R. [00] Dinner.

327 11 5
                                    


✧─Dinner─✧

Cafetaria kantor tengah ramai oleh karyawan dikarenakan jam makan siang telah tiba, Kayyisa Rheva Shalitta yang sedang asik dengan makan siangnya dikejutkan dengan kedatangan teman berbeda divisi itu dengan cara menepuk bahu Kay dari belakang.

"Kebiasaan deh suka ngagetin," kata Kay menatap sinis temannya yang kini sudah duduk di hadapannya. Ia terlihat kesenangan sendiri telah mengerjai temannya.

Temannya itu tertawa kecil, "Lagian lo makan serius banget."

"Vi, kan gue udah sering bilang ke lo kalau gue nggak bisa dikagetin."

"Iya iya, maaf. Lain kali gue sapa baik-baik."

Kay memutar bola mata malas, karena dirinya tahu itu hanyalah ucapan belaka dari mulut temannya. Tapi temannya pasti akan melakukan hal yang sama di lain hari. Ia kemudian melanjutkan makan tanpa peduli dengan temannya itu.

"Tahu nggak, sih?" Vyca Adelia bertanya tanpa menatap lawan bicaranya, ia melihat ke arah karyawan lain yang tidak Kay ketahui siapa dia.

"Nggak," jawab Kay acuh.

"Lo ngeselin."

"Lo ngaca."

"Skip, gue cuma mau kasih tahu lo, kalau kemaren dia abis berantem sama tim manager TI," kata Vyca dengan suara kecil, tatapannya masih ke arah orang yang Vyca sebutkan tadi. Walau Vyca berucap dengan suara yang kecil, Kay masih tetap bisa mendengarnya.

"Terus?"

"Lo mau tahu, apa yang diributin mereka berdua?" kini tatapan Vyca penuh ke arah Kay, dan Kay hanya menaikkan alis sebab ia tidak tahu.

"Pak Direktur."

Singkat, padat, dan jelas.

Kay berhenti menyuap makanan sekejap, lalu mengangguk kecil. Tidak heran jika para karyawan dikantornya itu sering kali meributkan Direkturnya. Sebab Direkturnya pun memang terbilang sangat tampan. Bahkan Kay sendiri menyukai Direkturnya itu, tapi tidak sesuka itu sampai mau mencari ribut dengan karyawan lain.

Direkturnya ini termasuk ke dalam Direktur yang kejam, berhati dingin, dan selalu saja menyulitkan karyawannya. Tapi tidak menutup kemungkinan jika para karyawati menyukai fisik dari si Direktur yang tidak dapat dideskripsikan lewat kata-kata. Direktur dari perusahaan yang Kay tempati ini tampannya sudah di luar nalar.

"Udah biasa," kata Kay dengan melanjutkan kembali makan siangnya.

"Ya elah, nggak ada antusiasnya banget sih lo," kata Vyca yang kesal dengan reaksi biasa saja dari Kay.

"Lo nggak makan?" tanya Kay yang melihat temannya tidak membawa makanan sama sekali. Ia juga berusaha mengalihkan pembicaraan yang membosankan, karena temannya itu tidak akan pernah absen jika sudah menyangkut obrolan tentang Direktur.

"Nggak, gue udah makan di luar tadi." Vyca mengeluarkan ponselnya.

Kay mengangguk sekali, lalu bangkit dari duduknya.

"Mau kemana?" Vyca mendongak menatap Kay.

Kay berhenti melangkah kala mendengar pertanyaan dari temannya, ia menoleh ke belakang, "Balik lah ke meja gue."

・⁠・⁠・

Ruang makan nan luas itu kini tengah terisi oleh keluarga kecil yang terdiri dari Ayah, Ibu dan satu orang pria dewasa. Ketiganya tengah makan dengan suasana yang hening, tidak ada satupun yang membuka obrolan, yang terdengar hanyalah denting suara sendok saling beradu.

RadeonWhere stories live. Discover now