Petite Abeille

198 50 27
                                    

Hari telah berganti menjadi minggu. Minggu memuai menjadi bulan. Begitu cepat waktu berlalu semenjak Yura kehilangan suami dan orang tua tercintanya. Sudah cukup rasanya ia terus berkubang dalam duka. Satu titik dalam hati menginginkan dirinya yang dulu kembali. Periang, penuh semangat, gemar menebar senyum serta tidak mudah memikirkan suatu hal secara berlebihan.

Memikirkan hal tersebut membuat kepalanya bak tersiram air dingin lantaran tiba-tiba terlintas sebuah ide dalan benaknya. Segera diraih benda kecil yang disebutnya sebagai setan gepeng kemudian mengetikkan sejumlah kata di dalamnya.

"Kakakku yang tampan, siang ini free tak? Mau makan siang bersama? Oh, Yura tidak menerima penolakan! Alamat akan kukirim setelah menjemput Azka dari sekolah. See you."

Send to : Kak Dyodoran, Kak Chandi Badut.

Senyum semringah terpatri sempurna di bibir Yura. Diliriknya sebentar jam dinding kemudian ia beranjak dari tempat duduk.

Rasanya sudah lama sekali ... batin wanita jangkung itu sembari merapikan penampilannya. Tak lama kemudian ia meraih kunci dan melajukan mobilnya menuju sekolah Azka terlebih dahulu sebelum menemui kedua kakaknya.

Berada di sebuah restoran tak membuat Dio dan Chandra anteng menjaga sikap. Mereka sempat berebut tempat duduk yang bersebelahan dengan Azka, sebelum Yura bergegas melerai keduanya. Perempuan satu-satunya tersebut berdiri kemudian menarik Dio untuk duduk di sebelahnya.

"Biar adil, Kak."

Namun saat ia hendak kembali ke tempatnya, wanita itu tidak sengaja menabrak seseorang di belakangnya.

"Maaf, aku tidak sengaja. Akan kuganti makananmu yang terjatuh," ucap Yura spontan saat berbalik dan mendapati seorang gadis berbaju hitam kuning beserta pesanannya terjatuh di lantai.

Gadis cilik yang ditaksir berumur kurang lebih sebelas tahun tersebut hanya menatap tajam ke arah Yura dan pergi tanpa sekatah kata. Benar-benar tanpak seperti lebah kecil yang terbang memutar menebar kebisingan kemudian berlalu.

Siapa dia? Bahkan seorang Chandra yang bibirnya selalu gatal untuk berkomentar pun hanya bisa diam terpaku melihat reaksi bocah cilik misterius tersebut.

Siapa dia? Bahkan seorang Chandra yang bibirnya selalu gatal untuk berkomentar pun hanya bisa diam terpaku melihat reaksi bocah cilik misterius tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐣🐣🐣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐣🐣🐣

Hmm, siapa nih bocah perempuan? Kecil-kecil udah songong. Kupites baru tau rasa ☺ wkwk


RAWS Festival 2019 : They Never KnowWhere stories live. Discover now