LH - 02

100K 7.2K 2.7K
                                    

Hai!

Semoga cerita ini bisa sampai 1 juta bahkan lebih, seperti cerita cerita sebelumnya yang mencapai 7 juta.. aamiin ya Allah aamiin..

Aku ngetik sambil ngantuk ngantuk.. maaf kalo ada typo. Tolong tandain ya 😭🙏🏻🙏🏻

Part ini 2.5K vote dan 2K komen yak! Makasih

"Gaby, kenal yang namanya kak Roman, nggak?"  Naraca bertanya di tengah keheningan ruang tamunya yang berisi Serana, Gaby dan Jinaya yang merupakan sahabat dekatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gaby, kenal yang namanya kak Roman, nggak?" Naraca bertanya di tengah keheningan ruang tamunya yang berisi Serana, Gaby dan Jinaya yang merupakan sahabat dekatnya.

Semua mata sontak tertuju pada Naraca. Serana sudah melotot lebar pada Naraca, "lo berulah apa lagi? Gue bukannya udah bilang? Jangan kepo atau ingin tau tentang Kak Roman."

Naraca terdiam sejenak, kepalanya sibuk mengatur kalimat untuk memperjelas pada sahabat sahabatnya tentang apa yang terjadi padanya beberapa hari yang lalu.

"Anu.. jadi gini, kemarin itu nggak sengaja banget— denger ya, nggak sengaja, aku nabrak dada Kak Roman—"

"Mampus!" Serana memotong ucapan Naraca.

Gaby— sahabat Naraca yang terkenal pendiam itu bahkan sampai membelalak mendengar ucapan Naraca.

"Ca?" Gaby melirik pada Serana, "lo nggak peringatin dia, Ser?"

Serana mengangguk. "Udah. Udah gue bilangin."

Jinaya menimbrung setelah sekian lama terdiam, "bentar, ini Roman Roman yang rumornya dia vampir itu bukan sih?"

Serana dan Gaby sama sama mengangguk. Setelah Jinaya mendapat kepastian Roman siapa yang di maksud oleh Naraca, kedua mata Jinaya melotot lebar.

"Ca! Mulai sekarang, kalau lo ketemu dia, lo harus lari!" Peringat Jinaya dengan suara panik.

Naraca begitu heran dengan reaksi dari sahabat sahabatnya ini. Ya emang kenapa sih? Dia sudah melihat wajah Roman, dan dia manusia kok. Bukan vampir.

"Bukan gitu wahai teman teman ku.. Kak Roman ini tuh nggak kayak yang kalian pikir." Secara tak langsung Naraca terlihat seperti sedang membela Roman.

"Ca? Gue peringatin lagi kalau lo lupa. Kasus hilangnya salah satu mahasiswa baru perempuan di kampus kita, itu ada kaitannya sama Kak Roman. Kita nggak mau lo kenapa napa. Paham?" Serana berujar tegas pada Naraca.

Naraca tak bisa berkutik. Dia terdiam, berperang dengan pemikirannya sendiri yang berkata bahwa Roman tidak seperti apa yang di rumorkan.

Naraca bisa melihat gurat kesepian dari kedua bola mata Roman saat dia menatap mata pria itu.

Naraca membuang nafas. Otaknya sedang merencanakan sebuah rencana gila yang akan ia realisasikan sendirian untuk membuktikan kepada semua orang bahwa Kak Roman bukanlah sosok jahat dan mengerikan seperti rumor yang beredar di kalangan mahasiswa. Dan tentu saja tanpa memberi tau seorang pun.

Love HateWhere stories live. Discover now