LH - 10

78.4K 5.5K 3.9K
                                    

Gais, aku dapet tiket TDS 3 kategori Dream C 🥹 alhamdulillah masyallah.. aku buka give away buat 11 pemenang ya.. bisa cek ig ku, @aloisiatherin

WOW KALIAN RAME SEKALI KEMARIN! Aku semangat! 😍😻 kalo target tembus ayo serbu aku! Biar ak inget update 😂

Part ini tetap 2.5 Vote dan 3K komen ya! MANGAT! Aku yakin kalian bisa

Naraca dengan serius membaca dokumen yang diserahkan olehKhaezar padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Naraca dengan serius membaca dokumen yang diserahkan olehKhaezar padanya. Dokumen yang berisikan profil data diri dari pria bernama Mahawira Denhaag.

Naraca membolak balik lembaran itu dengan cepat, seolah sedang terpikirkan sesuatu, namun entah mengapa dia sendiri juga bingung apa yang sedang dia pikirkan.

"Kayak nggak asing?" Gumam Naraca setelah selesai membaca berkas itu.

Mahawira Denhaag. Usia tetapnya belum di ketahui, namun berdasarkan informasi, usia di angka tiga puluh tahun. Informasi dirinya sangat minim, membuat Naraca kesusahan.

Naraca, harus menggoda pria itu di malam pesta topeng nanti. Lalu menjebak pria itu untuk sebuah misinya.

"Mahawira Denhaag. Gue kayak nggak asing, tapi apa?" Gumam Naraca. Pening sekali kepalanya memikirkan ini.

"Punya bisnis kelab malam, kasino, dan pewaris utama keluarga Rome." Bibir Naraca bergumam, membaca sebuah informasi penting disana.

Satu sudut bibirnya tertarik, "orang orang gila begini di biarin keliaran." Kekeh Naraca.

"Di duga punya satu pulau berisi wanita simpanan?" Naraca bergidik ngeri ketika pembaca. "Sinting beneran. Hyperseks kah?"

Belum habis Naraca membaca tulisan itu tapi dia langsung melemparnya ke atas meja. Pening menghantam kepalanya. Yang dia baca adalah seorang bandar wanita, bandar judi, bandar alkohol juga. "Manusia macam apa dia?"

"Kayaknya satu keluarga Rome ini nggak ada yang bener? Anak pertamanya si Denhaag kayak orang sinting, si anak ketiga Mahadewa Saka— si Playboy kurang ajar."

Pening Naraca teralihkan dengan sebuah ketukan di pintu unitnya. Naraca segera memberesi berkas berkas itu, ia sembunyikan di bawah sofa yang bagian bawahnya ada sebuah rak penyimpanan.

Setelah menutup kembali rak penyimpanan itu, Naraca segera berlari ke pintu. Saat pintu terbuka, dia menemukan Roman berdiri di depan pintu dengan satu nasi bungkus di tangannya.

"Makan." Ucap Roman dengan begitu datar.

Alis Naraca mengerut, namun sedetik kemudian ekspresinya berubah ceria. Dia membuka pintu lebar lebar, "mau masuk? Kak Roman belum pernah masuk ke apartemen ku."

Love HateWhere stories live. Discover now