Train to Surabaya (part 1)

2.9K 117 15
                                    

Part 1Keinginan Arini dan Alex

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 1
Keinginan Arini dan Alex

Namanya Arini, umurnya 14 tahun. Ia punya saudara laki-laki yang bernama Alex, pria itu adalah abang yang sangat baik, perhatian tetapi juga jahil.

Orang tuanya bercerai saat ia masih umur 12 tahun. Arini selalu merindukan sang ibu yang tinggal jauh dari tempat tinggal mereka saat ini. Ayah selalu sibuk dengan perkerjaanya sehingga sang ayah jarang menghabiskan waktu bersama kedua anaknya.

Hari ini, Arini sangat senang karena ia mendapat peringkat tertinggi di kelas dan menjadi siswa dengan nilai tertinggi kedua di sekolah. Keinginan gadis itu sangatlah sederhana, yaitu ia ingin bertemu ibu di Surabaya.

Jadi hari ini ia akan meminta hadiah dari Sang ayah atas keberhasilannya tersebut. Arini berencana akan bicara pada ayah saat pria itu sudah pulang nanti. Arini sangat berharap kali ini Tuhan mau mengabulkan keinginannya.

Saat makan malam, Sang ayah belum pulang. Tak heran setiap hari Arini dan Alex makan tanpa ayah karena ayah mereka yang terlalu sibuk dengan perkerjaanya di kantor. Tapi, tak lama kemudian,

"Ayah pulang.." itu suara ayah. Arini pun langsung menghampiri Sang ayah, dan memeluknya.

"Eeehh, tumben meluk ayah, ada apa ini?" tanya ayah sembari menahan tawanya.

"Dia ingin ke Surabaya, Yah," jawab Alex dengan singkat.

Ayah terdiam sebentar dan raut wajahnya juga berubah 180 derajat. Sepertinya ayah masih belum mau bertemu dengan ibu, ayah masih membenci wanita itu.

Arini ingin sekali mereka rujuk kembali, gadis itu sangat menginginkan keadaan seperti dulu lagi, berkumpul bersama, makan, bermain dan pergi piknik. Semua itu ingin ia wujudkan kembali secepatnya.

"Ayah tidak ingin membawaku ke Surabaya? Ayah selalu janjikan untuk membawaku ke sana, tapi ayah selalu ingkari janji itu." lalu gadis itu pun pergi ke kamarnya dengan perasaan yang sedih.
Akhirnya mereka tidak jadi makan bersama.

Arini sudah pergi ke kamarnya dan ayah juga demikian. Di meja makan hanya ada Alex dan terdiam memikirkan cara untuk membujuk Sang ayah agar mau menuruti permintaan sang adik.

Alex pun datang ke kamar ayah. Ia menghampiri pria yang sedang terlihat menunduk lesu, yang tengah duduk di pinggiran tempat tidurnya. Alex pun memperlihatkan buku nilai dan juga video di sekolah tadi.

"Ayah, dia berhasil kali ini. Dia ingin ke Surabaya, Yah. Dia ingin bertemu dengan ibu.. Bukan cuma Arini, tapi aku juga, Yah. Apa ayah tidak ingin bertemu dengan ibu?" tanya Alex membujuk Sang ayah.

Sembari mendengarkan omongan anak laki-lakinya itu, tampak mata ayah yang berkaca-kaca melihat video tersebut.

"Kuharap, ayah mengerti dengan keinginan kami ini. Kumohon kabulkan lah ayah, walaupun hanya kali ini saja.." lalu Alex keluar.

Saat di kamar, Arini mencoba mengirim pesan pada ibu. Ia meminta sang ibu untuk bicara pada ayah agar pria itu mau membawa mereka ke Surabaya, untuk bisa bertemu Sang ibu di sana.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi ketukan pintu. Arini pun membuka pintu kamarnya itu dan ternyata itu adalah ayah.

"Oh?! Ayah?" ucapnya gugup.

"Boleh ayah masuk?" Tanya pria itu. Gadis itu pun mengangguk dan membuka pintu itu lebar-lebar agar Sang ayah bisa masuk dengan nyaman. Ayah pun masuk dan duduk di pinggir kasur,

"Kau berhasil?" spontan ayah melontarkan kata itu. Tentunya Arini kaget bukan main, karena ia saja belum memberitahu ayah soal nilainya.

"Iya, Ayah. Aku sudah bekerja keras tahun ini, ini semua untuk ayah. Jika aku mendapat beasiswa, aku tidak akan merepotkan ayah soal dana sekolah. Aku tahu ayah sibuk di kantor, makanya aku tidak ingin merepotkan ayah," jelasnya dengan sedikit senyuman pada ayah, "Ayah bahkan tidak makan karena lembur, jadi aku tak ingin buat ayah jadi repot. Dan mungkin kali ini belum saatnya untuk.."

"Kau mau ke Surabaya, kan?" ayah memotong perkataan gadis itu. Arini hanya terdiam, takut ayah akan marah padanya.

"Besok kita akan ke Surabaya, jadi bersiap-siaplah sekarang. Ayah akan memberitahu Alex juga," jelas ayah.

"Sungguh? Besok? Ayah tidak bohong kali ini, kan?" Tanya Arini untuk memastikan apa benar yang baru saja pria itu katakan. Ayah pun menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih, Ayah!" ucapnya, lalu gadis itu pun memeluk Sang ayah dengan senangnya. Akhirnya ayah menepati janjinya itu.

Lalu ayah keluar dari kamar Arini dan pergi ke kamar Alex, anak sulungnya. Saat ayah masuk ke kamar anak laki-lakinya itu, tampak Alex sedang bermenung menghadap keluar jendela.

"Bersiap-siaplah, karena kita akan ke Surabaya besok," ucap ayah. Sontak Alex kaget mendengar ucapan pria itu, ia menoleh ke arah Sang ayah dengan mata yang melotot.

"Sungguh? Kita akan ke tempat ibu? Apa ayah bercanda?" tanyanya dengan penasaran. Ayah pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum, menunjukkan kalau ia kali ini tidak bohong.

Dengan bahagianya Alex pun menghampiri dan memeluk Sang ayah dan berkata, "Terima kasih ayah, ayah sudah menepati janji ayah selama ini." Ini keputusan terbaik bagi anak-anaknya, maka Sang ayah harus menepati janjinya yang selama ini ia ingkari.

" Ikuti kelanjutannya yh...!
Tinggalkan jejak, hargai authornya, beri vote biar authornya lebih semangat.."

Train to SurabayaWhere stories live. Discover now