Tenang....

14 0 0
                                    

Ada hujan dengan bintang. Yang bersembunyi di antara keramaian. Ada kilau di antara gelap. Mencuat dari lubang-lubang mini. Semenjak itu, aku terpana. Oleh lukis demi lukis yang menghiasi ruang dan waktu. Berabad ia bertengger, tak tahu apa alasannya.

Maka rasa adalah sebagian pilu. Sisanya adalah nikmat yang diduga maupun tidak. Ada kalanya, langkah terikat berutas-utas tali yang kamu genggam sendiri. Kamu lupa akan kebebasan yang telah dianugerahkan padamu. Atau kadang, kau melintasi jalan yang bukan jalamu. Kamu terlalu menunduk, menurutku. Baiknya, lihatlah sekeliling.

Simpang siur jiwamu. Merayapi segala tebing dengan segala tingkat curamnya. Namun ada yang putus asa. Hanya karena kamu kehilangan sebelah sepatumu. Bukankah Tuhan tidak menciptakanmu dengan sepatumu pula?

Segenggam sepi, kau telan sendiri. Meletupkan ruanganmu yang paling dalam. Membakar, sebelum kamu mencari pasir yang menunggu giliran. Kamu menggeliat di ruangan tanpa pintu buatanmu sendiri. Kamu berkobar, kamu terang, namun hancur tak lama.

Masih ada hasrat yang bisa kamu raba. Masih ada hangat yang bisa kamu berselimut di dalamnya. Mereka tak datang sendiri, meski mereka datang dan pergi.

Mereka ada di suatu tempat yang bisa kau gapai tanpa berdiri terlebih dahulu. Mereka jauh pikirmu. Nyatanya, mereka adalah dirimu.

Ialah bangunmu.

Ledakan di PenjaraWhere stories live. Discover now