Virlyhya : Another Star

7 2 0
                                    

Virla turun dari tangga rumah, dia mencari keberadaan Tela tetapi tidak kunjung ditemukan. Suasana villa juga terlihat sedikit lengah dengan orang-orang terdekatnya yang berwajah murung.

Sore itu sekitar jam 7 malam, Jon datang menemuinya dengan wajah penuh luka yang sudah diolesi salep. Kaget dan sedikit panik, Virla langsung menanyakan pada abangnya apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi Jon hanya mendengus kesal dan bilang jika abangnya itu baru saja berkelahi dengan Agus karena Tela. Keterkejutannya tidak sampai disitu saja, abangnya bilang jika Amy sudah tau soal hubungan Agus dan Tela dan parahnya lagi Hoba sudah membawa Tela pulang. Sepertinya sepupu Tela itu tidak akan membiarkan siapapun menemui Tela diluar sepengetahuannya.

Virla tidak banyak bicara saat acara makan malam dimulai, Tela dan Hoba terlihat sudah pulang duluan dan itu membuat suasana makan malam menjadi semakin kikuk.

Virla memilih duduk disebelah abangnya setelah makan malam selesai, dia menyeduh matcha hangat dan Jon sibuk dengan buku dan pikirannya yang kacau, mungkin.

Abangnya itu selalu saja begitu, menyibukkan diri dengan buku saat pikirannya kacau. Kadang-kadang Virla punya pikiran jika sebenarnya abangnya ini juga sangat menyukai Tela, seperti apa yang Agus pikirkan tetapi mungkin Jon, abangnya yang paling dia sayangi ini benar-benar mengubur dalam perasaannya.

Untuk siapa lagi?

Jika bukan untuk tuan muda Agustian.

Dia memang selalu mengikuti setiap perintah dari tuan muda itu, bahkan sejak mereka kecil.

Apapun itu, Jon akan menjadi 'itu' untuk memenuhi permintaan tuan mudanya.

Virla sejujurnya, sangat beruntung memiliki Jon yang sudah menjaga dia dan ibunya sejak Virla kecil. Jon selalu begitu, mungkin tujuan hidupnya memang selalu menjadi―

Bayangan?

Ketika Virla alihkan pandangan pada Agus, pria pucat itu terlihat kacau. Beberapa kali Virla dengar jika orang-orang bertanya ada apa dengan wajahnya, Agus hanya diam dan enggan menjawab. Agus lebih banyak menunduk, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Menurut Virla, Agus adalah karakter yang kuat dan tegas.

Agus itu satu-satunya teman abangnya yang paling Virla takuti dan bisa membuatnya gugup setengah mati bahkan hanya dengan pertanyaan 'Vir, dimana abangmu?'

Agus itu penuh dengan aura intimidasi, tapi ketika beberapa kali melihat dia bersama dengan Tela, Agus seperti macan yang kehilangan cakarnya.

Dia menurut saja pada Tela bahkan ketika sahabatnya itu merajuk ini itu, Agus pasti akan menuruti Tela.

Sayang sekali ketika Virla mengetahui kisah cinta Agus dan Tela tidak seindah ketika melihat mereka disandingkan berdua.

Sejujurnya, setiap kali melihat Tela maka Virla akan langsung teringat Agus. Mereka seperti dua insan yang sangat sulit untuk dipisahkan―ralat―sudah sepaket.

Pernah suatu kali saat melihat Tela menangis karena sudah terlalu lelah menunggu Agus, Virla datang dan memeluk sahabatnya itu mencoba memberi kata-kata penenang.

Terkadang, Virla berharap jika Tela berhenti untuk memikirkan Agus sejenak saja, tapi ketika dia akan mengatakan itu wajah penuh harap Tela membuatnya mengurungkan niat.

Saat pertama kali mendapat kabar dari abangnya tentang rencana pertunangan Agus, Virla langsung menghubungi Tela biarpun berakhir dengan panggilan yang tidak terjawab.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Virla berharap mereka kembali bersama dan dia pasti sudah sangat tahu jika keduanya masih saling menyayangi.

