Umbrella (Keimin)

340 19 0
                                    

Jiyeon POV

Aku mulai menyusun kertas-kertas putih yang berserakan di atas mejaku saat mendengar bunyi bel. Setelah guru yang mengajar di kelasku keluar, aku langsung memasukkan kertas-kertas yang sudah ku susun ke dalam tas. Aku ingin cepat pulang lalu membuat lanjutan novelku. Sekedar informasi, aku sangat suka menulis apalagi saat aku membayangkan karakter yang ada di ceritaku, itu membuatku seperti masuk kedalam novel itu.

Mataku menatap keluar jendela. Aku langsung mengehela nafas, sepertinya aku tidak bisa segera pulang. Hujan sangat lebat di luar dan sayangnya aku lupa membawa payung. Karena ku kira hari ini akan menjadi hari yang sangat cerah tapi nyatanya malah kebalikannya. Seharusnya aku mendengarkan ucapan mamaku, 'selalu sediakan payung di dalam tas'.

Aku memutuskan untuk menunggu di depan lobi saja, sekalian mencari inspirasi untuk ceritaku. Saat aku sudah sampai disana, aku bisa melihat jalanan yang sudah sangat basah, air hujan yang turun dan juga siswa-siswi yang sedang menunggu di lobi sambil bercengkrama dengan temannya.

Hanya aku yang memberanikan diri untuk berdiri di luar - tapi tetap terlindungi oleh atap. Dingin. Itulah yang pertama kali aku rasakan saat kakiku sudah melangkah ke luar. Aku sangat menyukai hujan, karena saat hujanlah aku bisa menenangkan diriku dari kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginanku.

Satu persatu murid mulai menghilang karena sudah di jemput, entah itu orangtuanya, keluarganya ataupun pacarnya. Sedangkan aku hanya bisa menunggu hujan reda. Tidak akan ada yang menjemputku, orangtuaku sibuk dengan toko mereka, kakakku pasti sekarang masih di kantornya, dan pacar, aku sama sekali tidak mempunyai pacar, punya pengalaman romantispun tidak.

Tidak adakah pangeran tampan yang mau menjemputku  atau tiba-tiba muncul di hadapanku lalu memberikan payungnya padaku. Ah, aku kembali mengkhayalkan sesuatu yang tidak mungkin.

Hujan sudah mulai sedikit reda, tapi tetap saja aku masih belum bisa pulang. Walaupun sudah tidak selebat yang tadi tapi tetap saja bisa membuat seluruh tubuhku basah kuyup.  Sekarang hanya tinggal aku seorang disini. Hari juga sudah semakin gelap. Ku lihat jam yang melingkar di tanganku, ternyata sudah jam 5 itu artinya aku sudah berdiri 3 jam disini. Pantas saja kakiku terasa pegal. Ingin ku menunggu di dalam, tapi sepertinya sudah terlambat. Karena pintu sudah terkunci, aku lupa, bukannya aku ada menyapa penjaga sekolahnya saat dia mengunci pintu.

Dasar Kim Jiyeon, kemana otakmu sampai kau pelupa seperti itu. Batinku.

Aku mengedarkan pandanganku. Perasaan takut mulai menghantuiku. Aku seorang gadis, sendirian di tempat yang sepi. Nanti yang ada aku malah di culik jika aku terus berdiri di sini. Haruskah aku menerobos hujan saja? Tapi sayang buku ku, nanti basah dan juga saat ini aku memakai seragam bewarna putih.

"Bagaimana ini? " gumamku sambil menggigit kuku jariku.

Tidak sengaja, mataku menatap ke sebuah payung yang bersender ke dinding. Sejak kapan ada payung disana? Akupun berjalan mendekati payung bewarna abu-abu itu. Aku kembali melihat sekeliling siapa tahu masih ada orang disini dan payung ini miliknya. Tapi nyatanya tidak ada seorangpun. Benar-benar kosong.

"Payung, aku pinjam sebentar ya, pemilikmu tidak ada disinikan? Tenang saja, besok aku akan mengembalikanmu ke pemilikmu." ucapku pada payung itu sambil tersenyum seperti orang gila.

Untunglah ada payung ini. Saat aku baru saja melewati gerbang, aku melihat sebuah mobil mewah yang terparkir tidak jauh dariku. Sekitar satu meter dari jarakku sekarang. Aku mulai berjalan cepat karena takut jika mungkin saja orang yang ada di dalam sana ingin berniat jahat padaku.

**
Aku duduk di kursiku lalu meletakkan payung yang kemarin di samping mejaku. Aku merebahkan kepalaku ke atas meja. Aku sangat mengantuk, semalaman aku mengerjakan tugas lalu membuat cerita. Sampai jam 1 malam.

Korean Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang