Epilog

4.3K 73 3
                                    

Sisilia membuktikan omongannya, dia sudah menjadi arti terkenal di kancah international. Hubungan Nathan dan Rani pun semakin romantis. Walaupun sesekali mereka bertengkar tapi karena pertengkaran kecil itu yang semakin mengkokohkan bahtera rumah tangga mereha yang harmonis.

Setelah pulang dari launching TC Nathan langsung membawa Rani ke Alaska untuk berbulan madu sambil berlibur dan melihat keindahan cahaya aurora borealis. Alaska adalah tempat yang yang sangat Rani inginkan saat mereka berdua berkeliling di pameran travel yang diadakan oleh Nusa Group. Alaska yang mampu membuat mata dan langkah Rani berpaling dari Nathan saat itu. Alaska adalah hadiah paling special yang Nathan berikan pada Rani.

Satu bulan setelah dari berbulan madu Rani mengetahui bahwa dirinya telah hamil dua minggu. Ia ingin memberitahukannya pada Nathan saat itu juga, tapi lagi-lagi waktu Nathan tersita oleh segala kesibukannya di kantor. Sampai larut malam Rani menunggu tapi kehadiran Nathan pun tak kunjung datang.

"Kenapa pagi begini baru pulang?" Tanya Nathan ketika baru saja Nathan melangkah masuk rumah.

"Iyaa kerjaan kantor lagi banyak banget, habis ini juga aku harus balik lagi." Sahut Nathan.

Tidak ada lagi ucapan selamat malam, selamat pagi, bahkan ciuman sebelum dan bangun tidur pun tak ada. Itu karena kesibukan Nathan yang benar-benar sudah berhasil menjauhkannya dari Rani.

"Kenapa tidak sekalian saja tinggal dikantor, mandi, makan, tidur saja dikantor. tidak usah pulang." Entah ini karena ia sedang hamil atau bagaimana. Biasanya Rani mampu mengandalikan emosinya, tapi sekarang sepertinya batas kesabarannya sudah menguap. Hadiah yang ia ingin beritahu pada Nathan pun akhirnya terlupakan olehnya.

Setelah mendapatkan kemarahan dari Rani, Nathan akhirnya sadar dan lebih meluangkan waktunya untuk pulang kerumah. Ia juga tidak tahu mengapa Rani bisa sangat marah padanya, biasanya Rani tidak akan semarah itu tapi Nathan juga sadar kalau ia sudah kelewat batas karena sering mengabaikan Rani di rumah.

Sudah dua minggu setelah kemarahan Rani, ia tidak pernah pergi ke butik. Sifatnya pun juga banyak mengalami perubahan, misalnya jadi lebih sensitif dan lebih pemarah meskipun kesalahan Nathan tidak besar. Belum lagi morning sick yang selalu menghiasi pagi Rani.

Nathan pernah meminta Rani untuk berobat kerumah sakit, tapi Rani selalu menolaknya dengan alasan ia baik-baik saja. Karena tidak ingin terlalu memaksakan akhirnya Nathan mengalah dan berusaha menjaga Rani agar tidak larut sakit.

Sampai akhirnya Rani jatuh pingsan saat sedang memasak, untunglah saat itu hari sabtu. Nathan cepat-cepat menelepon dokter keluarganya dan disanalah Nathan baru tahu kalau isterinya sedang mengandung hampir lima minggu. Ia sangat merasa bersalah karena kurang memperhatikan Rani sampai tidak tahu kalau Rani selama ini sedang mengandungnya. Ia juga yakin kalau Rani tidak memberitahunya karena memang sifat Rani yang terlalu tertutup jika sedang marah atau kecewa. Setelah Rani sadar Nathan langsung bersimpuh disisi tempat tidur yang ditiduri Rani, ia meminta maaf karena telah lalai menjadi suami, sering mengabaikan dan sering tidak perhatian dengan Rani.

Setelah kejadian itu Nathan tidak pernah lagi mengulangi kesalahannya, ia selalu berusaha menjadi suami yang siaga, perhatian dan menyayangi keluarga kecilnya. Dengan sabar Nathan menjaga Rani, meskipun Rani tak jarang memarahinya dan sebal padanya tapi Nathan selalu sabar menghadapi segala kemarahan dan keinginan Rani yang macam-macam. Karena menurut Disa hal itu biasa terjadi pada ibu yang sedang hamil muda.

Saat dikehamilan tujuh bulan Rani mengalami insiden yang mengharuskan ia harus segera operasi cessar. Rani terjatuh dianak tangga kelima terbawah saat sedang menuruni tangga, saat itu ia sedang terburu-buru ingin membukakan pintu rumah untuk Nathan tang baru pulang kerja. Nathan terpaksa harus mendobrak masuk rumah ketika mendengar jeritan Rani.

Secret Of LoveΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα