11. CREEPYPASTA

1.2K 213 62
                                    

Kamu pegang hp di tangan kanan,

lagi rebahan,

kaki kanan ada diatas kaki kiri atau sebaliknya,

pasti kamu baca ini di dalem hati.

Okay lanjut!

○●○●

Selasa siang, Veranda baru selesai dengan mata kuliah umumnya, dia beranjak ke luar kelas. Veranda akan memilih taman, mungkin perpustakaan, laboratorium, atau haruskah dia ke kafé?

Dia berhenti di salah satu taman fakultas, di seberangnya adalah fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam. Sementara di samping kirinya ialah jurusan ilmu astronomi, menyembul bersisian dengan jurusan matematika terapan.

Veranda melangkah dari stagnasinya, bergegas mendekati jurusan itu. Dan di sana dia melihat seorang lelaki yang tengah berjalan ke arahnya. Rambut cokelat dengan jaket denim yang sudah mulai pudar.

Bahunya ditepuk, ketika Veranda menoleh segaris netra datar menatapnya.  Sebuah tangan terulur, laki—laki itu memberikan dua batang coklat.

Farish, lo kok ada di sini.” Mulut Veranda terbuka, matanya membesar dengan alis terangkat naik.

Ya, kemarin aku lupa kasih tau kamu, mulai sekarang aku udah resmi jadi mahasiswa baru di kampus ini.”

Ini terimalah.” Veranda pun menerima coklat tersebut dengan senang hati.

Dari kejauhan laki—laki lain memanggilnya. Oi, Ve!

Fandi,” gumam Veranda nyaris tak terdengar.

Gue cari ke kelas, lo malah ada di mari.” Fandi mengusap dada, tampak mengatur napas lelah sehabis berlari.

Sorry! Eee, Fan, kenalin ini Farish, teman gue dari kampung.”

Hai, Saya Farish.” Laki—laki itu menjulurkan tangan untuk berjabat sapa.

Fandi tersenyum sembari menyebut namanya. Gue Fandi, lo pasti orang sunda kan?

Farish menghentikan senyum ramahnya. Alis hitamnya mengerut tak paham dan ia sudah siap membuka mulut untuk kembali berujar, “benar, kamu, tau dari mana?”

Keliatan kok, dari muka lo.”

Satu sisi bibirnya mengangkat lebih tinggi Fandi terkekeh, membuat si cantik Veranda mendelik ke arahnya.

Biar enak ngobrolnya, gimana kalo kita ke kafé depan. Gue dengar, di sana ada menu baru.” Fandi memberi usul. Setelah disepakati, ketiganya pun bergerak menuju kafé terdekat.

○●○●

Keynal menautkan diri pada kejap—kejap bosan dan uap—uap malas sepanjang perjalanan. Dia duduk tak jauh dari Veranda. Memilih menatap ponsel sepanjang perjalanan, atau tertidur tanpa memikirkan kehidupan sekitar.

Kedua kakak beradik itu tak memiliki firasat apapun. Perjalanan awalnya berjalan mulus sesuai dengan apa yang diharapkan.

Saat Keynal membuka mata, laskap hijau pepohonan di tepian jalan menghujaninya bagai magis. Keynal melihat takjub panrama alam yang tersuguh. Dataran belantara, padang rumput yang luas tersaji tampak hijau membentang sejauh mata memandang.

Better With You [VENAL]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin