1. How Long It Was?

53 2 2
                                    


First Love? It's really cliché isn't it?

Everyone has been already experience the first stage of love

But, mine was unforgettable. I want to recall every little memories that we have.

All the stories still remains, it was a beautiful regrets.

No matter how fast time passes, I stil love you with all of my hearts.

I will and always,

Forever and ever.

.
.

Author's Note. 


One.

"Elena? kau bekerja disini?"

Elena tercengang begitu melihat sosok yang tidak begitu asing dimatanya. Sosok cantik bertubuh tinggi semampai yang merupakan teman lamanya semasa di sekolah dulu. "Elisha?" gumamnya

"Bagaimana kabarmu? aku tidak menyangka kau bekerja menjadi asisten desainer di The Fleuve. Kau hebat sekali."

Elena tanpa sadar tersenyum malu sambil menggaruk tengkuknya yang diyakini tidak gatal dengan canggung. "Kebetulan universitasku sempat bekerjasama dengan The Fleuve dan aku sempat magang selama beberapa bulan di tempat ini jadi aku bisa bekerja disini."

"Ah begitu.."

Suasananya mendadak begitu canggung di antara mereka. Elena dan Elisha dulu merupakan teman satu kelas di SMA. Mereka tidak terlalu dekat, hanya saling menyapa satu sama lain tidak lebih dari itu. Tidak banyak kenangan yang mereka ciptakan bersama walaupun sempat berada di kelas yang sama selama satu tahun. Elena mengingat sosok Elisha sebagai sahabat cinta pertamanya.

"Ngomong-ngomong, kau mengambil pernikahan indoor atau outdoor?" tanya Elena sembari mengambil Ipad yang biasa digunakan untuk mencatat hal-hal penting.

"Aku mengambil pernikahan outdoor. Kira kira menurutmu model gaun seperti apa yang cocok? aku ingin terlihat tidak terlalu sederhana walau outdoor." Jelas Elisha dengan senyum terpatri diwajahnya. Elena dengan cepat mencatat keinginan Elisha untuk perwujudan gaun pernikahannya.

"Aku sangat tidak menyarankan untuk membuat gaun yang mengenakan petticoat, mungkin tumpukan tile yang dikerut mampu membuatmu terlihat lebih mewah. Seperti ini?" Elena lalu menyerahkan referensi gambar gaun pernikahan yang ia rasa sesuai dengan keinginan Elisha. Gaun-gaun klasik yang sederhana menjadi saran Elena untuk gadis itu.

"Untuk detail konsepnya bisa kau jelaskan padaku, selain outdoor apa yang kau inginkan?"

"Konsepnya pernikahan outdoor musim semi yang elegan tapi aku tidak terlalu ingin banyak aksen bunga yang terlalu besar. Aku juga tidak terlalu suka dengan model gown yang ada lengannya karena aku ingin menojolkan bagian bahu." Ujar Elisha mengutarakan keinginannya. "Semua request-mu sudah kucatat. Memang benar, bahumu itu indah dan sejak awal memang kau cocok dengan look yang cenderung sleeveless, El."

"Aku akan mengerjakan konsepnya dalam minggu ini. Aku juga akan mendiskusikannya dengan seniorku. Kalau sudah aku akan mengirimkannya padamu untuk konsultasi lebih lanjut." Lanjut Elena sambil tersenyum ramah ke Elisha dan berusaha menghilangkan perasaan canggung diantara mereka berdua.

"Baiklah, Elena. Just call me if you finish it already kau masih ada kontakku kan?"

"Ah sepertinya kontakmu hilang, aku ganti nomor dan semua kontakku hilang. Bisa masukkan nomormu?" Elisha menerima handphone Elena dan memasukkan nomor handphonenya ke dalam list kontak milik Elena. "Sudah kumasukkan. Glad to see you again Elena, have a nice day." Pamit Elisha sambil melambai kecil kearah Elena kemudian berjalan keluar dari butik

Forever & EverМесто, где живут истории. Откройте их для себя