5. SIAPA DI HATIMU?

1.8K 217 50
                                    

Setiap manusia, punya rahasia. Itu kenapa, hidup sering memberi kita kejutan.

Ba’da maghrib waktu Jakarta. Purnama bersinar cerah di ujung timur langit malam. Bintang bertaburan di sisi barat. Angin berhembus sepoi—sepoi dari arah lautan di utara. Itu malam yang cerah di angkasa, secerah hati Veranda yang telah merampungkan tugas kampusnya.

Assalamualaikum.”

Waalaikumsalam.”

Setibanya di rumah Veranda langsung disambut oleh kedua orang tuanya baru berjalan menuruni undakkan tangga.

Sayang, kamu sudah pulang.” tanya Mami Lilis.

Wanita berhijab itu memakai busana panjang serba tertutup berwarna hijau dengan motif bunga—bunga.  Beliau masih terlihat cantik meski sudah menginjak usia empat puluh tahun.

Iya Mih, lagi banyak tugas.”

Veranda menyalami tangan kedua orang tuanya. Dia meletakkan tas sekolahnya di atas kursi ruang tengah.

Yasudah, ayo kita ke meja makan. Mamah sudah masakin menu ke kesukaan kalian. Yuk Pih!

Papi Risal mengandeng Mami Lilis ke meja makan. Veranda hanya tersenyum dan mengangguk mengikuti jejak kaki kedua orang tuanya.

Glek!

Veranda menelan air liur melihat hidangan yang tersaji di meja makan. Bebek goreng berwarna coklat keemasan itu diselimuti oleh sambal terasi goreng yang berminyak, berwarna merah mengilat.

Biji cabai terserak di sekeliling piring dan terlihat besar—besar, seolah siap membuat lidah Veranda membengkak kepedasan. Seketika keringat dingin menganak di dahinya.

Makan malam itu berlangsung ceria. Mereka mengobrol ringan sembari menikmati hidangan pemikat selera yang tersaji di atas meja. Risal duduk di kursi makan paling ujung, sementara Veranda dan ibunya duduk di kursi sebelah kiri Risal.

Ohiya Pih, Keynal kemana kok nggak turun?

Adik kamu, belum pulang,” jawab Risal seraya memasukan sesedok nasi dan potongan daging bebek kecil ke dalam mulutnya.

Udah malam begini? Manik Veranda tak sengaja melirik arloji putih yang melingkar indah di tangan kanannya.

Mungkin masih ada kegiatan tambahan, Ve,” suara Mami Lilis sangatlah merdu.

“Pasti Keynal lagi nongkrong sama teman—temannya yang badung itu.” Risal berucap dengan nada tinggi.

Dia angat marah. Rahangnya mengeras, matanya merah dan menatap tajam, bibirnya mengatup rapat. Dengan tangan kiri mengepal kuat di atas meja makan.

Papih yakin Keynal sama temen—temennya, mungkin Keynal lagi di rumah Naomi.”

Risal langsung menoleh ke arah putrinya. Apa maksud kamu Veranda?

Veranda memundurkan tubuhnya dia langsung tersedak setelah mendengar suara keras sang ayah. Ibunya langsung menepuk—nepuk pelan punggung putrinya.

Risal memang tidak suka jika nama gadis itu disebut. Risal sangat membenci Naomi dengan satu alasan. Veranda meneguk segala air putih segar yang ada di dekatnya.

Veranda tidak berniat untuk mengatakan hal itu barusan, sebab dia tahu itu hanya akan memancing kemarahan ayahnya. Ayahnya akan langsung memarahi Keynal dan Keynal akan semakin menjauhi Veranda.

Better With You [VENAL]Onde histórias criam vida. Descubra agora