Sesuatu menjadi sedikit rumit ketika Virla menyadari jika kehadiran Amy dan adiknya―Jim―sebagai dua orang yang juga jatuh dalam pelukan Agus dan Tela, bukanlah sosok yang patut dibenci.

Amy adalah wanita dewasa yang sangat ramah dan lembut serta adiknya Jim juga tertular kelembutan dari kakaknya, dia tampan dan hangat.

Virla baru bertemu Amy dan Jim hari ini, hanya baru beberapa jam tetapi dia tahu jika keduanya bukanlah orang yang berperangai buruk.

Terkait kejadian Amy menampar Tela pastilah karena sebuah kesalahpahaman yang lainnya. Virla cukup memakhlumi kondisinya.

Virla alihkan lagi pandangan pada Amy yang sedang duduk sambil menyeduh teh hangat.

Wajah itu tampak murung, sudah Virla katakan jika Amy bukanlah tipe wanita kasar dan temperamental.

Dia terlihat sangat menyesali perbuatannya, kakinya dibiarkan menggantung dan dia duduk disalah satu pembatas di dekat kolam renang, bayangannya yang cantik terpantul dari air kolam.

Sementara disisi lainnya sedikit berada dekat dengan Agus, ada Jeka yang tengah sibuk makan.

Jika Virla lihat ke arah mie instan yang sedang dinikmatinya, maka akan dia dapati mie itu sudah banjir dengan saus pedas.

Jeka makan dengan sedikit air di sudut mata doe nya.

Jeka adalah karakter yang tidak bisa mengungkapkan perasaan sedihnya, mirip seperti abangnya tetapi jika itu Agus dia akan memilih diam tetapi Jeka dia akan memilih terlihat seperti tidak kenapa-napa.

Dia akan tetap tertawa, berkelakar dan mengoceh panjang lebar, dia hanya tidak ingin menambahi sedih yang lain maka dia memilih menjadi penghibur.

Malam ini, mungkin Jeka sedang memainkan peran sedih dengan makan mie instan yang banjir saos pedas.

Tepat beberapa jarak dari Jeka, ada Jim yang terlihat sangat sibuk memandangi langit malam itu.

Dia bersandar pada dinding disebelahnya, membelakangi Amy.

Sesekali tangannya terulur untuk memainkan air kolam tanpa minat. Virla bisa lihat dengan jelas betapa pria blonde itu sangat mendamba sahabatnya, Tela.

Mata Jim selalu bersinar cerah setiap kali melihat Tela. Jim memperlakukan Tela dengan sangat baik dan hangat, sangat kebalikan dengan Agus yang blak-blakan dan suka seenaknya. Jim menjadi sosok sempurna yang baik dan penuh pengertian.

Tapi jika disuruh memilih, Virla sarankan agar Jim tidak benar-benar bersama dengan Tela. Karena jika itu terjadi, berapa lama lagi dalam hidup Tela dia akan melihat Agus bersama dengan orang lain dalam jangkauan yang sulit digapai?

Jim punya rahang wajah yang tegas, senyum sabit yang manis dan tawa yang menular.

Virla baru kenal beberapa jam dengan pria ini tetapi mendeksripsikannya lewat perlakuan manis Jim pada Tela, Virla bisa lihat dengan jelas jika Jim benar-benar pria yang baik.

Wajahnya yang tertekuk malam itu sangat tidak cocok. Dia adalah sosok malaikat yang seharusnya tetap bersinar dan terbang di langit berawan.

Maka tanpa diperintah, kaki Virla bergerak menuju Jim dan duduk disampingnya.

Virla hanya ingin duduk dan berbagi setidaknya plasylist malam itu. Dia sedih, mendadak begitu saja saat menyadari jika pria yang tanpa sadar dia lihat mengintip di balik pintu menuju taman sore ini adalah Jim.

Dia ingin menghiburnya, melihat senyum sabit Jim lagi.

"Jim, mau dengarkanplasylist bersama?"

Dear Mas Agus (Spin Off)✔️Where stories live. Discover now