7nasihat

26 4 0
                                    

Dia yang menjadi alasan untuk setiap senyum
Yang tak bisa kulukiskan.
Akan menjadi alasan untuk setiap sedih
yang juga tak bisa kubayangkan.

***
Dirumah..

Hari ini aku pulang lebih awal dari sebelumnya. Kalau hari-hari biasanya keluar gerbang jam setengah 4, tapi hari ini jam 3 sudah keluar ditambah lagi aku langsung pulang dan tidak mengikuti rapat larut pramuka. Karena memang tubuhku sangat lemas.

Entahlah, hari ini aku merasa tidak bersemangat. Hari ini seperti hari yang suram bagiku.

Pulang ke rumah langsung ku rebahkan tubuhku di kursi panjang ruang tamu, belum sempat ku ganti pakaianku aku langsung tertidur.

Belum lama kupejamkan mata tak sadar, ada sentuhan lembut yang membangunkanku, ya Ibu.

"Bangun nak sudah maghrib. Sebaiknya langsung mandi dan wudhu, setelah itu sholat"

"Apa Bu? Maghrib? Ah, kenapa Ibu tidak membangunkan diriku sebelumnya. Aku kan belum sholat ashar Bu"

"Ibu kira kamu sudah sholat di sekolah, kan biasanya seperti itu. Lagian tumben kamu nak, pulang sekolah biasanya langsung mandi bersih-bersih, kok ini malahan tidur. Masih pakai baju sekolah, tidurnya diruang tamu pula, nanti kalau ada tamu gimana. Udah ayoo bangun mandi", sambik menarik tanganku.

"Iya ibuku sayang", aku bangun. Entah mengapa kepalaku terasa berat sekali, bayanganku kabur.
Ah, mungkin efek bangun tidur. Ucapku dalam hati.

Aku tak mungkin menunjukan sakit ringan seperti itu kepada orang lain. Termasuk Ibu. Aku tidak ingin merepotkan semuanya. Terlebih jika Ibu tahu, Ibu akan langsung menyuruhku untuk segera keluar dari organisasi yang aku jalankan. Karena beliau menganggap aku kecapean karena itu.

Setelah mandi aku ambil air wudhu.
Aku ambil mukena yang tergantung di depan rumah dan segera ku pakai, tak lupa kugelar sajadahku di lantai ruang tengah.
Sembahyang (sholat) untuk memenuhi kewajiban sekaligus untuk obat penenang hati. Meski terkadang masih ada yang bolong 5 waktuku. Tapi aku berusaha tuk perbaiki.

Setelah selesai sholat ibu menghampiriku..

"Mba.."

"Dalem Bu"

"Ibu boleh tanya sesuatu?"

"Nggih Bu, ya tentu boleh. Mau tanya apa sih Ibuku sayang, tumben serius banget hehe", ucapku sambil kutatap Ibu

"Kenapa akhir-akhir ini, kamu banyak melamun? Apa sebenarnya masalah yang sedang kamu hadapi?"

"Ah Ibu, tidak lah. Mungkin hanya perasaan Ibu saja", ucapku sambil menunduk.

"Nak, Ibu mengerti kamu. Ibu yang melahirkan kamu, Ibu tau sikapmu itu berubah sejak kemarin. Lebih sering melamun, murung, dan bahkan Ibu melihatmu menangis."

"Menangis Bu? Ah, tidak. Masa aku nangis ya ndak lah😂"

"Kamu memang pandai menyembunyikan perasaan sedihmu pada semua orang termasuk teman-temanmu. Tapi tidak dengan Ibu. Apapun yang kamu sembunyikan, Ibu tau itu Nak."

"Hhhhhhhh Buu....", terpaksa aku melemah didepan Ibu.
Aku ceritakan semuanya dari awal aku mengagumi dia sejak SMP, sampai aku menangis karenanya...

...........

..........

...........

...........

...........

