Chapter 7

93.4K 4.8K 77
                                    

"Aku sangat lelah hari ini!" gerutuku saat tiba-tiba kita telah sampai di bandara dan dia membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya padaku kemudian dia merangkulku lagi sambil berjalan memasuki pesawat,kupikir dia akan mencaciku tapi sebaliknya dia malah mencium pelipisku dan berkata lembut.

"Maaf, kau bisa tidur di pesawat nanti, oke?"

"Oke" jawabku agak cepat karena ketakutan dengan sikapnya, pemuda disampingku ini sangat mudah berganti suasana hati,

                Saat kami sudah dududk di bangku pesawat dan pesawat akan lepas landas, Nate masih mengutak-atik ponselnya sesaat, sebelumkemudian mematikannya, aku bersyukur kami ada di first class, karena saat ini kepalaku makin berdenyut dengan kencang, aku tidak tau kenapa, mungkin aku sedikit kelelahan.

"Tidurlah, aku akan menjagamu"

"Kita tidak berada di hutan Sean, kita berada di pesawat"

"Aku sedang mecoba untuk bersikap romantis Ash"

"Benarkah?"

"Tadinya kupikir"

"Terima kasih kalau begitu, bangunkan aku jika sudah sampai"

"Kau ingin selimut?"

"Tidak aku baik-baik saja"

***

Miami.

            Pesta besar itu diadakan di pantai dengan pemandangan matahari terbenam yang indah, aku mengenakan gaun berwarna putih yang telah Sean siapkan untukku, dan saat kami telah sampai di pesta itu, aku terkejut karena banyak sekali orang disana, semuanya tumpah ruah, musik terdengar ditelingaku dengan keras, semua orang telah larut dalam tarian mereka, semuanya terlihat bersenang-senang disini, kecuali aku. Setelah Sean bertemu dengan teman-temannya dia memang langsung meninggalkanku. Ini benar-benar sangat menyebalkan karena aku memang tidak mengenal siapapun disini, sesekali aku menatapnya dan aku malah melihatnya tertawa gembira bersama teman-temannya. Karena menunggu Sean terasa sangat menyebalkan bagiku, akhirnya aku memutuskan untuk bersenang-senang, aku duduk dikursi bar dan memesan cocktail, setelah itu aku menikmati minuman ditanganku.

"Halo miss, apa kau sendirian?" sebuah suara terdengar menggoda ditelingaku, aku hanya bisa memutar mataku dengan malas dan akhirnya aku harus memaksakan diriku berpaling kepadanya.

"Tidak, aku bersama tunanganku" aku berkata dengan tenang, tapi dia hanya tertawa lirih ketika dia mendengar jawabanku.

"Dia pasti pria yang sangat bodoh" katanya terang-terangan.

"Kenapa begitu?"

"Well, karena dia meninggalkan seorang wanita menawan sepertimu sendirian disini, jika kau jadi milikku aku benar-benar tidak akan membiarkan kau keluar dari apartemenku miss" dia berujar sambil menatap lekat-lekat mataku.

"Kau terdengar seperti seorang psyco" balasku sambil menyesap cocktail di tanganku dan mengalihkan pandanganku darinya.

"Bagaimana jika kau ikut denganku, dan akan kutunjukkan Miami yang sebenarnya padamu" katanya sambil melingkarkan lengannya di pinggangku, dan saat itulah aku merasakan hentakan kasar dipinggangku, aku membalikkan badanku dan aku sudah melihat Sean disana sedang mencengkeram kerah baju pria itu dengan sebelah tangannya juga dengan teman-temannya yang ada dibelakangnya, dia benar-benar terlihat sangat menakutkan saat dia marah.

"Dia milikku, jangan coba-coba menyentuhnya dengan tangan kotormu itu, kau mengerti!" Sean mendesis tajam kepada pria tadi. Lalu memukul rahang pria itu hingga pria tadi tersungkur ditanah. Dan inilah saatnya saat pandangannya beralih kepadaku, dan saat dia berjalan kearahku aku bersumpah jika dia terlihat seperti seekor singa yang sedang mengincar mangsanya, tatapannya tajam terarah kepadaku, rahangnya mengeras seperti biasanya ketika dia menahan emosinya, aku hanya bisa menelan ludah ketakutan ketika aku melihatnya seperti itu. Ketika dia sepenuhnya berada didepanku, aku pikir dia akan marah dan menyeretku keluar dari tempat itu dengan kasar dan penuh pemaksaan bahkan memikirkannya saja sudah membuatku takut. Tapi diluar dugaan dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggangku dan mengangkatku turun dari kursi bar yang tinggi dengan lembut.

"Kita pergi dari sini" itu bukanlah sebuah pertanyaan tapi itu adalah sebuah pernyataan darinya seperti biasa, aku hanya bisa menganguk kearahnya, kemudian dia meraih pinggangku dan kita keluar dari tempat itu berusaha untuk tidak menarik perhatian orang-orang yang memang memandangi kami setelah kejadian itu, terutama para wanita yang kini telah menatap Sean didengan tatapan menginginkan, aku hanya memutar mataku dengan kelakuan menjijikkan mereka, aku menoleh kearah Sean yang masih sibuk menyibak kerumunan manusia yang menutupi jalan kami, dia semakin mengencangkan pegangan dipinggangku dan sesekali melemparkan tatapan tajam pada pria yang berusaha menyentuhku, astaga dia benar-benar pria yang sangat berlebihan.

"Masuk kedalam mobil!" lagi-lagi dia dan nada memerintahnya itu, dia benar-benar bisa membuat orang lain gila. Aku mendengus sebal lalu masuk kedalam Lamborghini hitamnya setelah dia membuka pintu mobil dan memelototiku.

"Kenapa kau melakukan itu!" kataku membuka pembicaraan ketika kami telah berada didalam mobil dengan dia yang menyetir mobil.

"Lakukan apa!" desisnya, aku tahu dia marah tapi aku juga marah dengan sikapnya yang selalu seenaknya sendiri, memangnya dia itu siapa, baiklah, mungkin dia memang anak dari konglomerat kaya hingga dia bisa mendapatkan semua yang dia inginkan dengan sekali sebut atau mungkin hanya dengan sekali lirik, tapi bukan berarti dengan semua itu dia bisa seenaknya seperti ini, pertama dia memukul orang dan kedua dia sangat suka memerintah orang lain dengan sikap arogannya dia pikir dia itu raja!.

"Apa kau selalu seperti ini?, memerintah orang untuk melakukan apa yang kau mau?" lanjutku sambil menatapnya lekat-lekat.

"Itu adalah cara yang ampuh, aku dibesarkan dengan cara itu, jadi jangan salahkan aku!" geramnya sambil mencengkeram setir mobilnya sampai buku jarinya memutih.

"Apa kau juga akan bersikap seperti itu padaku?"

"Aku melakukan apa yang perlu kulakukan, Ashley!" bentak Sean, aku melihat matanya memerah, dan saat itu aku tahu jika dia benar-benar marah.

"Aku bukan anak kecil Sean!"

"Ya, aku sangat menyadari hal itu Ashley, bentuk tubuhmu itu menjelaskan segalanya, itu juga kenapa pria bajingan itu mendekatimu dan mengodamu!"kata Sean sambil menambah kecepatan mobilnya, dan saat iitulah aku tidak bisa lagi fokus dengan kata-kata Sean, aku hanya fokos untuk berpegangan disabuk pengamanku sementara Sean mulai memacu mobilnya gila-gilaan.

"Sean, perhatikan kecepatanmu!" seruku, tapi dia terlihat tenang-tenang saja bahkan aku merasa dia sama sekali tidak menggubris perkataanku sementara aku sudah benar-benar ketakutan.

"Kenapa Ash?, kau takut saat kau bersamaku tapi kau terlihat tenang-tenang saja saat kau digoda bajingan itu, apa yang menjadikannya berbeda?!" kata Sean sambil menjalankan mobilnya dengan ugal-ugalan.

"Sean, hentikan mobilnya!!!"

"Jawab aku!!!"

"Aku bilang aku kemari bersamamu, aku sudah menolaknya!!!"

"Jika kau berniat menolaknya, seharusnya kau langsung berkata 'Tidak' pada bajingan itu!" Sean membentak, emosinya benar-benar memuncak saat itu, dan tidak bisa kusembunyikan lagi, bahwa aku ketakutan saat ini.

"Sean kumohon, berhentilah" aku benar-benar tidak punya tenang lagi untuk membentaknya jadi aku hanya berbisik memohon kepadanya, aku melihat kearah Sean dan aku melihat perubahan pada raut wajahnya, aku melihat kemarahanya sudah mulai mencair, dan perlahan-lahan kecepatan mobilnya menurun. Dan saat itulah aku bisa menghembuskan nafas lega.

 ***

Sorry bgt ya, aku bener-bener gak ada waktu buat update, makasih juga buat yang udah baca sama komentar, aku menghargai semua yang udah ngasih kritik dan saran, tapi tolong bahasanya yang sopan, dan jangan menghina, kalo memang gak suka sama cerita ini ya gak usah dibaca lagi, dan kalo masih ada yang menghina tulisan saya lagi, mending cerita ini saya hapus saja, terima kasih.

Forever MineWhere stories live. Discover now