There is always a part of her filling up my prayer."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✰
Bagian tiga.
Sabtu : Gedung Cahaya Waktu dan Seseorang yang tinggal di rumah kecil tepat di sebelahnya
MABEL
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh.. Mabel."
Suaranya dengan khas selalu berdengung di telinga gue dengan intonasi yang sama. Bahkan gue mengenalnya meskipun dalam keadaan memejamkan mata.
"Eh, Kak."
Gue juga akan selalu memanggilnya dengan intonasi yang sama. Hanya aja gue gak tau apa dia mengenali suara gue seintens gue mengenal suaranya.
"Diajakin Prio ke sini?"
"He eh.. hahaha," mungkin karena semua cerita Pak Tujuh tentangnya, setiap bertemu gue selalu dilanda kerikuhan. "Bagus banget rumah lo ternyata.."
"Bukan rumah gue.. Rumah gue mah di sebelah, haha."
Gue melihatnya dengan kasual mengambil sebuah lilin dari kotak berwarna cokelat. Perlahan dia menyalakan satu lilin itu dengan cara menyatukan sumbu lilinnya dengan lilin lain yang sudah menyala sebelumnya. Lalu dengan perlahan dia memasukkan lilin itu ke dalam sebuah cetakan lingkaran yang sudah sesuai dengan ukuran lilin sebelum memejamkan mata dan berdoa.
Lama gue menatapnya. Dari samping fitur wajahnya terlihat jauh lebih baik lagi dari biasanya. Untuk ukuran cowok, bulu matanya termasuk panjang. Alisnya termasuk sangat tebal, namun anehnya sepasang alis itu begitu sempurnah terpahat di wajahnya dengan padu padan bagian dari wajahnya yang lain.
Ketika dia membuka mata, gue langsung melihat ke arah lain. Berharap dia gak mengajak gue bicara dan langsung pergi. Lagian Prio mana sih? Ke toilet aja lama banget.
