Ch.21 Abuya Mulai Menggoda

9.6K 284 19
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.21

Ibrahim P.O.V

Alarm berbunyi, mataku reflek terbuka, aku bangun dari kasur kemudian berjalan ke arah meja untuk mematikan alarm, Emir masih tidur diranjangku, aku menatapnya lekat-lekat, tampan, iya, tampan, bukan tampan yang sangar atau tampan yang kecantik cantikan, hanya tampan saja, mulut Emir sedikit terbuka, terdengar dengkuran halusnya, selmut yang aku pakaian ditubuhnya sudah tidak lagi memeluk badan Emir, aku bergerak kembali menaikan selimut ke badan Emir lalu keluar kamar untuk mandi.

Waktu menunukan pukul lima pagi, hanya sekitar dua jam lebih aku tidur setelah kegiatan panasku bersama Emir, mataku masih sedikit terasa mengantuk, namun seketika setelah air menyentuh kepala dan badanku, kesadaranku sepenuhnya masuk, dingin, menggosok seluruh tubuhku dengan sabun beraroma fruity, tidak lupa dengan shampo dan conditionernya, setelah selesai, aku kembali ke kamar dan mengganti piyamaku dengan pakaian biasa.

“Tuan, Tuan Emir!.” Ujarku pelan sambil menggoyangkan badannya, berusaha membangunkannya, takutnya hari ini dia masuk kantor, aku tidak tahu dia libur atau tidak karena semalam dia tidak bilang.

“Hmmm, kenapa ?.” Tanya Emir membuka mata.

“Sudah pagi, hari ini masuk kantor tidak ?.” 

“Hari ini saya libur.” Jawabnya sambil kembali menutup matanya, saat aku hendak berjalan keluar kamar, kurasakan tangan Emir menarik tanganku, membuatku terhuyung jatuh dan terjengkang ke kasur membentur badannya Emir.

“Tuan?.” Tanyaku.

“Sudah, disini saja dulu, masih terlalu pagi ini, Abuya juga hari ini libur tidak ada yang perlu kamu urus kan?.” Tanya Emir.

“Pakaian kotor.” Jawabku.

“Ahhh, tidak penting, itu bisa kapan saja.” Ujar Emir, kini Emir mengubah posisiku, memelukku dari samping, tangannya melingkar diperutku, punggungku bersentuhan dengan perut Emir, kurasakan suatu benda tumpul menekan pantatku, penis Emir, tegang, hal normal bagi setiap pria, morning glory, hidung Emir menciumi leher belakangku.

“Wangi sekali.” Ujar Emir berbisik ditelingaku.

“Baru selesai mandi saya tuan.” Jawabku, ia tidak berbicara lagi, namun pelukannya semakin erat, telapak tangan Emir menggenggam telapak tanganku, aku dengan pelan mengusap tangan Emir, dia semakinh mengeratkan peganganya ditanganku, ibu jari Emir ikut mengusap punggung tanganku, sialan, mengapa jadi romantis seperti ini, kami berlagak bagaikan one night stand yang catching feelings,dadaku menghangat, kami tetap dalam posisi seperti ini hingga beberapa menit kemudian kurasakan jari Emir berhenti mengusap punggung tanganku, aku melepas pelukan Emir kemudian bangkit dari kasur, ternyata Emir sudah jatuh kembali ke alam tidak sadaran yang sementara lagi, mungkin memang benar apa yang dikatakan Emir, hari kemarin benar benar menguras tenaganya, aku mengusap kening dan rambut ikal Emir, kemudian mengecup pipinya pelan dan berjalan keluar dari kamarku.

Aku mengambil dua potong roti tawar dengan coklat spread untuk sarapan, setelah selesai, aku mulai mengerjakan cucian pertamaku, saat aku sedang menunggu cucian selesai, tiba tiba tercium sebuah wangi yang sangat familiar, wangi oud dengan leather milik Abuya, kemudian kurasakan sebuah tangan menyentuh leherku kemudian memijatnya pelan disana, aku berbalik menghadap orang tersebut, benar, Abuya, memakai thob/gamis putih, super duper wangi sekali, bersih dan segar Abuya terlihat, sepertinya sudah mandi, tanganya terasa dingin.

“Abuya, sudah bangun, hari ini masuk kantor?.” Tanyaku kepadanya, Abuya melepaskan tanganya dari leherku.

“Hari ini saya libur Brahim.” 

PRIA ARAB MAJIKANKUOnde as histórias ganham vida. Descobre agora