CHAPTER 1 [REVISI]

71.9K 4.7K 240
                                    

20 September 2019.
Delapan bulan pacaran.

Suara getaran ponsel yang sedari tadi tidak berhenti membuat tidur Andin menjadi tidak nyaman, karna ponsel nya sekarang ada dibawah bantal.

Andin sudah mengabaikan ponsel nya selama lima menit tapi getaran itu tak berhenti membuat nya merasa jengkel. Akhirnya dengan malas ia melihat ponsel nya. 05.45 WIB.

Mata Andin terbelak saat melihat jam di ponsel nya. Masih setengah enam pagi!

Orang bodoh mana yang menelepon nya dijam segini. Ia sudah sangat kesal bahkan rasa kantuk nya sekarang hilang seketika.

25 Panggilan tak terjawab dari 'Arya👿'

Ternyata orang bodoh itu pacar nya sendiri. Andin mengerucut bibir nya kesal, pasti Arya akan mengajak nya joging.

Tak lama ada panggilan masuk lagi dari Arya lagi dan langsung Andin angkat.

"Halo?"

"Lama banget si ngangkat telepon doang, abis ngapain?"

Habis ngapain kata nya! Ya jelas abis tidur lah, seperti nya ini minggu terburuk pada bulan ini terlebih sekarang ia sedang datang bulan.

"Baru juga bangun tidur, gara-gara kamu aku bangun."

"Jam segini baru bangun? Gak sholat subuh?"

"Kan aku lagi datang bulan."

"Yaudah sekarang kamu mandi, aku tunggu lima belas menit kamu udah siap."

"Kok cepet banget, mana bisa."

"Aku otw rumah kamu sekarang."

Bunyi panggilan terputus terdengar di telinga Andin, ternyata Arya langsung mematikan telfon nya, sekarang Andin harus apa? Kenapa ia jadi bingung seperti ini.

Satu detik kemudian ia langsung berlari ke kamar mandi dan melakukan ritual mandi nya dengan cepat.

*****

Baru dua putaran komplek rumah nya tapi Andin sudah seperti mandi keringat.

"Aku gak kuat ah, capek banget sumpah." ucap Andin saat ia sudah duduk di bangku taman komplek nya.

Ia baru menyadari kalau komplek perumahan di sini luas sekali, nafas nya sekarang bahkan tersenggal-senggal.

Arya yang melihat nya hanya geleng-geleng kepala. Padahal ini baru dua putaran tapi Andin sudah seperti mandi keringat.

Arya mengelap keringat Andin dengan handuk kecil yang tadi ia bawa, ternyata memang berguna.

"Kamu baru dua putaran udah capek gini, ketauan kan jarang olahraga kalo gak sama aku."

"Ar, mau minum." Andin mengalihkan pembicaraan Arya agar tidak terkena nasihat nya.

Arya membuka tutup botol plastik yang tadi ia beli di warung lalu ia berikan kepada Andin.

Suara air melintasi tenggorokan Andin sampai terdengar di telinga Arya.

"Pelan pelan minum nya, nanti keselek."

"Uhukk!" Tak lama suara batuk keluar dari mulut Andin, ia bahkan sampai menepuk dada nya agar bisa mengurangi batuk nya.

"Kan baru dibilangin juga!" Arya langsung merebut botol minum nya dan mengusap dagu Andin yang basah dengan handuk.

AndinAryaWhere stories live. Discover now