Ch.9 Jatah Bulanan Pak Damar

13.5K 239 3
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.09

Pak Damar mnurunkan badannya kelantai, merangkak pelan menuju kearahku, ketika kami sudah saling berhadapan, pak Damar dengan cepat mencium bibirku, dapat kurasakan manis gurih dan sedikit manis dari kunafeh di bibirnya, kumis kasarnya menyentuh bibir atasku, membuatku bergidik geli, kedua tanganya menangkup wajahku membuat wajahku diam stabil, bibir pak Damar bergerak menjilat, menghisap bibirku, bibirku masih terbuka setengah, pak Damar mengigit bibirku lembut, membuatku membuka mulutku lebar, dengan cepat pak Damar memasukan lidahnya kedalam mulutku, kini rasa dari kunafeh semakin terasa, giliranku yang menghisap lidah pak Damar, ada sedikit rasa tembakau manis dilidahnya, selebihnya sisa rasa kunafeh dilidah pak Damar membuatku ketagihan untuk menghisap lidahnya.

Pak Damar tidak mau kehilangan dominasinya dimulutku, ia gerakan lidahnya menyapu setiap sisi rongga mulutku, tanganya berpindah dari wajahku, kini menekan leherku ke arahnya, membuat ciuman kali menjadi lebih dalam, lidah pak Damar menggelitik langit langit mulutku, membuatku kegelian, aku tertawa sedikit sambil masih berpagut dengan pak Damar, pak Damar melepaskan lidahnya dari dalam mulutku, kemudian mengigit bibir bawahku dan menghentikan ciumannya.

Pak Damar membuka baju dan celanaku dengan cepat dan lincah, tanganya bagaikan sudah terlatih dalam membuka segala hal, ia menidurkanku dan menindihku, penis pak Damar yang tegang terasa diperutku, meski masih bercelana, tegang dan panasnya benda itu begitu menekan perutku, mulutnya mempermainkan putingku, menghisap, menjilat dan mengigit kecil, kedua putingku tidak luput dari jamahan mulut, lidah dan giginya, bahkan kemudian gigitanya sedikit agak lebih keras, dan putingku ditarik oleh gigi pak Damar, membuatku menjerit kecil dan memeganh kepala pak Damar, berusaha melepaskan gigitanya, aku tertawa sambil bergidik karena geli dan ngilu yang bercampur menjadi satu.

Dia beranjak dari tubuhku, membuka celananya hingga kini bertelanjang bulat, aku kemudian memeluk tubuh pak Damar yang gempal, tidak terlalu gendut, dan tidak kurus juga, cukup nikmat dan nyaman untuk dipeluk, pak Damar kemudian memangku diriku dan menjatuhkan badan kami berdua keatas kasur dengan ku berada di atas tubuhnya, dengan cepat pak Damar membalikan badanku membuatku kini berada dibawah badanya, dia dengan cepat menyerang leherku, menciuminya,menjilatinya, aku hanya bisa memejamkan mata dan mengusap bahkan sesekali menjambak rambut pendek pak Damar pelan.

Dia kemudian mengangkang bertumpu pada dadaku, mengusapkan kepala penisnya di bibirku yang tertutup, mengusapkanya ke kanan dan kekiri, bagaikan sedang memakaikan lipstik di bibirku, cairan precum dari kepala penis pak Damar membasahi bibirku, membuat bibirku berkilau, aku tersenyum dengan penis pak Damar masih menempel dibibirku, pak Damar membalas senyumanku, kemudian dengan pelan memasukan penisnya ke sela sela bibirku, penisnya bersentuhan dengan gigiku, memasukan penisnya disela sela bibirku, membuat sebelah pipiku menggembung bagaikan sedang menyimpan lolipop disisi pipiku.

Aku membuka mulutku mempersilahkan daging yang sudah mengeras itu masuk kedalam mulutku, pak Damar hanya memasukan kepalanya saja.

“Di kenyot kepalanya Ra.” Titahnya, aku dengan suka rela menghisap kepala penis pak Damar dengan kuat, cairan precum kembali mengalir dari penis pak Damar, kali ini langsung ke lidahku, rasa asin menguar dilidahku, rasa precum pak Damar membuatku makin semangat untuk menghisap penisnya, pak Damar melenguh seperti kepedasan, kini penisnya sudah seluruhnya masuk kedalam mulutku, bahkan sudah masuk ke tenggorokanku, mataku berair dan pak Damar menutup matanya, merasakan hangatnya tenggorokanku, ia menggerakan penisnya keluar masuk di mulutku selama beberapa menit lalu turun menuju kebagian bawah badanku, mengangkat kakiku naik, membuat kakiku kini bersandar didadaku, dan pantatku naik berada didepan wajahnya, pak Damar menghirup wangi pantatku dalam dalam, kemudian menampar kedua belah daging pantatku bergantian, sedikit rasa panas kurasakan dipantatku, mungkin sekarang kulit pantatku berwarna kemerahan.

Pak Damar dengan buas menjilati pantatku, bagaikan sedang menjilat semangkuk ice cream, lidahnya bergerak keatas da kebawah, menyapu setiap inchi belahan pantatku, dari ujung testis hingga ke ujung pinggangku basah oleh ludahnya, dia kemudian meniupkan angin kedalam lubang pantatku, membuat pantatku berkedut, kemudian dengan cepat dia mengenyot pantatku, bahkan memasukan ujung lidahnya kedalam pantatku, membuatku menggelinjang, aku hanya pasrah sambil sesekali menjambak rambut pak Damar, kini kurasakan penisnya mencoba masuk, nafasku tercekat, tertahan, aku mencoba untuk rileks agar pantatku mudah terbuka, ketika seluruh batang penis pak Damar sudah masuk seluruhnya barulah nafasku kembali normal, rasanya pantatku penuh dan sesak, pak Damar memeluku erat sambil pinggulnya bergoyang, memutar penisnya didalam pantatku, ku kedutkan pantatku, berusaha menghisap penisnya dengan pantatku, sekitar 10 menit dalam posisi itu, pak Damar kemudian memutar badanku, membuatku menungging, lalu kembali menghujamkan pedang tumpulnya itu kedalam pantatku, menggenjotnya dari belakang, persis bagaikan anjing yang sedang berreproduksi, ia membuatku bergerak sesuai dengan irama genjotannya, suara daging pahanya dan pantaku begitu nyaring, bagaikan suara tepuk tangan, begitu terus hingga kurasakan penis pak Damar berkedut, ia kemudian dengan cepat melepaskan penisnya dari dalam lubangku, membalikan badanku lalu berjongkok didadaku, penisnya ia arahkan ke wajahku, pejuhnya menyembur diwajahku, di alis, dimata, dihidung, bahkan sampai ke telinga, bibirku pun tidak terlewat, disana menggenang air kenikmatan pak Damar, bening, kental dan banyak.

Pak Damar menggunakan jarinya untuk mengumpulkan semua spermanya yang ada di wajahku, kemudian memasukanya kedalam mulutku, setelah kutelan semua sperma pak Damar, ia kemudian bangkit dari tempat tidur lalu berjalan kedapur kecil dan mengambil segelas air, memberikanya kepadaku lalu berbaring disampingku, aku meminum air itu sampai habis kemudian ikut berbaring dikasurnya, pak Damar menarikku kedalam pelukanya, badan berkeringat kami bersentuhan, lengket dan licin, aku menciumi ketiak pak Damar, menjilati lehernya sambil tetap memeluknya, dia kemudian merubah posisi tidurnya menyamping masih denganku dipelukanya, penis lemasnya menempel dengan pantatku, ia kembali meremas putingku, kemudian berbisik.

“Haaaah, capek euy, memek kamu enak banget Ra.” Ujarnya ditelingaku, aku hanya tertawa sambil mengusap usap lenganya yang memelukku.

“Jepit nggak pak pantat aku ?.” 

“Jepit banget, bapak sampe susah kalo mau genjot, entah penis bapak yang kegedean atau lubang memek kamu yang sempit.” Jawabnya percaya diri.

“Huuuuh, pede banget bilang penis bapak gede!.” Ujarku.

“Emang gede kan?.” 

“Yang gede tuh Abuya, ini mah masih standar!!!.” Jawabku sambil tertawa.

“Yee jelas atuh kalo itu mah, penis Arab mah kayak kuda, tebelnya aja kayak paralon, jangan dibanding bandingin, yang penting mah kamu puaskan ?.” 

“Iya pak aku puas, pantatku udah nggak gatel lagi.” Jawabku sambil mencubit pelan tangan pak Damar.

“Heuuy siapa dulu atuh, Joniiii pak Damar, segede gini juga cabe rawit ini mah, kalo kamu cewek mah udah hamil ini “ Jawabnya bangga sambil menggesekan penis lemasnya ke pantatku, aku kembali tertawa mendengarnya.

“Huuu bapak emang paling bisa kalo masalah muji diri.” Jawabku mengejek, aku melihat ke arah jendela, aku lupa, ada cucian yang harus aku angkat, aku melepaskan pelukan pak Damar kemudian memakai bajuku kembali.

“Mau kemana ?, Disini aja dulu!.” Pintanya.

“Nanti aja pak, aku mau angkatin jemuran dulu!!.” Jawabku sambil berjalan menuju pintu.

“Yauda atuh, makasih yaa!!.” Jawabnya.

“Jangan makasih makasih aja, bayar!!.” Ujarku bercanda sambil keluar dari kamar pak Damar, aku berjalan menuju tempat jemuran, masih terasa dipantatku sisa penis pak Damar, pantatku terasa kosong dan ringan, hmmm, sebulan sekali bersama pak Damar cukup mungkin, penis pak Damar saja sudah cukup membuatku puas, apalagi jika penis Abuya yang bersarang, mungkin satu kali sesi bisa membuatku pincang selama 3 hari, fikiran ku tetap saja selalu memikirkan Abuya, rasa penasaranku terhadap milik Abuya makin membesar setiap hari.

******

Hai hai haiiiiii!!!! UPDATE HARIAN !!!
Gimana hari ini ? Yang kerja udah pada libur ? Yang sekolah ??? Tetap semangat jalani hari hari yaaaa!!!

Ini part spicy hot nyaaaa lagi lagi bersama pak Damar, yang menanti spicy part sama Abuya harap sabar yaaaa, masih nulis transisinyaaaa akuuu.

Selamat membacaaaa.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang