Chap 37

2.7K 87 2
                                    


"Emily pindahkan semua barang-barang Anna ke kamarku."

Anna yang semula bingung menyantap makanannya pun langsung mendongak saat mendengar perintah yang lelaki itu keluarkan. Matanta menatap Armand tak mengerti.

"Apa maksudnya?"

Lelaki itu menatap Anna balik, menaikan satu alisnya. "Mulai hari kau akan tidur di kamarku." Ujarnya santai. Mungkin Armand berpikir kalau Anna tidak mengerti maksud perkataan lelaki itu padahal yang sebenarnya Anna hanya mencoba bertanya alasan dari perintahnya itu,

Anna diam sejenak lalu matanya menengok ke kanan dan kiri, ada Emily, Matt dan beberapa pengawal yang Anna yakin pasti mendengar pembicaraan mereka. Mereka selalu berada di situ karena Armand selalu butuh penjagaan, bahkan di rumah nya sendiri lelaki itu masih harus selalu diawasi ketat.

"Aku baik-baik saja." Akhirnya mendapati dirinya bertanya demikian. Anna tak tak enak jika harus mengutarakan keberatannya dihadapan para pengawal.

Walaupun semua yang tinggal di rumah ini tahu bagaimana hubungan dirinya dengan Armand tapi tahu menyuarakan ketidaksukaan dirinya atas opini Armand mungkin akan membuat lelaki itu naik pitam. Apalagi di hadapan seluruh anak buahnya, mungkin dirinya akan dikurung lagi jika sampai benar membantah perintah lelaki itu.

"Kau ingin ditemani oleh Matt? Atau olehku?"

Anna mengerutkan kening mendengar pilihan itu. Keduanya jelas bukan yang dia inginkan. Anna hanya ingin sendiri, walaupun terkadang merasa kesepian menghabiskan waktunya di kamar seorang diri tanpa teman mengobrol tapi Anna yakin itu yang terbaik dari pada menghabiskan waktu dengan Armand. Akhir-akhir situasi perasaannya mudah sekali goyah, dia sering kali merasa gugup jika berada di dekat Armand. Mungkin saja___mungkin jantungnya benar-benar akan copot, karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Dan Matt... yang benar saja, Anna yakin Armand tidak bersungguh-sungguh membuatnya tinggal dengan pengawal setianya itu.

"Aku hanya ingin sendiri." Ucapnya dengan nada lembut, berusaha agar membuat Armand tidak terlihat buruk dihadapan para anak buahnya.

"Benarkah?"

"Tentu saja. Aku lebih nyaman sendiri."

"Tapi kau mengatakan sebaliknya semalam."

Kening Anna mengkerut otomatis, "Hah?"

"Kau tidak ingat?"

Anna diam sejenak lalu kepalanya reflek menggeleng. Pikirannya mundur kebelakang, mencoba mengingat apa yang Armand maksud. Semalam setelah berperang melawan rasa pedihnya Anna ingat kalah ia langsung tertidur karena sangkin lelahnya menangis. Tadi malam Anna memang ingat secara sadar kalau terus menangis dipelukan Armand tapi ia tak ingat kalau dirinya meracau tak jelas seperti itu. Apa Armand berbohong?

"Tidak perlu membuang waktu, kau tidak akan ingat. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti perintahku. Bukankah kau sudah berjanji?"

Anna langsung terdiam, teringat akan kesepakatan yang mereka buat. Mau tak mau Anna pun mengangguk pasrah "Baiklah, terserah padamu." Jawabnya. Anna berpikir untuk bisa mengambil sisi positif dari kejadian ini, dengan rasa takutnya yang seringkali hadir setiap mengingat video itu mungkin kehadiran dan keberadaan Armand akan membantunya untuk bisa merasa tenang. Walaupun setiap hari akan selalu di ikuti juga dengan pertengkaran-pertengkaran kecil tapi sebenarnya itu juga sedikit cukup menghibur.

Sekarang Anna tak merasa khawatir bagaimana jika lelaki itu mencoba mengambil keuntungan saat dirinya tidur atau tak sadar. Anna cukup yakin lelaki seperti Armand yang punya ego dan harga diri yang tinggi pasti akan berpikir beribu kali untuk melupakan janjinya. Jadi mungkin dirinya tak perlu khawatir jika sampai Armand melakukan yang tidak-tidak, karena itu tidak mungkin. Malah sekarang dirinya yang  harus merasa dikhawatirkan, jangan sampai malah dirinya yang akan melewati batas. Godaan lelaki itu akhir-akhir ini sulit sekali ia tolak.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now