2. Apakah Tuhan Sungguhan Ada? Apa Buktinya?

38.4K 4.3K 636
                                    

***

ATURAN MEMBACA 99 DANGEROUS QUESTIONS

1. Dilarang berdebat. Tulisan ini diperuntukkan untuk mereka yang mau mencari kebenaran, bukan untuk mereka yang mencari ladang perdebatan.

2. Dilarang membagikan penjelasan-penjelasan yang tak ada dasarnya, yang tidak kamu ketahui validitasnya, yang hanya didasarkan pada akal semata maupun baca sekilas.

3. Feel free to comment. Aku senang membaca komentar-komentar kalian. Itu bentuk dukungan nyata bagi buku ini.

4. Screenshoot bagian favoritmu dan bagikan di Instagram Story dan media sosial favoritmu!

***

Jadi, apakah Tuhan sungguhan ada? Apa buktinya?

Buka Google. Cari penjelasan ilmiahnya. Dan, sayangnya, jawabannya tak sesuai ekspektasimu.

Kau temukan para ilmuwan berkata, "Keberadaan Tuhan belum terbukti secara ilmiah."

Mungkin, inilah mengapa orang-orang berhenti percaya kepada Tuhan. Tak ada dalam sains.

Jadi, diam-diam, kau mulai bertanya-tanya, "Jika keberadaan Tuhan belum ada secara ilmiah, lantas apa alasan kuat aku bisa mempercayai Tuhan?"

Maka, saranku untukmu adalah: Berlakulah adil dalam memutuskan sesuatu.

Jangan hanya mencari: "Keberadaan Tuhan secara ilmiah."

Carilah pula: "Ketidakberadaan Tuhan secara ilmiah."

Lalu, lihatlah dari sisi yang berbeda: Ya, keberadaan Tuhan memang belum terbukti secara ilmiah. Namun, ketidakberadaan Tuhan juga belum terbukti secara ilmiah. Perhatikan, kedua hipotesis ini sama-sama belum terbukti secara ilmiah. Jadi, jika kau mendengar seseorang berkata, "Tuhan itu tidak ada," maka pernyataan ini tidaklah valid karena tak ada referensi yang menopang ucapan tersebut. Ada pun bila itu yang dia percaya, itulah keputusannya, maka biarlah dia dengan kepercayaannya.

Namun, kita, orang-orang biasa, butuh jawaban valid, yang meyakinkan hati.

Apakah Tuhan sungguhan ada? Apa buktinya?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini:

Apa bangunan tertinggi di dunia ini?

Betul. Untuk saat ini, Burj Khalifa masih menjadi bangunan tertinggi di dunia.

Apakah mungkin Burj Khalifa muncul begitu saja? Maksudku, tiba-tiba, dari tanah yang gersang, tumbuh sebuah bangunan yang menjulang tinggi mencapai 828 meter?

Tentu, itu tidak masuk akal, bukan?

Pasti butuh manusia: Yang merancang arsitekturnya, yang melakukan perhitungan penuh ketelitian untuk menopang bangunan ini agar tidak roboh, dan kemudian mengeksekusinya.

Lalu, lihatlah bangunan-bangunan lain.

Bukankah tidak mungkin bangunan-bangunan itu muncul dengan sendirinya? Bangunan-bangunan itu pasti dirancang dan dibangun oleh manusia, melalui proses yang memakan waktu.

Sekarang, lihatlah langit.

Bandingkan langit dengan bangunan-bangunan yang kau lihat. Dan, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

Bagaimana bangunan-bangunan tersebut bisa menjulang tinggi?

Benar, karena ada tiang yang menopang hingga ke atap; yang dirancang dan dibangun oleh manusia.

Sekarang, bagaimana dengan langit?

Bagaimana langit bisa menjulang amat tinggi tanpa atap yang menopangnya?

Bahkan, langit bisa jauh, jauh lebih tinggi dari bangunan tertinggi di dunia. Apakah mungkin langit muncul dengan sendirinya? Maksudku, Burj Khalifa yang tingginya hanya 828 meter saja butuh manusia yang membangunnya. Bagaimana langit yang tingginya tanpa batas?

