19. LUKA BARU

14 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

19. LUKA BARU

Satu bulan ini Nuala menarik diri dari Rey. Ia sengaja menjauh untuk memantapkan diri keputusan apa yang harus ia pilih mengenai hubungannya dengan Rey untuk kedepannya.

Selama menarik diri pun Nuala jarang bertemu Rey di sekolah, karena laki-laki itu disibukkan dengan turnamen, alhasil jarang terlihat di sekolah.

Hal itu membuat Nuala dengan mudah menjalani hari-harinya yang tenang ini untuk berpikir matang-matang. Ia sedang membiasakan diri tanpa kehadiran Rey di hidupnya. Ia ingin lepas dari Rey.

"Fokus amat gue lihat-lihat," celetuk Reno mengisi bangku yang kosong di samping Nuala yang sedang menyusun moodboard untuk mendekorasi kamarnya.

"Makasih, Ren," ucap Nuala mendapat milkshake taro dari Reno.

"Yoi," balas laki-laki itu dan menilik layar ponsel Nuala. "Lo mau ngapain, Al, bikin moodboard begitu?"

"Dekor ulang kamar. Pengin cari suasana baru," jawab Nuala apa adanya

Reno menganggukkan kepalanya dan mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Firna. Di mana ada Nuala, seharusnya ada Firna juga. Akan tetapi, Firna tidak kelihatan batang hidungnya.

"Firna ke mana dah?"

"Dia di kelas ngerjain PR," jawab Nuala. "Lo tumben nyariin Firna, kangen ya?" godanya.

"Enak aja! Masa nyariin sahabat sendiri nggak boleh?"

Nuala terkekeh pelan. "Iyaaa, Ren. Gue cuma becanda, jangan serius-serius lah."

"Gue lagi mode serius nih. Selama Zio di luar kota, lo tuh harus di bawah pengawasan gue, Al. Ini dua mata gue harus ngawasin lo buat dilaporin ke Zio," ucap Reno sembari melebarkan matanya.

"Oh pantes Zio awal-awal pergi ke luar kota itu bilang ke gue kalo dia punya mata-mata, ternyata lo?" Nuala menunjuk Reno menggunakan jari telunjuknya.

"Iyalah, siapa lagi kalo bukan gue?"

Nuala berdecak pelan. "Dikasih apa lo sama Zio mau aja diminta jadi mata-mata gue?"

"Zio nggak janjiin atau ngasih gue imbalan apa-apa. Denger ya, Al, lo itu sahabat gue. Dengan senang hati gue jagain lo dan ini berlaku juga buat Firna," kata Reno membuat Nuala merasa terharu. Beneran terharu bukan tipu-tipu.

"Lo kenapa baik banget sih?" Nuala memandang Reno dengan mata yang berbinar.

"Stelan pabrik sih, Al. Gue mah baik dari sononya," sahut Reno langsung mengubah raut wajah Nuala menjadi kesal.

"Iya deh iya, kurang-kurangin narsisnya!" cibir Nuala.

Reno tertawa renyah membuat Nuala ikut tertawa. Mereka berdua memang selalu nyambung kalau berbicara. Mungkin karena sudah bersahabat lama dan hampir setiap hari juga bertemu di Kopi Tujuh Belas sebagai teman satu shift.

"Ngomong-ngomong gue ke sini selain anter titipan lo itu," ucap Reno sembari menunjuk milkshake taro yang sedang diseruput oleh Nuala. "Gue juga mau tanya sesuatu sama lo. Sebelumnya maaf kalo gue kepo banget ya," sambungnya

Nuala berdeham pelan dan menunggu Reno kembali bersuara.

"Gue kenapa nggak pernah lihat lo sama Rey lagi? Selama turnamen ini juga lo belum nonton Rey kan?" tanya Reno.

"Rey kan jarang masuk sekolah. Tiap tim SMA Mahanta tanding gue juga sibuk nge-shift sama lo di Kopi Tujuh Belas," jawab Nuala jujur meskipun ada alasan lain yang melatarbelakangi hal itu.

520 MEANINGSWhere stories live. Discover now