percaya kepada mereka semua, bahkan orang terdekatku, Jimin dan Jungkook, dengan teganya mereka melakukan ini padaku. Aku benci... aku benci mereka, aku benci semua ini, bahkan aku benci pada diriku sendiri." Aku mulai berkata sendirian, aku berfikir mungkin sebentar lagi aku akan menjadi gila.

Aku membuka mataku dan menoleh kearah jam dinding yang berada ditembok sebelah kanan. "Sekarang sudah jam delapan, ternyata aku tertidur selama tiga jam." Batinku. Bunyi detik dari jam dinding itu terdengar sangat jelas karena suasana dirumahku sangat hening. Suaranya hanya membuatku merasa tambah pusing saja, akupun memutuskan untuk bangun dan pergi keluar untuk mencari makan malam.

Jaket hitam, kaos putih, topi hitam, celana hitam, dan sepatu hitam. Ya, itulah yang kukenakan sekarang. Aku memasukan kedua tanganku disaku jaket, aku berjalan dijalan yang lumayan kecil dan sepi, aku menundukan kepalaku, aku hanya melihat jalanan dan langkah kakiku.

Sebenarnya, aku tidak tahu tujuanku kemana, aku hanya berjalan terus sampai seseorang yang tiba-tiba berada didepanku membuat langkahku terhenti. Aku mengangkat kepalaku dan menatap orang itu. Orang yang umurnya mungkin sekitar 25 tahun-an itu juga menatapku.

"Minggir!" Kataku dengan suara yang agak keras. Dia hanya diam dan terus menatapku.

"Kubilang minggir! Kau tuli, ya?" Kataku kasar sambil tersenyum miring.

Tatapannya sangat aneh sampai aku baru sadar kalau orang itu mirip denganku. Bukan mirip bahkan kami sepertinya kembar, hanya saja dia lebih tua enam tahun dibanding aku.

Aku terkejut dan bertanya padanya, "Siapa kau?".

Orang itu tetap tidak menjawab. Setelah kuperhatikan lagi, pakaianku juga sama persis dengannya. Mataku membesar karena kembali terkejut. Dengan tidak sengaja aku termudur satu langkah karena aku berfikir orang itu sedikit menakutkan.

Orang itu tersenyum tanpa alasan, namun beberapa saat kemudian tiba-tiba Ia menunduk dan menangis. Aku heran dan merasa aneh.

"Kau ini siapa?" Aku kembali bertanya.

Orang itu menjulurkan tangan kanannya seakan-akan dia ingin bersalaman denganku. Dan akhirnya diapun menjawab pertanyaanku, "Aku... Kim Taehyung".

"N-nde? Bisakah kau ulangi lagi kalimatmu?" Aku terkejut, aku benar-benar terkejut, waktu seakan-akan terhenti dengan didukungnya angin yang berhenti berhembus. Bahkan aku tidak membalas jabatan tangannya.

"Apa yang terjadi? Siapa orang ini? Akulah Kim Taehyung, Kenapa dia mengaku kalau dirinya adalah Kim Taehyung?" Batinku.

"Jaga dia, hargai dia, jangan sakiti hatinya, hanya dia yang akan sangat peduli padamu, kalau tidak kau akan menyesalinya." Katanya. Aku tidak tahu maksudnya, aku benar-benar bingung saat itu.

Aku terbangun, ternyata itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat aneh. Aku melihat kearah jam dindingku yang berada disebelah kanan.

"Jam delapan malam?" Gumamku. Tidak mungkin ini sebuah mimpi lagi.

Aku mencoba memahami apa yang orang itu katakan dalam mimpiku. "Jaga? hargai? Peduli? Memangnya ada yang peduli padaku? Cuih! Kalimat bodoh apa itu? Bahkan aku tidak punya siapa-siapa." Gumamku lagi.

Tiba-tiba aku merasa sangat lapar dan ingin keluar untuk membeli makanan. Tapi sebelumnya, untuk memastikan kalau ini bukan mimpi lagi, aku menengok kearah jam dinding dan mencoba mendengar suara detiknya. Tapi, tidak sedetikpun terdengar ditelingaku. Aku merasa lega.

"untung saja ini bukan mimpi lagi, semoga." Setidaknya begitulah yang sedang kupikirkan.

Aku bangun dari tempat tidurku, kemudian mengambil gelang yang tergeletak di meja disamping kasurku, itu gelang yang diberikan Jungkook saat ulang tahunku dulu. Ya, Jungkook adalah sahabatku dulu yang sudah kuanggap adikku sendiri sampai dia terlibat dengan penukaran obat itu.

Aku berencana membuangnya ditempat yang jauh agar aku bisa melupakan mereka semua. Akupun pergi keluar untuk mencari makan malam.

Langkah demi langkah. kemudian aku menundukan kepalaku, dan tersadar kalau langkahku ini sama seperti yang ada dimimpiku. Aku berhenti sebentar karena belum yakin kalau ini hanya sebuah mimpi. Aku menepuk-nepuk pipiku dengan kedua tanganku, aku masih bingung. aku rasa ini tidak nyata, begitulah pikiranku.





Bab 2 selesai :) makasih ya yang udah baca, jangan lupa coment pendapat kalian+vote nya juga ya, thanks:)

I'm Just A Bad Boyजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें