5. Next to You

12 0 0
                                    

FIVE

Leo yang dari jauh menguping pembicaraan mereka berdua hanya bisa mendengus kesal. Kesalahpahaman ini tidak akan berakhir jika Karina sama sekali tidak mau berkomunikasi dengannya. Ini sudah beberapa tahun berlalu sejak dirinya putus dengan Karina. Gadis itu langsung menjauhi dirinya dan memblokir semua nomornya.

Leo mengacak rambutnya kasar, lalu terkejut ketika mendapati ada mobil hitam di belakangnya yang sedang menekan klakson. Pengemudi mobil itu membuka kacanya dan menyapa Leo.

"Savier?" Leo langsung keluar dari mobilnya. "Ada apa kau kesini?" Mata Savier sekilas melirik kearah Karina dan Elena berada dari kejauhan. "Ah, kau mau menjemput Karina ya?"

"Ah..kalau kau pasti sedang menguntit adikku ya." tebak Bryan dengan maksud mengalihkan topiknya. "Aku tidak mungkin melakukan hal segila itu!"

"Tidak menguntit tetapi memastikan bahwa Karina baik-baik saja." Savier memperhalus bahasanya.

"Kalau itu benar." Leo tak mengelak lagi.

"Kalau kau hendak berbaikan dengan Karina, aku mendukungmu 100 persen." Savier menepuk pundak Leo, "tapi kalau kau macam-macam dengan Karina aku akan menghajarmu. Jangan main-main denganku." sambung Savier dengan nada yang membuat Leo seketika merinding.

"a-aku pergi dulu sebelum Karina menyadari aku berada disini." Savier tersenyum jahil sambil memandang Leo yang terbirit-birit masuk ke dalam mobilnya.

**

Elena memulai harinya dengan casting model untuk wedding fair bersama dengan Felisia. Elena memandang kosong kearah compcard model. Ia mengantuk sekali karena ia harus berada di hall sejak subuh untuk menyiapkan beberapa permintaan mendadak dari pihak wedding fair dan butik. "Elena, catat ya. Nadhia harus masuk ke dalam list model. Dia harus ikut wedding fair ini."

Elena tersadar dari lamunannya dan mendapati Nadhia sedang berjalan melenggok didepannya. Elena dengan cepat mencentang nama Nadhia di list. Ia tidak menyangka seorang Nadhia mau berjalan di show untuk wedding fair.

Felicia memperhatikan asistennya yang sedang berusaha keras menjaga fokusnya, "Beristirahatlah dulu El, kalau kau memang lelah. Ini juga sudah mendekati jam istirahat.". Elena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan canggung lalu ijin beranjak ke toilet untuk membasuh wajahnya dan mengisi perutnya dengan sesuatu.

"Segelas kopi untuk seseorang yang terlalu banyak melamun sejak tadi." Kopi mendarat tepat dihadapan Elena bersamaan dengan suara riang yang menyapanya. "Savier?"

"Tim event organizerku harus mengurus beberapa hal disini, dan kebetulan kudengar hari ini ada casting untuk fashion show jadi aku mampir dan membawakanmu kopi ini." ujarnya lembut, senyum terangkat dari ujung bibirnya. "Terimakasih untuk kopinya, kau datang disaat yang tepat. Aku mengantuk sekali." Elena langsung meminum es kopi pemberian Savier.

"Bagaimana kau tahu aku menyukai vanilla latte?"

"Tentu saja dari Karina."

"Ternyata dia menceritakan apapun padamu ya, bahkan sampai ke hal yang tidak terlalu penting seperti ini." ujar Elena sambil terkekeh. "Itu salah satu celotehannya yang penting bagiku." Savier memasukkan jari-jarinya kekantong celana lalu menatap ke langit-langit menghindari tatapan Elena.

"Kau jangan bercanda yang aneh-aneh ya, atau mau kulaporkan Karina?"

"Kenapa sih kau selalu mengadukanku pada Karina?"

"Kalau tidak begitu aku harus apa?" Keduanya tertawa diwaktu yang bersamaan.

"Elena, kudengar dari Karina kau akan segera pindah ke apartemen ya?" tanya Savier mengubah topik pembicaraan mereka. "Iya, sepertinya hari ini aku akan mulai tinggal di apartemenku."

Forever & EverWhere stories live. Discover now