12.

854 146 9
                                    

Ingin rasanya gue memiliki kekuatan teleportasi, atau pun pintu ke mana saja milik Doraemon saat ini. Pintu di ruangan Affan hanya satu, jika tamu yang bicara barusan sudah berhadapan dengan Nita sekretaris Affan, maka pertemuan gue dengan Rayhan tidaklah terelakan.

Pilihannya hanya bertemu di dalam ruangan ini, atau di luar ruangan. Kemungkinan hal yang tidak menyenangkan terjadi lebih besar bila bertemu di luar, Rayhan bisa saja menahannya, tapi bisa jadi pria itu sudah tidak peduli juga. Berpapasan di ruangan Affan mungkin lebih baik, gue bisa berdalih untuk kembali bekerja jikalau Rayhan menunjukkan gelagat aneh. Tapi Affan juga mengenal Yiraga, bagaimana jika ia menemukan keanehan dari reaksi gue saat bertatap muka dengan Rayhan? Mungkinkah ia akan menanyakan dan membicarakan hal itu pada Yiraga? Ah, ini begitu rumit.

Terlambat mengambil keputusan karena terlalu banyak berpikir, pintu ruangan sudah terbuka, menampilkan sosok Rayhan yang masih sama dengan yang terakhir gue ingat.

Terlambat mengambil keputusan karena terlalu banyak berpikir, pintu ruangan sudah terbuka, menampilkan sosok Rayhan yang masih sama dengan yang terakhir gue ingat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Brigita?"

Suaranya masih terdengar sama seperti yang terakhir gue ingat. Gue menelan ludah gugup dan mencoba menampilkan senyuman kikuk. "Hai," sapa gue dengan suara yang pecah. Sial, gue tidak bisa mengendalikan gelombang perasaan menyesakkan sekaligus menyembunyikan keterkejutan.

"Lo kenal Brigita, Han?" Suara Affan membuat gue menapak kembali ke kenyataan. Pertanyaan dari Affan seolah mengiterogasi, dan ia bahkan tidak menutupi keterkejutan dalam nada yang dikeluarkan.

Rayhan terpaku di tempat dan kemudian menutup pintu di belakangnya. Ia tersenyum tak kalah kikuk. Rayhan menatap gue dan Affan secara bergantian. Jantung seolah turun ke perut saat ia memandang lurus ke mata gue.

"Jelas kenal," jawab Rayhan yang membuat batin gue menjerit histeris. Jangan sampai ada drama kantor jilid dua! Khairi baru saja memperingati gue tentang hal ini tidak kurang dari setengah jam yang lalu.

"Saya permis--"

"Kenal di mana?" Affan memotong kalimat gue yang baru saja ingin undur diri. "Bukannya lo baru aja balik dari offshore setelah tiga tahun?"

Offshore, yang gue tahu tentang hal itu hanyalah pengeboran lepas pantai. Jadi selama ini Rayhan pergi ke sana?

"Ya, gue baru balik kemarin sore. Ada beberapa hal yang mau gue omongin sama lo, Khairi dan Yiraga makanya gue dateng ke sini. Gue mau minta tolong."

Mendadak tubuh gue seolah tertimpa batu yang sangat berat. Yiraga? Rayhan kenal Yiraga? Bagaimana bisa?

Berjutaan pertanyaan seolah melintas di benak gue. Kapan? kenapa? bagaimana bisa? Apa hubungan keduanya? Apa mereka pernah membicarakan gue sebelumnya? Apa Yiraga tahu hubungan gue dengan Rayhan? Jika tidak tahu, apa respon yang akan diberikannya?

Semua pertanyaan itu muncul tanpa dapat dicegah, memporakporandakan ketenangan yang gue coba jaga sebelumnya.

"Ah, Khairi ada di bawah. Yiraga nanti juga kayaknya bakal ke sini untuk jemput calon istrinya."

Nikah?Where stories live. Discover now