Bab 10 (Rindu)

2.3K 165 4
                                    

Pria tersebut tertawa kecil, seperti meremehkanku. Ia pun membereskan peralatannya dengan cepat, dan sesegera mungkin meninggalkan ruanganku.

●○●

Semua sudah kembali, namun tidak sepenuhnya. Aku berkumpul bersama para sahabatku lagi setelah setahun. Namun tidak untuk bisa melihat sosok ayahku lagi. Setidaknya, hidupku mulai membaik.

Dua minggu sudah berlalu semenjak aku tertembak dengan seseorang yang tak kukenal. Ini pertama kalinya aku terkena peluru yang menancap di jantungku. Aku bahkan masih bisa membayangkan rasa sakitnya. Untungnya kasus ini sudah dilaporkan ke polisi. Namun, mereka bilang belum menemukan jejak apapun. Aku jadi penasaran dengan hal itu.

Ditambah, pria aneh yang bernama Kim Taehyung, Yah, nama yang sama persis dengan namaku itu. Terus saja ada didalam mimpiku. Aku tidak bisa menghindarinya. Dia terus muncul menghantuiku. Bahkan, di kehidupan nyata pun aku terus berhalusinasi tentangnya. Dan sampai sekarang aku masih bingung siapa dia.


■□■


"Ingin kopi?" Tanya Jin yang sedang memasak air didapur yang sungguh, sangat mewah.

Aku masih berusaha mengumpulkan nyawaku karena baru terbangun dari tidur. Aku menangkup kepala ku sendiri dengan kedua tanganku, menatap televisi yang mati, dan duduk di atas sofa berwarna cream yang panjang dan sangat empuk, dan hanya menganggukan kepala karena terlalu malas untuk berbicara. Mungkin karena aku baru terbangun dan masih merasa lemas. Atau karena aku sudah terlalu dimanjakkan kembali dengan rumah yang terbilang 'sangat' nyaman.

Jin memang mempunyai apartemen yang mewah. Dan saat ini aku sedang tinggal bersamanya, karena dia yang mengajakku setelah akhirnya aku keluar dari rumah sakit. Ia mengatakan kalau aku tidak boleh tinggal dirumahku yang kumuh itu. Sejujurnya, aku mengakuinya, rumah itu memang tidak nyaman dan sangat kumuh. Meskipun sudah memakai obat nyamuk, tetap saja nyamuk-nyamuk itu mendengung ditelingaku. Argh.. Mereka mungkin sudah kebal.

Jadi, aku senang dan sangat bersyukur berada disini.

Sambil menunggu air mendidih, Jin duduk disamping kiriku, dan tiba-tiba merangkulku dengan tangan kanannya. Akupun yang sedang terhanyut dalam lamunan sedikit terkejut. Jujur, ini sedikit canggung karena sudah lama kita tidak sedekat ini lagi.

"Jangan sampai kau masuk rumah sakit lagi, arasseo?". Ucapnya sambil menatapku dalam.

Aku tersenyum dan menyadari aku bisa merasakan kasih sayang dan kehangatan yang dulu aku rasakan. Dia, hyung yang dulu paling aku sayang. Dan akhirnya, saat-saat seperti ini kembali lagi.

"Hyung..." Ucapku lirih.

Dan aku tidak tahu kenapa hatiku tiba-tiba saja terasa sangat sakit. Mataku pun mulai berkaca-kaca, "A-aku... sejujurnya..." Aku terdiam sejenak memikirkan apa aku harus mengatakan hal ini atau tidak.

"Ada apa? Cerita saja." Ucapnya dengan tatapan meyakinkanku untuk mengatakannya.

Aku pun membulatkan tekadku, "Sejujurnya... aku sangat merindukanmu hyung."

Seokjin terkejut dan merasa sangat tidak ingin kehilangan Taehyung-nya lagi. Karena Ia hanya bisa terhibur oleh candaan Taehyung sejak dulu.

I'm Just A Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang