Bab 2 - Karenanya?

89 6 1
                                    

Esok paginya Beby datang kesekolah seperti biasanya dan sampai di kelas dengan keadaan yang seperti biasanya. Pokoknya serba biasanya. Sampai akhirnya Beby teringat dengan foto yang semalam Martha kirim ke Group Line mereka bertiga. Foto Ray dengan seorang perempuan berambut lurus sebahu, berkulit putih ,dan senyum yang menampakkan wajah sangat gembira. Tak lupa di foto itu sang perempuan tampak merangkul Ray yang tetap dengan ekspresi datarnya, namun matanya tidak kosong seperti sekarang. Tetapi Beby baru menyadari bahwa di foto itu Ray belum terlihat seurakan sekarang. Mungkin foto lama? Persetan dengan hal itu. Yang paling penting, siapa perempuan itu?

Ah, sudah-sudah Beby tidak mau memikirkan Ray lagi setelah kejadian 'dikacangin' dan juga pertemuan di jalan yang memalukan kemarin. Ia cukup tertohok dengan sikap Ray yang sedikit tertera memancarkan aura dingin dan tidak bersahabat padanya. Oke, Beby mulai penasaran.

"Woi," teriak seseorang tepat di sebelah kanan Beby.

"AYAM," spontan Beby mengeluarkan nama salah satu hewan berawalan huruf A itu.

Orang di sebelah Beby tertawa cukup keras memenuhi ruang kelas 11 IPA-1 yang baru terisi 5 murid pagi ini, Kesha tertawa lebar,"By lo harus liat ekspresi lo tadi pas kaget. Sumpah ngakak gue, sejak kapan lo latah?"

Cemberut. Ya seketika Beby langsung menarik bibirnya kebawah setelah kejadian dikagetkan barusan,"Ih kadal ya lo Sha. Gue shock tau gak, kalo gak taunya gue tadi langsung jantungan gimana? Misalkan gue pingsan mendadak? Atau lebih parah? Emang lo mau nganter gue ke rumah sakit?"

Dan tawa Kesha pun semakin kencang.

"Beby astagaaaaa, lo tuh terlalu hiperbola tau gak. Lebay ah lo. Sorry deh tadi gue iseng abisnya lo ngelamun mulu sih. Ngelamunin siapa sih?"

"Ya jelas ngelamunin gue lah," tiba-tiba seseorang menjawab perkataan Kesha sekenanya.

Hhhhh... si kutil marmut dateng.

Malas. Beby memutar bola matanya,"Lo tuh kenapa sih? Kalo muncul selalu mendadak, terus nyeletuk tiba-tiba?," kata Beby dengan nada dan tatapan tajam.

"Selamat pagi my Baby,"ucap Rafa semangat dan mengacuhkan kata-kata pedas dari Beby.

Beby menggeleng dan mendesah pelan, heran dan juga lelah menghadapi Rafa yang sangat pecicilan dan jahil,"Dasar sarap."

"Eh Rafa, tumben ke sini pagi-pagi. Biasanya pas istirahat, atau sewaktu lo izin ketoilet pas pelajaran dan berujung manggil manggil Beby gak jelas dari jendela," jelas Kesha yang tampaknya sudah sangat hafal dengan kelakuan Rafa terhadap Beby selama ini.

Rafa menaruh satu jari telunjuknya di dagu, lalu berkacak pinggang dan memasang wajah seperti berpikir keras lalu menjawab,"Um... ngapain ya? Entah lagi pengen liat muka my Baby aja pagi-pagi."

"Dih," ujar Beby membalas lalu membuka novel yang sedaritadi ia genggam, dan langsung sibuk dengan novelnya itu.

Lalu Rafa yang melihat tindakan Beby itu langsung duduk di kursi depan Beby menghadapnya, kebetulan penghuninya sedang berdiri di samping kanan Beby,"By sarapan tadi makan apa?" tanyanya sambil menopangkan dagunya dengan sebelah tangan.

Hening. Tak ada balasan dari Beby. Bahkan tanpa Beby sadari, Kesha sudah keluar kelas karena mendapat telfon dari Martha, dan Kesha memang sudah paham jika Beby sedang berkutat dengan novelnya maka Beby akan ansos seketika itu juga.

"My Baby sarapan tadi makan apa?" Tanya Rafa sekali lagi, namun dengan suara lebih lembut.

Beby yang memang selalu 'risih' dengan panggilan Rafa seperti itu langsung menutup novelnya dan mengatakan,"Apa urusannya sama lo?"

I Hope You KnowWhere stories live. Discover now