Langkah awal

305 7 0
                                    

"Terima kasih, Magdalena."

Pernah tidak merasakan kesedihan?

Entahlah, aku tak tau harus kusebut apa emosi itu. Anggap saja itu sedih.

Aku akan mulai bercerita, sedikit panjang dari yang kemarin. Tapi tenang, barangkali kamu juga bagian dari cerita itu.

Baik, aku akan mundur beberapa tahun. Entahlah, jangan memintaku lebih spesifik. Mau dua tahun atau bahkan seribu tahun, semuanya terasa cepat begitu aku menengok kebelakang.

Dia temanku. Selama beberapa tahun. Meski begitu, cerita dimana dia jadi bagiannya hanya sedikit karena aku agak payah bergaul. Bukan salah siapa-siapa, bahkan aku sekalipun.

Tentang dia,

Dingin, menyebalkan,

Dialah Magdalena.

Aku tidak mau menjelaskan lebih, tapi justru itu pesonanya. Singkat cerita, di tahun terakhir kuakui bahwa aku menyukainya. Lalu kami mulai sering berbicara. Berbicara tentang segala hal, tentang mimpi, atau bahkan hal sepele. Lalu apa?

Habis, tak ada lagi yang bisa kubicarakan. Membosankan.

Kisahku sudah habis, kupikir begitu.

Naif seperti yang aku bilang di awal. Bagiannya memang sudah habis. Hanya saja, sebanyak aku bernafas, sebanyak itu pula bagian baru selalu ada.

"Penyesalan terlihat indah 5 tahun kedepan. Saat itu, kau akan benar-benar bersyukur akan penyesalan itu sendiri."

Bagaimana?

MonologWhere stories live. Discover now