15. One Fine Day

60 9 8
                                    

apakah ada yang menunggu cerita ini????

apakah ada yang menunggu cerita ini????

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







***

Hari itu, Dera memulai pagi jauh lebih awal dari biasanya. Pukul empat subuh dia sudah bangun dan mulai mempersiapkan barang-barang apa saja yang akan dibawa ke kebun binatang. Juno meminjam mobil Bobi, jadi mereka punya banyak space untuk membawa perintilan. Karena nggak punya pengalaman pergi jauh bersama bayi, Dera memutuskan memasukkan semua yang sekiranya akan dibutuhkan Rey di sana. Termasuk tumpukan pampers, lapisan baju (siapa tahu Rey gerah atau ada insiden yang mengharuskan bocah itu berganti pakaian), seperangkat susu beserta termos kecilnya, hingga peralatan tidur seperti selimut atau bantal kecil untuk ditaruh di stroller. Kegiatan Dera dilanjut dengan menyiapkan sarapan, memandikan Rey, barulah kemudian dia bisa mengurus dirinya sendiri pada setengah delapan.

Itu pun Juno belum juga bangun. Padahal rencananya mereka akan berangkat jam delapan. Dera masih harus kembali ke kamar samping, membangunkan cowok itu. Dari menepuk pipi sampai menjambak rambut, upaya paling ampuh untuk menghancurkan kedamaian Juno rupanya dengan menyetel musik paling berisik di dekat telinga cowok tersebut. Berhasil. Juno membuka mata bak manusia yang mau ditarik nyawanya.

"Bangun, katanya mau jalan-jalan?" ujar Dera, agak merasa bersalah melihat reaksi Juno yang langsung duduk dengan mata mencelang. Dera menghentikan lagu metal yang dia setel.

Dera nggak tahu semalam Juno tidur jam berapa, namun ditilik dari matanya yang merah sepertinya Juno belum sempat terbaring nyenyak. Juno kelihatan sulit tidur akhir-akhir ini. Apa cowok itu punya energi untuk pergi?

Dera menyentuh dahi dan pipi Juno. Agak hangat. "Badan lo anget. Istirahat aja, ya?"

Juno menggeleng. "Gue nggak apa-apa. Tunggu sebentar, gue mandi dulu," ujarnya, bangkit berdiri.

Dera berusaha menahan Juno, namun Juno memastikan nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Cowok itu bertandang cepat ke kamar mandi. Dera masih terus meyakinkan Juno kalau liburan ini bisa dialihkan di lain hari, nggak harus sekarang. Jika Juno memaksakan diri dan nggak bisa menikmati, lantas apa esensi dari liburan ini?

Dera menyodorkan setelan baju yang dia pilih ke Juno. "Kasih tahu gue kalau perlu sesuatu," pintanya.

Juno terpaku sesaat sebelum akhirnya menerima sodoran tersebut. Dia mengangguk, kemudian kembali menutup kamar mandi. Dera memutuskan menyuapi Rey sarapan terlebih dahulu sembari menunggu Juno bersiap-siap. Bocah itu anteng di kursi makan, asyik menyaksikan kartun.

***

Perjalanan ke kebun binatang hanya memakan waktu empat puluh menit. Juno mengemudikan dengan tenang, nggak terburu-buru. Lantunan lagu Cocomelon hingga Libur Tlah Tiba milik Tasya Kamila bertalun-talun menghiasi Xpander hitam itu.

"Liburrr tlaah tibaa, libur tlaah tibaa, Hore! Hore! Hore!"

"Paaaa!!!!"

Rey yang duduk di carseat belakang bertepuk tangan heboh. Berusaha mengikuti irama Dera, bocah cilik tersebut justru membuat ludahnya mencuat ke mana-mana. Juno sigap mengambilkan tissue, menyerahkan ke Dera sebab kedua tangannya sibuk menyetir. "Rey mau ke mana, sih? Mau jalan-jalan, ya? Mau liat gajah?" Dera mengajak bicara sambil mengelap sekitar mulut Rey.

Juno's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang