Flash Back

4K 164 4
                                    

Saya berjalan keluar dari ballroom dengan cepat. Tidak ada yang bisa saya katakan lagi. Bahkan makian pun tidak ingin saya keluarkan. Saya berada di puncak tertinggi amarah saya. Harga diri saya terluka. Pantang bagi saya mengambil gebetan orang, apalagi pacar orang! Saya tidak pernah sudi menjadi perusak hubungan orang lain. Dan Arqie, membuat Saya secara tidak langsung merusak hubungannya dengan pacarnya. Jikalau dari awal saya tau dia punya pacar, tidak akan pernah saya ladeni chat ataupun telponnya. Tapi dari awal memang saya dibohongi. Saya diberi tau oleh Yuan bahwa dia baru saja putus dari pacarnya. Dan apa yang terjadi sekarang? Ternyata mereka masih berhubungan!

Kalau saya boleh meminjam istilah dari film AADC 2, yang Arqie lakukan ke saya itu, JAHAT!

Arqie berlari mengejar saya, meminta waktu untuk menjelaskan. Memohon kesempatan. Tapi saya tidak peduli. Saya hanya diam dan tidak memberi tanggapan apapun.

Arqie akhirnya menarik tangan saya. Langkah saya pun terhenti.

"Please.." ujar Arqie.

Saya menghentakkan tangan saya hingga terlepas dari genggamannya dan menatap Arqie nyalang,

"You think it's easy right?! And after all of this shit, How could you say you'll be mine? And one thing you should know, I'm not the one you were meant to find!!!!" Ujar saya pada Arqie lalu kembali pergi meninggalkannya.

Arqie segera menarik tangan saya lagi sebelum saya sempat melangkah jauh. Langkah Saya lagi-lagi terhenti.

"Shana please, paling tidak, biarkan saya mengantar kamu pulang. Saya meminta izin dengan orang tua kamu untuk membawa kamu kesini. Saya tidak mungkin membiarkan kamu pulang dengan orang lain apalagi pulang sendirian menggunakan taksi. Laki-laki macam apa yang membawa anak gadis orang pergi dan membiarkannya pulang malam sendirian? Tolong saya untuk menjaga kehormatan saya sebagai laki-laki di mata orang tua kamu, Shana. Please.. I beg you.." pinta Arqie memelas.

Saya menghentakkan tangan untuk yang kedua kalinya. Sayang kali ini cengkeraman Arqie lebih kuat. Dia bahkan bergerak pun tidak dari tempatnya berdiri.

Saya kemudian mencoba berakting meringis,
"Aahh, sakit.." rintih Saya sambil melihat pergelangan tangan Saya.

Akting saya berhasil. Arqie refleks melepaskan cengkeramannya dari tangan saya dan langsung memohon maaf.

"Maaf... maaf... Saya tidak bermaksud menyakiti kamu. Saya tidak tau harus bagaimana lagi agar kamu mau berhenti. Saya benar-benar khawatir kalo kamu pulang sendirian dengan taksi.

Atau kalo kamu memang tidak percaya dengan saya, kamu bisa pulang dengan teman saya, junior saya atau senior saya yang kamu percaya. Saya akan minta tolong mereka untuk mengantar kamu, tapi saya tetap akan mengikuti dari belakang dan mampir ke rumah kamu untuk berpamitan kembali dengan orang tua kamu." jelasnya.

Well, sebenarnya cengkeraman tangan Arqie tadi memang tidaklah sakit sama sekali. Saya hanya berakting untuk menguji Arqie. And the Oscar goes to, ME!! (Yeiiyy). Saya hanya ingin tahu, seberapa sanggup dia 'menyakiti' saya secara fisik. Hal itu saya lakukan untuk menakar kadar keamanan saya jika saya memilih pulang bersama nya. Melihat ekspresinya yang tidak sanggup melihat saya kesakitan, tampaknya Arqie bukan tipe psikopat yang bisa melakukan hal-hal mengerikan seperti di tayangan-tayangan fox crime. Lagipula, saya sudah sedia pepper spray di tas saya yang bisa saya gunakan jika keadaan berbahaya terjadi.

Saya akhirnya setuju untuk diantar pulang oleh Arqie. Saya berjalan ke basement menuju tempat di mana mobilnya terparkir. Arqie membuka kunci mobil menggunakan remote lalu segera membukakan pintu mobil untuk saya.

Arqie lalu berjalan cepat menuju kursi supir. Segera setelah Arqie duduk di balik kemudi, Arqie menghidupkan mesin mobil lalu membuka laci mobilnya mengambil sesuatu. Sebuah barang berbentuk seperti senter.

ShanarqieTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon