Jev!!! ¹²

542 43 8
                                    

Jev terbaring lemas di brankar rumah sakit, ia di nyatakan koma.

Keluarganya terpukul tentu saja, apalagi saat dokter bilang paru parunya tambah Rusak

Flashback

Dokter keluar dari ruang ICU, dia langsung di hadang oleh tiga orang penting

"Bagaimana anak saya dok"

Dokter itu menghela nafas pelan sebelum berbicara serinci rincinya

"Jadi. Anak bapak cederan di bagian kakinya, tulang kering kakinya retak, sepertinya di injak, namun ada yang lebih parah, paru paru nya tambah parah mungkin dia di pukul bagian dada atau perutnya. Dan mohon maaf pasien atas nama Jevano Afriliando Syarin di nyatakan koma. Saya tidak tau sampai kapan, pasien akan saya pindah ke ruang inap"

"Keluarga Afriliando"

Dokter tersebut mengangguk sebelum kembali ke ruang ICU, di sini tiga titan tersebut menghela nafas lelah

Flashback rampung

Gibran senantiasa duduk di samping brankar sang bungsu, Sena dan Jack sedang mencari siapa yang menyebabkan adiknya ini koma

Tangan Gibran terulur untuk mengelus rambut lepek milik anaknya, ia gagal menjaga Jev, bagaimana ini?

Tiba tiba saja pintu terbuka, menampilkan sosok Jas dan Jae dengan keadaan berantakan

Mereka langsung berlari menuju samping sang ayah

"Dad bagaimana keadaan baby?" Tanya Jae ngolot

"Ia dad, bagaimana?" Sambung Jas tak kalah dari kakaknya

"Koma"

Empat huruf yang keluar dari mulut Gibran, namun itu membuat Jae dan Jas kaget, sangat sangat kaget

"Bagaimana bisa? "

"Ada tikus kecil yang mencoba bermain main dengan Afriliando"

Jas lelah, dirinya memilih duduk di sofa dengan tangan yang memegang kepalanya

Jae sendiri memilih duduk di kursi samping brankar

"Baby ayo bangun, nanti abang ajak ke tokyo, katanya mau beli moci alien ijo di sana, ayo bangun" Ucapnya dengan pelan menggoyangkan tubuh Jev

Namun benar, tak ada pergerakan yang Jev lakukan

Raganya terbaring lemas, namun tidak dengan pikirannya, mungkin dirinya masih merasakan sakit pada kaki yang teramat

........

Di sisi lain Sena

Kini dirinya sedang berada di sebuha ruangan bernuansa hitam dan merah

Ruangan yang sempurna namun dibaliknya sangat menyeramkan

Sunyi

Gelap

"Nghh" Lenguhan tersebut membuat keheningan seketika hilang

Lenguhan dari mulut seorang perempuan yang terikat di kursi yang berada di belakang tengah ruangan

"Kau sudah bangun rupanya"

"Kau siapa?"

"Aku kepala sekolahmu bodoh"

"Apa salah aku, kenapa aku di sekap begini?" Tanya anak itu yang tak lain adalah Sei

"Kau salah lawan bitch  , salah mu adalah telah melukai kesayanganku yang telah aku jaga, namun kau malah melukainya dasar bodoh"

"Hiks, maaf kan aku"

"Tak ada maaf untuk mu"

Tanpa berbasa basi Sena mulai menembak Sei secara membabi buta

Tak akan ada orang yang bisa keluar dari ruangan itu jika sudah masuk, dan sudah banyak orang yang masuk, mungkin Sei adalah orang yang ke 47?

.

Di sisi kesadaran Jev

"Tante jahat"

"Loh kok tante jahat, kenapa?"

"Masa tante larinya cepet banget, Jev kan capek"

"Yaudah istirahat dulu nanti lanjutin lagi mainnya"

Ya dia Jev, dan seorang perempuan cantik yang menggunakan gaun pernikahan, gaun yang elegan namun terlihat cantik

Di dunia itu hanya terdapat banyaknya bunga yang cantik seperti lautan bunga

Mereka duduk di salah satu bangku dekat mereka

Jev senang, sangat senang. Tak di pungkiri dia akan bertemu dengan seseorang yang bisa ia jadikan ibu?

Laura namanya, nama yang indah bukan?

Ia sudah meninggal

"Jev nggak mau pulang?"

"Nanti, Jev mau nemenin tante di sini"

"Tante kan nggak sendiri, lagian kasian daddy nya Jev lohh, nungguin Jev teruss"

"Iya deh Jev pulang, tapi tante datang ke mimpi Jev yaa"

"Pasti sayang, jangan lupa buat berdoa"

"Iyaa, nanti Jev juga do'ain tante" Ucapnya gembira, Laura tersenyum lalu mengusap lembut rambut Jev

"Masuk ke pintu itu yaa" Jev hanya mengangguk sebagai jawaban

Laura mengantarkan Jev ke pintu lalu membukaknya, sebelum Jev masuk mereka berpelukan terlebih dahulu

"Jev sayang tante"

"Tante juga sayang Jev"

Akhirnya Jev masuk ke pintu tersebut lalu berlambai lambai sebelum hilang di telan oleh cahaya

Laura menutup pintu dengan tatapan sendu, dia hanya ingin merasakan betapa bahagianya keluarga Afriliando, dia yang seharusnya mengandung Jev selama 9 bulan

Namun apalah daya

Laura dan Liya adalah saudara kembar

Mereka adalah orang yang ceria, Laura sebagai kakak sangat dangat menyayangi Liya, dan Liya pun begitu. Namun itu dulu sebelum Laura meninggal


Ok

baby Jev [Hiatus]Where stories live. Discover now