Chap 35

2.6K 98 3
                                    

Dalam hati, lelaki yang kini tengah berdiri dipinggir balkon berusaha menahan kata makian yang hampir saja keluar dari mulutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Dalam hati, lelaki yang kini tengah berdiri dipinggir balkon berusaha menahan kata makian yang hampir saja keluar dari mulutnya. Memandang ke arah jalan raya dengan penuh rasa kesal.

Matanya sekali lagi melihat sekilas pada wanita yang sekarang sedang duduk disalah satu kursi bersama sang ibunda, Diana. Anna terlihat melamun, dan tak bersemangat. Bibir wanita itu sesekali terangkat menanggapi tanpa minat pada obrolan yang Armand yakin tak ia suka dan tak ia mengerti. Atau wanita itu sebenarnya memang sedang tidak fokus pada apa yang sedang ibunya bicarakan.

Melihat ekspresi Anna, Armand tahu jelas kekhawatiran perempuan itu, ia bisa melihat jelas dari sorot matanya yang kosong.

Armand menyesalkan keadaan yang membuat keadaan kini semakin rumit. Armand yakin kalau Anna tak akan diam saja setelah mendengar apa yang Mrs. Austin katakan. Apalagi semua itu menyangkut soal orang tuanya. Mrs Austin, sungguh merepotkan, apa wanita paruh baya itu tidak bisa memilih topik yang sesuai. Kenapa menyebutkan soal pembunuhan dipertemuan pertama mereka.

Armand mengamati ruangan yang kini mulai semakin ramai. Para tamu dan beberapa staf sudah memenuhi beberapa meja yang kosong. Armand melirik lagi, melihat sudah ada beberapa orang yang kini sudah bergabung dimeja yang sama dengan Anna dan Diana. Armand cukup mengenal mereka semua yang bisa dibilang adalah kenalan sang ibu. Beberapa dari mereka melihat bagaimana Armand tumbuh sedari kecil hingga saat ini. Armand pun langsung bergerak dengan cepat, sebelum keadaan semakin rumit. Membiarkan Anna bergaul dengan kenalan sang ibu bukanlah ide yang bagus. Armand tak mau jika ada kejadian seperti tadi terulang lagi. Lelaki itu pun melangkah, mendekati meja membuat orang yang berkumpul di sana tersenyum menyambut kedatangannya.

"Wahh__ Kau benar-benar sangat tampan." Ucap salah satu wanita dengan pakaian mencolok. Gaun panjang berbahan satin berwarna merah cabai. Persis terlihat seperti ibu-ibu penggosip.

Armang hanya membuat senyum kecil, lalu tangannya membelai punggung sang istri. "Anna, mari kita pulang." Ujarnya membuat Anna mendongak.

Kemudian Anna melihat kearah Diana yang juga kebingungan. "Kau yang punya pesta kenapa kau pulang duluan? Tanya wanita yang tak lain adalah ibu kandungnya.

"Anna sedang tidak enak badan mom. Acaranya akan tetap berjalan baik tanpaku, Matt akan di sini untuk mengawasi." Jawabnya lalu melirik ke arah Matt yang mengangguk paham sudah mengerti akan tugasnya.

"Anna kau tidak enak badan?" Diana pun langsung menaruh perhatian pada Anna. Perempuan itu hanya bisa meringis pelan lalu mengangguk, "Sedikit." Jawabnya.

"Pantas saja sedari tadi kau diam."

Sebenarnya beberapa saat lalu tubuhnya terasa baik-baik saja sampai setelag ia mendengar apa yang Mrs. Austin katakan tadi entah kenapa keadaan tubuhnya langsung berubah. Perutnya terasa mual, dan seolah kehilangan gairah hidup, tubuhnya benar-benar sangat lemas. Anna tak tahu, apa ini karena efek rasa penasarannya yang belum tersampaikan atau dia yang memang tengah mendapat karma instan karena sudah menipu lelaki itu sebelumnya.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now