6. Kebahagiaan

1.2K 172 44
                                    

Sebenarnya apa sih definisi kebahagiaan sampai-sampai banyak Filsuf Yunani menganggap kebahagiaan adalah tujuan dari semua perbuatan manusia? Menurut buku yang dibaca Sabda mengenai Eudaimonisme, kebahagiaan itu bukan cuma terbatas sama perasaan s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya apa sih definisi kebahagiaan sampai-sampai banyak Filsuf Yunani menganggap kebahagiaan adalah tujuan dari semua perbuatan manusia? Menurut buku yang dibaca Sabda mengenai Eudaimonisme, kebahagiaan itu bukan cuma terbatas sama perasaan senang atau gembira saja tetapi sesuatu yang lengkap dengan merambah di semua aspek.

Plato pernah menggambarkan sebuah tokoh fiksi bernama Gorgias sebagai gambaran masyarakat kala itu. Gorgias berpendapat kalau kebahagiaan seseorang terletak pada kemampuannya untuk mewujudkan apa yang ia inginkan, apa pun bentuknya. Kebahagiaan didapat dari apa saja yang kita inginkan dan berhasil diraih dengan perjuangan. Jadi, manusia perlu menggunakan semua kekuatan akal maupun fisiknya untuk mencapai setiap keinginan yang dimilikinya, karena di dalam pencapaian keinginan itulah terletak kebahagiaan.

Sabda menandai bacaannya dan meletakkan buku pemberian Satria yang tebalnya bisa membuat kucing terkapar dalam sekali lempar. Ini yang bikin dia pusing membaca buku filsafat, isinya berat mengalahkan beban hidup. Tak urung membuat Sabda berpikir, jika kebahagiaan adalah sesuatu yang lengkap, berarti dia belum mencapai itu.

Sabda memang memiliki keluarga yang perhatian, sahabat yang baik, tetapi dia belum memiliki pacar, belum meraih nilai sempurna, baru mendapatkan satu piala basis terbaik saja, juga belum tinggi, belum merasa dirinya cantik. Ada banyak lagi keinginan yang belum dicapainya. Pantas saja ada yang kurang, dia belum melengkapi keinginannya.

Kebahagiaan terletak dari pencapaian keinginan.

Itu membuat Sabda merenung cukup lama, memandangi langit yang dihiasi awan bergumpal-gumpal sambil memetik bas. Enam belas tahun hidup, dia hanya menjalani sesukanya saja. Sebentar lagi umurnya bertambah menjadi tujuh belas tahun, sudah seharusnya Sabda memiliki arah tujuan.

Pemikiran itu membuat ponsel yang berkedip dari tadi dihiraukannya. Dia tahu ada pesan dari Kaisar. Cowok itu intens mengiriminya pesan. Setiap hari selalu ada saja sapaan darinya dan mereka terlibat pembicaraan, apa pun itu.

Sebagai cewek yang isi ponsel terbatas hanya pesan dari duo ribut Orbit dan Satria juga dari sang mama, tentu saja pesan-pesan Kaisar belakangan membuat harinya lebih ramai. Tidak bisa dibohongi, Sabda senang dengan adanya Kaisar. Tapi Sabda juga merasa ragu, seperti ada sesuatu mengganjal yang dia sendiri nggak bisa jelaskan itu apa.

Tentang kebahagiaan tadi dan tentang Kaisar.

"Tau ah, bodo," gumamnya sambil berguling di kasur setelah menaruh bas. Dia heran sendiri sama otaknya yang sering kali memikirkan hal aneh, seperti berondong jagung yang meletup tiba-tiba dari panci.

Sebenarnya Sabda penasaran dengan Kaisar tetapi informasi tentang cowok itu belum didapatnya. Lemah juga si Satria, nggak biasa-biasanya cari informasi saja selama ini.

Bertepatan Sabda mengejek dalam hati, panggilan dari Satria datang. "Apa?!" jawabnya lugas.

"Astagalofyu. Assalamu'alaikum kek, hai kek, halo kek."

SABDA [Moving]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang