Chapter 32

73.2K 3.6K 143
                                    

Pagi-pagi sekali aku terbangun dan melihat Sean masih tertidur sambil memelukku dengan kedua lengan kuatnya. Aku menatap ke arah dinding kaca hotel dan melihat pantai yang terlihat sangat indah dipagi hari, aku tersenyum melihat keindahan yang terpampang dihadapanku, keindahan sempurna yang diciptakan tuhan untuk manusia. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil sweeter panjangku dan memakainya lalu keluar dari hotel dan menuju ke arah pantai yang tidak jauh dari sana.

Kakiku terasa sangat dingin dan aku baru menyadari jika aku tidak menggenakan alas kaki, aku menghiraukan udara dingin yang berhembus kearahku sebagai gantinya aku memeluk diriku sendiri dengan lenganku untuk sedikit menghindarkan rasa dingin itu. Ombak di bibir pantai mulai menarik perhatianku, aku mendekat kearah air lalu menenggelamkan telapak kakiku pada air laut yang dingin, aku sedikit menggigil saat melakukannya, tapi aku tidak perduli, rasanya sangat menyenangkan bisa merasakan air laut yang dingin, sudah lama aku tidak melakukannya.

"Ashley!!!!" suara bentakan itu mengagetkanku aku menoleh ke arah suara itu dan mendapati Sean bersama beberapa tim keamanannya sedang menusuri pantai, mata tajam itu menatapku dengan tatapan yang bisa membuat siapapun begidik ngeri. Dia berjalan dengan cepat kearahku dan aku juga berjalan kearahnya dengan lebih pelan, akku tidak tahu kenapa ekspresinya bisa seserius itu, apakah ada masalah?.

"Kau pikir apa yang kau lakukan!" katanya ketika dia hampir dekat denganku, aku menatap mata gelapnya itu memancarkan amarah, dahiku berkerut ketika aku melihatnya, apakah aku membuat kesalahan lagi?.

Aku mendekat kearahnya lalu memeluknya dan aku merasakan tubuhnya sangat dingin, aku bahkan juga merasakan tubuhnya sedikit menggigil. Aku mengerutkan dahiku ketika dia tidak membalas pelukanku, ada apa sebenarnya?, aku sama sekali tidak mengerti kenapa dia seperti ini.

"Ada apa?" tanyaku sambil melepas pelukanku dan menatapnya dengan pandangan cemas. Dia tidak menjawab apapun dan itu membuat kecemasanku bertambah.

"Kau pergi!, kau pasti berniat pergi dariku!" Sean berkata dengan nada putus asa, hatiku serasa sakit mendengarnya, oh Sean...maafkan aku.

"Aku hanya terbangun lebih awal dan berjalan ke pantai" aku berbisik sambil mengusap rahangnya dengan lembut, dia menggelangkan kepalanya seolah tidak ingin mempercayai apa yang kukatakan.

"Aku terbangun dan aku tidak bisa menemukanmu dimanapun...aku...aku pikir" kata-katanya terbata-bata seolah menggambarkan betapa kacau perasaannya, aku berjinjit untuk melingkarkan lenganku pada lehernya kemudian mendekapnya erat-erat, dalam hati aku berteriak agar Sean balas memelukku, dan itu sama sekali tidak percuma karena dia akhirnya balas memelukku dengan pelukan hangatnya yang selalu kurindukan.

"Aku mencintaimu, untuk apa aku meninggalkanmu" aku berbisik sambil mengecup lehernya dan menghirup aromanya.

"Kau pernah meninggalkanku" dia berkata sambil mengeratkan lengannya di tubuhku hingga aku merasa sangat hangat dibuatnya.

"Meninggalkanmu adalah perbuatan terbodoh yang pernah kulakukan" aku menjawab, dan aku bersumpah aku merasakan dia tersenyum mendengar kata-kata itu dariku.

"Ya, itu hal yang sangat bodoh!, jadi jangan pernah melakukannya lagi" dia berkata dan aku hanya bsa mengangguk untuk menjawab pertanyaannya, aku melihat para tim keamanan masih berdiri beberapa meter dari kami dan aku merasa terganggu dengan itu, aku kembali mendekatkan bibirku pada telinganya dan berujar padanya.

"Bisakah kau menyuruh tim keamananmu pergi?" aku berkata, tak lama kemudian Sean melepaskan pelukanku lalu memberikan kode pada para pria yang memakai setelan membosankan itu untuk meninggalkan kami. Setelah aku melihat mereka berbalik meninggalkan kami, aku segera meraih wajah untuk kembali menatapku dan mengecup bibirnya dengan lembut.

Forever MineWhere stories live. Discover now