Lalu, bagaimana dengan matahari? Mengapa ia terletak jauh di sana? Mengapa harus sejauh 149.6 juta kilometer? Mengapa tidak 150 kilometer sekalian? Mengapa? Siapa yang menentukan jarak tersebut? Apakah mungkin matahari yang menentukan jaraknya?

Masih belum puas?

Lihatlah sebuah kursi. Bukankah mudah membuat sebuah kursi?

Sayangnya, semudah-mudahnya membuah sebuah kursi, kau butuh ketelitian yang valid. Kau harus mengukur tiap kaki-kaki kursi secara sempurna, harus sempurna. Sedikit kesalahan, sekecil apa pun itu, akan menyebabkannya tidak seimbang, goyah, tak layak digunakan.

Lantas, bagaimana dengan penciptaan alam semesta yang lebih kompleks dari penciptaan kursi?

Matahari yang memancarkan cahaya, planet-planet beserta rotasinya, triliunan bintang bersama rasinya, meteor-meteor yang bertebaran, dan lain sebagainya. Apakah mungkin alam semesta yang kompleks ini muncul dengan sendirinya?

Apakah mungkin alam semesta bisa mengukur dirinya sendiri hingga sempurna, sampai-sampai Bumi ini bisa aman dari gangguan galaksi yang misterius?

Jika kau meyakini alam semesta bisa muncul dengan sendirinya, mengapa kau tidak bisa meyakini bahwa kursi, bangunan-bangunan, dan objek-objek lain bisa muncul dengan sendiri pula?

Oke, kau mungkin bisa berkata, "Alam semesta punya penjelasan ilmiahnya."

Lantas, siapa yang mempersiapkan alasan-alasan ilmiah tersebut?

Apakah mungkin alasan-alasan ilmiah tersebut muncul dengan sendirinya?

Kurasa, kau sudah tahu jawabannya.

Namun, aku tahu, sebagian darimu mungkin akan menjadikan tulisan di paragraf keempat sebagai bumerang.

... Jadi, jika kau mendengar seseorang berkata, "Tuhan itu tidak ada," maka pertanyaan ini tidaklah valid karena tak ada referensi yang menopang ucapan tersebut.

Maka, adakah referensi yang menyatakan Tuhan ada?

Jawabannya: Ada. Kitab Suci, itulah yang menopang keyakinan mereka. Setidaknya, mereka, yang mempercayai keberadaan Tuhan, masih memiliki referensi.

Tetapi, aku sadar bahwa kau tak puas dengan jawaban semacam ini. Suara di dalam hatimu terus bertanya, "Apa bukti bahwa Kitab Suci itu valid?"

Maka, nantikan episode berikutnya. :)

Namun, kuingatkan kepadamu: Jangan jadikan buku ini sebagai acuan semata. Temukan cara-cara lain dalam mencari Kebenaran yang Nyata. Dan, yang terpenting, teruslah berdoalah kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta, tanpa perantara apa pun, untuk menemukan jalan yang benar, yang menyelamatkanmu hari ini, esok, dan pada Kehidupan Setelah Kematian. Sebab aku yakin, seyakin-yakinnya yakin, Tuhan tak mungkin menyesatkan hamba-hamba-Nya yang tak ingin tersesat. Berdoalah. Hanya kepada-Nya.[]

***

sedikit cerita, apa yang kutulis di episode dua ini adalah apa yang sebenarnya kualami. ketika aku mempertanyakan keberadaan Tuhan, hal pertama yang muncul di pikiranku adalah penciptaan bangunan dan langit, and everything becomes so much clear. :")

jadi, apa yang kamu rasakan ketika membaca episode ini? bagikan kesan-kesanmu, agar aku tahu bagaimana aku bisa mengembangkan buku ini.

now, it's your turn: Apa pertanyaan berbahaya yang masih melekat di pikiranmu? i read 'em all! :)

satu lagi, hehe. jika kamu menyukai karya ini, aku mohon dukunganmu. caranya mudah. kamu hanya butuh vote (that star icon), beri komentarmu, tambahkan ke library, rekomendasikan ke teman kalian.

follow juga aku di Instagram @AlviSyhrn dan Line @zlc4976p (pakai [at], ya).

Sampai jumpa di Pertanyaan Berbahaya Nomor Tiga! 

- Alvi Syahrin -

***

99 Dangerous Questions; yang, diam-diam, kau penasaran jawabannyaWhere stories live. Discover now