Heart Rate

6.2K 203 6
                                    

Diqie berlari menyusul saya. Dia mencoba menyejajarkan langkahnya dengan saya dan bertanya,
"Ada apa bu dokter?" Tanya Diqie, dia jelas tidak mengetahui apa yang telah terjadi,

'kemane aje lo?! Skrg malah kepo!' Gerutu saya dalam hati sambil meliriknya sinis tanpa memberikan jawaban apa-apa.

Diqie kembali bicara,
"Jika itu karena saya, saya minta maaf. Tadi Saya tidak bisa ikut bergabung makan bersama kalian karena ada yang harus saya lakukan." ujarnya memberi penjelasan.

'Go ahead. Berikan saja alasan apapun. Gue juga ga peduli' gumam saya lagi di dalam hati sambil terus mempercepat langkah saya.

Melihat saya yang tidak berucap sepatah katapun, Diqie menarik tangan saya hingga langkah saya terhenti di pertengahan anak tangga. Saya membalikkan badan dan menatap kesal lelaki tampan yang berdiri di bawah 2 anak tangga dari tempat saya berpijak. Belum sempat saya bicara, Diqie meletakkan sebuah tali dari sebuah paper bag di tangan saya.

Saya mengernyitkan dahi seraya menundukkan kepala untuk melihat isi paper bag tersebut,
"Apa ini?" tanya saya ketus.

Diqie tersenyum,
"Saya tadi memisahkan diri dari rombongan untuk beliin kamu baju itu. Kamu tadi cantik sekali saat mencobanya di depan cermin."

Hah? Saya langsung membelalakkan mata dan segera memeriksa isi paper bag itu dengan seksama. Ya. Itu adalah baju di butik bawah yang harganya 6x lipat uang SPP saya. Diqie sudah  membelikannya untuk saya.

"Tapi, kamu kok.."

Belum sempat saya menyelesaikan kalimat, Diqie kembali tersenyum kepada saya,
"Mungkin kamu ga sadar kalo saya sudah melihat kamu saat kamu masuk mall. Saya terus memperhatikan kamu dari jauh hingga kamu masuk ke butik itu dan melihat-lihat beberapa baju. Hingga akhirnya kamu memilih baju itu dan mencobanya di depan kaca. It's really fit on you. Saya ingin menghampiri kamu tapi tiba-tiba Yuan sudah mendatangi kamu lebih dulu. Saya kembali menghentikan langkah saya dan kembali mengamati dari kejauhan. Saya pikir kamu akan menuju ke kasir dan membeli baju itu, karena sungguh, baju itu terlihat cocok sekali untuk kamu dan kamu terlihat sangat menyukainya. Tapi ternyata, kamu meletakkan baju itu dan meninggalkannya begitu saja."

Saya menelan ludah sambil memandang paper bag di genggaman saya. Saya kembali menatap wajahnya. Jambang halus yang menutupi rahangnya yang tegas dan kulitnya yang putih, membuat wajahnya menyiratkan garis wajah laki-laki yang sempurna. Jika dia berdiri di sebelah pangeran arab, pastilah orang-orang akan mengira mereka kembar.

Saya kembali menyodorkan paper bag tersebut kepada Diqie
"Tidak usah repot-repot, pak. Apalagi.. baju ini.. mahal.. Saya tidak bisa menerimanya." tolak saya tegas.

"Mahal???" Diqie tertawa pelan, "Ya ampun! Saya lupa kalo kamu masih mahasiswa. Hahaha.. Tidak apa-apa, bu dokter.. Gaji saya bahkan masih bersisa banyak setelah membeli baju itu." canda lelaki tampan itu.

Diqie. Nama yang menghiasi hidup saya 3 tahun terakhir ini. Sejak dia menginjakkan kaki nya di kota ini, sejak itu pula dia masuk ke dalam kehidupan saya. Tidak seperti laki-laki lainnya yang dengan mudah mengutarakan perasaannya kepada saya. Diqie justru menarik ulur perhatiannya bagai layang-layang. Terkadang dia manis sekali. Tapi setelah itu dia bisa menghilang berbulan-bulan tanpa kabar untuk kemudian hadir kembali dalam kehidupan saya. Dan hingga saat inipun saya tidak tau, apakah dia memiliki perasaan khusus untuk saya.

Beberapa orang yang melihat kami, akan selalu menilai bahwa kami memiliki hubungan khusus. Bahkan di kantor Diqie sudah beredar kabar bahwa saya berpacaran dengannya. Diqie pun tidak mengklarifikasi kebenaran kabar itu dengan rekan-rekan kerjanya yang lain. Saya sendiri seperti biasa, cuek! Lah, bodo amat! Who cares?! Saya tidak pernah peduli dengan kabar yang beredar saya pacaran dengan A, B, atau C. Saya malas sekali untuk meluruskannya, hingga akhirnya saya dicap Playgirl. Padahal, tak ada satupun dari laki-laki itu yang benar-benar berkomitmen menjalin hubungan serius dengan saya.

ShanarqieWhere stories live. Discover now