Agustian : Your Eyes Tell

23 1 0
                                    

Siapa bilang masa-masa SMA adalah masa paling bahagia? Agustian Dimas Darmawangsa atau teman-temannya biasa memanggil Agus tidak pernah sekalipun merasakan hal itu.

Masa SMA adalah masa yang sulit baginya, tidak seperti teman-teman yang lain. Diumur sweet seventeen Agus harus segera dipersiapkan untuk jadi penerus bisnis papanya.

Jadi―tidak ada waktu untuk bermain.

Agus sudah tahu itu, karena adiknya yang kala itu masih berumur 13 tahun tidak mungkin menggantikannya yang jelas lebih tua.

Tidak banyak yang Agus sukai dari masa sekolahnya selain lapangan basket, kelas musik dan waktu istirahat. Dia suka bagaimana bulir keringat dan irama jantungnya ikut berpacu di lapangan.

Dia baik dalam memainkan segala jenis alat musik dan dia juga sangat suka waktu-waktu damai tanpa gangguan yang bisa dinikmatinya di rooftop sekolah.

Karena Agus sungguh sangat sibuk.

Sibuk mengurusi OSIS sekolah, karena dia adalah Ketua OSIS .

Dan―

Juga sibuk mengurusi tim basket, karena dia adalah Kapten Basket.

Jangan ditanya apa tambahan kesibukan lainnya.

Kesibukan melarikan diri dari gadis-gadis yang menyukainya.

Mereka sangat berisik!

Begitu kata Agus.

Di sekolah dia punya dua teman akrab, teman dari semasa orok.

Pertama namanya Jonhy Aditya Pratama atau Jon si smart yang selalu jadi kebanggan sekolah. Dia sekretarisnya Agus di OSIS omong-omong. Jon ini anaknya sangat cerdas, baik dalam berkata-kata, penyabar dan manis.

Satunya lagi bernama Jeantara Tirto Kusuma atau Jean. Si komedi sekolah yang juga tampan. Jean ini si mood maker, yang paling heboh dan rusuh kebalikan Agus sekali. Dibanding berduaan dengan Agus, Jean pasti akan memilih bersama Jon.

Katanya Agus itu sangat freak dan krik disaat bersamaan, jadi tidak cocok dengan Jean pastinya.

Masa-masa SMA Agus biasa-biasa saja menurutnya. Walaupun tergolong luar biasa untuk anak seumuran dia dengan segudang talenta ditambah lagi anak pemilik yayasan.

Semuanya juga berjalan normal-normal saja, hari-hari sekolah yang biasa saja, turnamen-turnamen yang rasanya juga biasa saja untuk Agus.

Hingga suatu hari saat sang ketua osis itu tengah berjalan ke ruangan musik untuk mengambil gitarnya yang ketinggalan dia melihat seorang gadis tengah berjongkok sambil menangis. Wajahnya kusut mungkin sehabis mendapat masalah.

Agus tidak pernah melihat gadis ini sebelumnya.

Mungkin dia salah satu murid baru?

"Hei ada apa?" kelewat datar seperti biasa.

Gadis itu tampak terkejut. Kepalanya tertunduk dan dia segera menghapus air matanya kasar.

"Tidak ada apa-apa kak. Maaf kak saya permisi dulu."

Benar kan dia memang murid baru.

"Dasar anak sekarang memang tidak punya sopan santun!" Batin Agus ngedumel. Seakan dia punya banyak sopan santun saja.

Tapi anehnya wajah gadis yang kata Agus tidak punya sopan santun itu malah lengket dengan permanen di kepala Agus.

Ketika penyambutan murid baru, Agus seperti biasa didampingi oleh Jon si sekretaris dan Jean si wakil ketua OSIS tengah berbaris sejajar untuk menyambut para murid baru yang akan mulai belajar di sekolah.

Dear Mas Agus (Spin Off)✔️Where stories live. Discover now