"Jika kamu mencintai orang, janganlah berlebihan Nak. Dan jika membenci, janganlah juga berlebiahan. Karena sejatinya, yang berlebihan itu tidak baik. Ketika orang itu membuatmu tersenyum, janganlah merasa bahagia sepenuhnya. Karena suatu saat, dialah yang akan membuat senyum dibibirmu menjadi air mata yang keluar dari matamu.

Jatuh cinta kepada lawan jenis, dari segi jatuh cinta itu sendiri bukanlah aib dan juga bukan dosa. Jatuh cinta adalah hal yang manusiawi dan menjadi naluri yang ada secara alamiah pada setiap manusia normal. Nabi, orang suci, orang shalih, dan ulama mengalami jatuh cinta kepada lawan jenis sebagaimana manusia pada umumnya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ cinta kepada Khadijah dan Aisyah, ibnu Umar cinta yang sangat kepada istrinya, Ibnu Hazm cinta pada wanita yang sampai membuatnya menjadi ulama besar, Sayyid Quthub mencintai wanita namun gagal menikahinya, dll semuanya adalah contoh bagaimana perasaan itu adalah perasaan yang normal, wajar, natural, dan biasa."

"Bu, apakah aku salah mengaguminya?", tanyaku

"Muslimah jatuh cinta? Tak ada yang salah.
Karena muslimah juga manusia.
Bukankah cinta adalah fitrah manusia?

Allah tak pernah mengharamkan cinta. Cinta adalah sebuah rasa yang sudah menjadi fitrah bagi setiap umat manusia. Namun, manusia diperintahkan untuk menjaga agar cinta itu tidak lantas menjerumuskannya pada tindakan yang diharamkan-Nya. Cinta haruslah menjadi media untuk mendekat kepada-Nya. Cinta yang seperti apakah yang sekiranya mampu mendekatkan kita kepada Sang Pemberi Cinta? Sebut saja, cinta dalam diam.

Cinta dalam diam menurut Islam adalah cara mencintai yang dirasa paling tepat ketika diri belum mampu terikat dalam sebuah ikatan suci, yaitu pernikahan. Jika belum mampu mencintai dan dicintai dalam ikatan pernikahan, cinta dalam diam merupakan jawaban atas segala kegalauan hati. Bagaimanakah cara memperjuangkan cinta dalam diam? Apa kamu tau Nak?"

"Dengan cara berdoa padanya Bu, apakah benar?"

"Persoalan tidak akan selesai hanya dengan kita mengatakan, Allah, aku mencintainya. Lantas, apakah yang menjadi bukti bahwa perasaan itu adalah cinta karena Allah? Ya, sebuah perjuangan. Sebuah perjuangan untuk membangun cintalah yang akan kita lakukan setelah rasa bernama cinta itu hadir. Cinta tak semestinya memaksa diri untuk melupakan, tetapi cinta juga tak boleh memaksa diri untuk memiliki. Perasaan cinta haruslah dikelola agar rasa cinta dapat tumbuh ataupun mengkerut sewajarnya. Memantaskan diri merupakan cara untuk mencintai dalam diam"

Kupeluk Ibu dengan erat, air mata pun tak sadar menetes. Aku merasakan ketenangan di pelukannya. Andai aku bisa setegar Ibu, mungkin aku tidak akan menangis di pelukanmu Bu.

"Terimakasih Bu, nasihat yang sangat berharga untukku"

"Sudah Nak, hapus air matamu itu. Bangkit dan ambillah air wudhu, Isya sudah lewat satu jam lalu Nak"

"Baik Bu,😊"











Assalamualaikum..😊

Bagaimana bagian ini?
Apa kalian suka?
Apa kalian tak suka?
Hehe😂

Tentunya, tinggalkan jejak komentar kalian ya..
Jangan lupa dukungannya😂

Wassalamualaikum..😊

قَلْبِيْ مُسْتَقِيْنَ إِلَيكَ [SUDAH TERBIT]َWhere stories live. Discover now