8. LOVE ME YA

2.5K 230 65
                                    

Veranda POV

Keynal sudah mendekatkan bibirnya. Sebelum aku bisa mengendalikan diri. Dia menutup mata. Menjangkau leherku, memupus jarak dengan berani. Keynal memangut bibirku. Awalnya lembut, sebelum akhirnya dia membebaskan pengendalian diri yang mengekang. Dan mengambil semua yang bisa dia dapatkan.

Ya Tuhan ...

Aku merasakan sensasi yang ditimbulkan olehnya.

Ciuman Keynal hangat dan memabukkan. Berbanding terbalik dengan wajah dingin yang tersemat begitu nyata padanya. Seperti morfin membuatku ketagihan Ketika aku mengulurkan tangan untuk mendekap punggungnya, dia lantas luruh.

Erangannya tak lagi bisa ditahan, dan aku memajukan tubuhku guna melenyapkan jarak diantara kita. Membalas ciuman itu dengan menggebu. Tahu apa yang aku inginkan. Jadi kukalungkan lenganku, lalu naik ke pangkuannya. Bergerak sesuai yang aku mau.

Aku merasakan lidahnya membelai lidahku. Elusan provokatifku di bahu sampai lengannya cukup membuat Keynal kewalahan. Apalagi, saat aku membuka kedua pahaku yang terbalut jins. Lalu menggesek pada kulitnya yang tak terlindungi apa pun, Keynal langsung lupa daratan.

Liat paus kecilku, sekarang aku mendapatkanmu.

Dari gerak tubuhnya seolah berkata dia ingin berhenti, sebelum dia lupa diri. Tapi salahnya, sendiri. tubuhnya justru tak berhenti bergerak. Tangannya yang semula hanya mendekapku, kini telah bergerilya.

Aku tak henti menggoda Keynal.

Belaian tangannya yang semula berada di lengan, kini aku rasa telah merambat ke punggung. Lalu turun lagi semakin ke bawah, menangkup bokongnya. Keynal sampai harus melepaskan ciuman kami. Tapi aku malah meremasnya kuat.

Oh, Shit!!

Dengan tangan bergetar tak sabar, Keynal menarik ujung kaus yang aku gunakan ke atas. Ciuman kami yang sempat terlepas. Kini dia sambung dengan menurunkan hidungnya, di antara ceruk leherku yang menggoda.

Berlanjut menyusuri sepanjang bahu. Dia kecup lama bagian itu, hingga kemerahan meninggalkan tanda yang membuatnya puas. Aku tahu, ini bukan dirinya. Namun aku tak perduli, selama kami bisa seperti ini.

Pertahanan yang biasanya selalu dia agungkan, tak lagi berkutik. ketika gelora telah menari—nari. Aku yakin Keynal akan menyesal bila dia terus melanjutkan kegiatan ini. Tetapi desah menyenangkan dari bibir ini, membuatnya menyerah.

Tangannya membelai ke belakang, mencari pengait bra. Agar tak lagi ada penghalang yang bisa menahan matanya. Melihat keelokan yang tersimpan di dalam tubuhku. Keynal berdecak saat dia tahu ternyata tak gampang membuka pengait tersebut.

Jadi aku yang harus membuka pengaitnya, dan meluruhkan penyanggah dadaku ke bawah. Mempertontonkan apa yang tersimpan di sana dengan bangga. Aku merintih kala jemari panjangnya mulai meraba.

Ugh! Yeah!

Aku menyukainya. Dia Menyambar bibirku tak sabar. Lalu Keynal mendorong tubuhku hingga telentang di atas ranjang. Dia merangkak naik di atasku.

Wait! Ini gila.

Apa yang akan dia lakukan sekarang?

Aku ingin dia menyelinap ke dalam tubuhku, dan membuatku menjeritkan namanya keras—keras. Lalu kami berdua akan kelelahan, terengah puas. Sebelum kembali mengulang aktivitas serupa, dengan gelora yang kian membara.

Sial! Rasanya menggiurkan.

Namun, di detik-detik yang sangat krusial itu, secercah kewarasan menyadarkanku. Membuatku mematung dan menggantung di udara.

Better With You [VENAL]Where stories live. Discover now