Secret Of Love : Harapan Baru

4.1K 92 3
                                    

Selesai makan, Nathan mengajak Rani kembali ke mobil untuk meneruskan perjalanannya yang menjadi tujuan utama. Kali ini suasana di dalam mobil sudah mencair oleh obrolan-obrolan dan lengkap sesekali dengan gombalan Nathan yang selalu disambut dingin oleh Rani.

"Emangnya kita mau kemana, Than?" Tanya Rani, penasaran.

"Sebentar lagi kita sampe kok..." Jawab Nathan, meyakinkan.

Beberapa menit kemudian Nathan kembali meminggirkan mobilnya untuk di parkir, tapi kali ni tak ada yang membantunya untuk memparkiran mobil. Untunglah Nathan sudah mahir dalam menyetir jadi tak jadi masalah untuknya. Nathan kembali membuka seatbeltnya tapi tak bicara apapun. Dia langsung keluar mobil dan membuka pintu mobil untuk Rani. Rani turun dari mobil dengan perlahan, memperhatikan sekitarnya, tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya, tampak asing baginya. Di kanan kiri dia hanya melihat sekumpulan ilalang yang sudah meninggi. Nathan menggenggam tangan Rani dan mengajak Rani mengikuti langkahnya. Nathan mengajaknya memasuki jalan setapak yang gelap dan dipenuhi ilalang sebagai pembatasnya, reflek karena gelap tangan Rani yang satunya mendekap erat lengan Nathan yang sedang menggandeng tangan Rani. Jalan setapak itu berujung pada taman berumput kecil yang indah, banyak bunga-bunga yang hidup dengan liar namun rapi dengan barisan-barisannya yang membentuk lingkaran. Rani terpesona oleh pemandangan malam yang dilihatnya, dari pinggir jalan tempat ini tampak menyeramkan karena tertutup oleh ilalangan yang tinggi tapi ketika masuk ke jalan setapak sangat indah dengan lampu-lampu yang memberikan penerangan seadanya. Rani melepaskan pegangannya dengan Nathan dan mulai menikmati suasanya malam di tengah kumpulan ilalang dan bunga liar disekelilingnya, Rani tak menyadari kalau Nathan sudah tak disampingnya. Nathan sudah duduk di depan gubuk kecil.

"Sini Ran..." Nathan mengajak Rani duduk bersamanya. Rani menghampirinya, duduk disamping Nathan di depan gubuk kecil. "Waktu masih masih SMP aku, James dan Faris nemuin taman ilalang ini. gak terawat banget. Gubuk ini juga dulunya sama sekali sudah tak bisa di tinggalin, dan akhirnya kita bertiga berinisiatif buat ngebenerin gubuk ini, akhirnya bisa. Pas masuk ke SMA, Cika mulai sering gabung sama kita dan kita ajaklah kesini. Dia senang sama tempat ini, apalagi sama bunga-bunga liar disekitar gubuk, dia bilang alami banget bunga-bunga itu. Terus dia yang mulai ngerapihin bunga-bunga liar itu sampai jadi pagar halaman yang mambatasi ilalang. Dan akhirnya tempat ini sering banget kita sebut sebagai markas." Nathan menjelaskan.

"Oh... Markas yang kamu tanya dirumah sakit waktu itu tempat ini?" Rani melihat Nathan yang langsung mengangguk menjawab pertanyaan Rani. "Kenapa disebutnya markas? Padahal tempatnya indah kaya gini..."

"Iya emang indah banget, makanya kita gak rela kalo dikasih nama yang indah juga. Soalnya nanti orang lain jadi penasaran sama nama yang indah. Makanya kita kasih nama markas, apalagi kita kan banyakan cowoknya jadi sekalian jaga image aja... hehehe" Jelas Nathan, sambil menyenderkan tubuhnya ke kepala kursi yang didudukinya.

Rani masih menikmati dan memanjakan matanya melihat dan merasakan malamnya di markas Nathan dengan teman-temannya. Beberapa menit Rani dan Nathan hanya dalam diam, hanya terdengar suara-suara serangga malam yang mengisi kesunyian antara Rani dan Nathan. Nathan membiarkan Rani menikmati suasana malam di markasnya. Dia teringat dengan maksud dan tujuannya bertemu Rani.

"Rani..." Nathan memanggil Rani dengan lembut.

"Ya?" Rani menoleh kearah Nathan.

"Sini aku kasih lihat isi markas..." Nathan mengeluarkan kunci dari dalam saku celananya dan memasukan mata kunci itu pada lubang pintu gubuk. Rani menghampiri Nathan dengan perlahan.

Nathan membuka pintu gubuknya dan masuk kedalam lebih dulu. Di dalam gubuk ada dua buah sofa berwarna hitam ukuran sedang lengkap dengan beberapa bantal dan meja kecil didepannya. Diujung gubuk ada sebuah lemari sedang dengan tingginya yang kurang lebih satu meter. Nathan mempersilahkan Rani untuk duduk di sofa. Nathan berjalan mendekati lemari itu dan mulai membukanya, dengan penasaran Rani sedikit meninggikan posisi duduknya untuk mengintip isi dari lemari itu. Dalam lemari ada sebuah lemari es kecil yang penuh dengan minuman beraneka rasa dan di sisi lain lemari ada beberapa snack di dalamnya. Nathan mengeluarkan dua minuman botol dan beberapa snack dan coklat.

Secret Of LoveWhere stories live. Discover now