BAB 6 (Sakit)

4.2K 267 0
                                    

"Aku merindukanmu... ibu.. Seo Yu... "

Aku meneguk segelas air setelah menghabiskan semua makananku. Rasanya cepat sekali makanan ini habis.

Aku keluar dari rumahku lalu mengunci pintunya. Aku sempat mandi dulu sesudah sarapan tadi.

Sekarang aku mengenakan kaos merah, dan jaket hitam yang biasa kupakai. Celana hitam dan sepatu sport hitam.

Aku berlari pelan menuju warung dekat rumah untuk membeli sekotak rokok. Setelah itu aku berjalan menyusuri jalan sempit yang biasa aku lewati untuk berjalan-jalan sebentar.

Seketika langkahku terhenti saat melihat sebuah gelang karet berwarna hitam yang bertuliskan 'BEST FRIEND' berwarna putih tergeletak di jalan. Gelang tersebut sangat mirip dengan gelang pemberian Jungkook si pengkhianat itu.

Aku mengambilnya dan meneliti setiap sisi gelang tersebut untuk memastikan apakah gelang itu milikku, atau bukan. Dan sepertinya benda itu adalah milikku, karena ada sedikit goresan dihuruf 'F'. Aku yakin itu.

Tapi sebenarnya, aku tidak peduli dengan gelang tersebut. Mau itu milikku atau bukan, aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Aku mengangkat kedua bahuku dan mengukir huruf 'u' terbalik dibibirku, kemudian menjatuhkannya lagi ketanah. Setelah itu aku pergi.

Baru sekitar 4 meter aku berjalan dari tempat aku membuang gelang tersebut, namun tidak tahu kenapa, aku langsung berubah pikiran. Aku memikirkan gelang tersebut. Aku berniat untuk menggambil kembali gelang tersebut.

Tapi tunggu! Kalau itu gelangku, kenapa itu bisa ada disana? Padahal aku tidak pernah memakainya semenjak aku dan mereka tidak berteman lagi. Kau tahu kan maksud dari 'mereka' itu siapa.

Aku langsung teringat sesuatu. Mimpi! Itulah yang terlintas dipikiranku. Aku bermimpi kalau aku mengambil gelang tersebut di atas meja kamarku kemudian menyusuri jalan ini.

"Namun, itu hanya sebuah mimpi, bagaimana mungkin gelang itu bisa ada disini? Ini-kan nyata. Apakah aku bermimpi lagi? Ahh, tidak mungkin! " Batinku.

Tidak sampai satu detik setelah aku memikirkan mimpi tersebut, kepalaku langsung terasa sakit, lagi. Sangat-sangat sakit. Kedua tanganku secara spontan memegang erat kepalaku. Kenapa setiap kali aku memikirkan tentang mimpi-mimpi ini kepalaku langsung terasa sakit?

Perlahan, rasa sakit itu menghilang saat aku sudah tidak memikirkan mimpi itu lagi. Aku lega, dan menarik nafasku sedalam mungkin lalu kuhembuskan keluar secara perlahan.

Akupun membulatkan tekadku untuk berbalik dan mengambil gelang tersebut. Tapi saat aku berbalik, aku tidak melihat apa-apa. Hanya jalanan kosong yang bercat merah pudar.

"Aku yakin gelangnya ada disitu tadi" Kataku.

Kemudian aku mencari-cari kejalanan yang mungkin gelang itu terlempar kesuatu tempat. Tapi aku sama sekali tidak menemukannya. Sudah lima menit sejak tadi sampai-sampai kepalaku pusing karena terlalu banyak menunduk.

Aku menyerah, namun masih penasaran. Tidak mungkin tadi aku hanya berhalusinasi, jelas-jelas aku tadi memegangnya. Lagipula, siapa juga yang mengambilnya karena dari tadi hanya ada aku disini.

■□■

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Banyak sekali hal aneh yang menimpaku. Apakah aku sudah gila? Ya, mungkin aku memang gila. Tapi konyol sekali jika pria setampan diriku menjadi gila. Huhh... lagipula aku tidak punya tujuan untuk hidup. Aku tidak tahu alasanku berada didunia ini. Arrghh!" Aku kesal dan berkata sendirian dipinggir danau yang sangat sunyi.

Aku lelah mencari gelang sialan itu jadi aku datang saja ketempat ini. Aku sedang duduk dirumput yang hijau sambil menatap air didanau yang tergenang.

I'm Just A Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang