4. Kaisar

1.3K 188 42
                                    

Video yang ada di atas, aku rekomendasikan untuk diputar agar kalian mengerti apa yang kuceritakan.

Video yang ada di atas, aku rekomendasikan untuk diputar agar kalian mengerti apa yang kuceritakan

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Menurut Satria, pentas seni yang diselenggarakan kali ini adalah pagelaran bergengsi. Bahkan pemenang pertama lomba band pelajar tingkat SMA akan mendapatkan kesempatan untuk rekaman. Cakep nggak, tuh?

Untuk itu S.O.S juga giat berlatih, bahkan di minggu-minggu terakhir, latihan mereka hampir setiap hari. Kecuali hari Sabtu, Orbit meminta diliburkan.

Bucin tetaplah bucin.

"Memang benar kata orang, kalo udah jatuh cinta, tai kucing pun rasa cokelat," cibir Sabda mengomentari Orbit yang dari tadi ditempeli Qorina. Pacar Orbit itu juga ikut menunggu di belakang panggung saat mereka menunggu giliran.

"Sirik tanda tak mampu. Tak mampu jadinya sirik," bisik Satria.

"Lo ngejek gue?" Sabda menoleh ke sebelahnya sembari mengikat jaket S.O.S di pinggang, menyisakan kaos oblong kebesaran khas Sabda. Memang dari tadi yang bersama dia hanya Satria, pasangan Orbit—Qorina duduk berjarak dari mereka.

"Apaan?! Orang nyanyi juga," bantah Satria. Namun, tangan Sabda sudah mencubiti perutnya bertubi-tubi. "Woy, nyanyi gue! Elah."

Ditepisnya serangan Sabda. Cewek itu cubitannya kayak cabe rawit, kecil tapi pedas. Satria buru-buru meraih ponsel dan mencari sesuatu. "Lo denger nih, ya."

Ponsel yang didekatkan di telinga Sabda memutar sebuah lagu milik BIP. Liriknya sesuai dengan kalimat Satria tadi, Sabda jadi diam tak komentar.

"Makanya jangan dengar lagu bule aja lo. Banyak kok musisi Indonesia yang kualitasnya mantap."

"Iya, bawel." Sabda hanya menjawab pelan. Dia sudah kalah berdebat saat ini. Sabda tahu kok banyak musisi Indonesia yang berkompeten, masalahnya tadi kan dia cuma nggak tahu kalau Satria nyanyi. Gestur cowok itu lebih tepat disebut menghina daripada bernyanyi.

"Kalo gue ngomong panjang dibilang bawel, kalo lo ceramah fine-fine aja."

"Takdirnya cowok kan selalu salah," ejek Sabda. Dia tertawa geli dan langsung menjauh dari Satria, sebelum cowok itu balas dendam. Satria kalau membalas ujung-ujungnya ke ketiak, nggak asyik.

Lagu kedua band yang lagi tampil mulai menuju ke bagian akhir. Sabda dan Satria bersiap membawa alat musik masing-masing. Orbit yang hanya membawa stik, ikut membantu bawakan pedalboard.

Setelah peserta sebelumnya turun, mereka dengan cekatan naik ke panggung, memasang peralatan dan mengetesnya. Sembari semua itu berjalan, Satria menyapa penonton dan memperkenalkan band mereka. Cowok itu juga mengenakan jaket S.O.S tanpa dikancing, memperlihatkan kaos oblongnya.

"Selamat siang semuanya. Kami, S.O.S dari Chaki. Gue Satria, vokalis sekaligus gitaris." Cowok itu melirik ke sebelahnya. "Di bas ada Sabda dan di drum ada Orbit. Untuk lagu pertama, Hysteria dari Muse."

SABDA [Moving]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora