LH - 05

87.9K 6.4K 3.5K
                                    

Maaf gak update kemarin.. Part ini target gabanyak deh.. hehe

2.3K vote dan 3K komen aja ya!! Makasihh

Ramaikan tiap paragraf ya! Xixixi met baca!

Jangan lupa follow ig! Penting soalnya! Hehe @aloisiatherin

Jangan lupa follow ig! Penting soalnya! Hehe @aloisiatherin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naraca tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Gadis itu akan membuat sebuah rencana untuk menahan Roman pergi begitu saja dari dalam apartemennya. Naraca melirik pada tumpukan papan kayu di ujung ruangannya. Roman baru saja turun dari atas kursi yang menjadi alat bantunya untuk memasang lampu di kamar Naraca, dan juga ruang tengah unit apartemen Naraca.

Roman mendorong kursi itu kembali ke tempatnya, dia sudah bersiap untuk keluar dari dalam apartemen Naraca, namun gadis itu tiba-tiba saja menahan ujung bajunya, mencengkram dengan kuat, sampai sampai Roman tidak dapat bergerak.

Sungguh, Roman berusaha untuk tidak peduli, dia bahkan sudah hampir mengerahkan seluruh tenaga untuk kabur dari gadis yang menatapnya dengan tatapan memelas.

"Lepas," perintah Roman.

Naraca yang lugu itu menggelengkan kepalanya, enggan melepas cekalan tangannya dari ujung baju Roman.

Roman menghela nafas panjang, dia berusaha membuat Naraca untuk lengah, dan setelah ia merasa Naraca sudah cukup lengah, Roman langsung berlari menuju pintu, namun sialnya, Naraca berlari tak kalah cepat dan langsung bergerak gesit untuk menendang kaki Roman, membuat Roman terngjukal ke depan.

BUGH!

"Shit." Umpat Roman, saat dadanya menghantam lantai sampai menimbulkan bunyi debum yang begitu renyah di telinganya. "Sial." Umpatnya lagi, sambil pria itu mendudukkan tubuhnya.

"Kakk?! Astaga, sorry aku nggak berniat bikin kak Roman jatuh." Tutur Naraca. Untuk ini ia serius, dia tidak berniat membuat Roman terjembab ke depan, dia hanya ingin menghadang Roman agar tidak kabur dari dalam apartemennya, tapi kalau sampai Roman jatuh, ya itu di luar kuasanya.

Berarti Tuhan mengizinkan Roman untuk tetap tinggal di dalam apartemennya.

Naraca berjongkok, dia menatap Roman yang memegangi dadanya sembari meringis nyeri, "kak, sakit ya?" Dengan lancangnya Naraca menyentuh dada Roman.

Roman sontak menepis tangan Naraca dan langsung memundurkan tubuhnya dari jangkauan Naraca. Astaga, Roman benar benar kaget. Sangat kaget. Bar bar sekali gadis di depannya ini?!

"Saya nggak suka disentuh." Peringat Roman dengan tegas.

Dahi Naraca berkerut, "aku pegang bajunya kak Roman? Bukan tubuhnya?" Naraca masih berusaha mengelak. Dia hanya menyentuh baju Roman kok, kalau udah nyentuh tubuh Naraca jelas nggak berani.

Love HateWhere stories live. Discover now