03.

6.5K 1.1K 84
                                    

Hyena mempercepat langkah kakinya saat melewati lorong kampus. Ia menabrak banyak orang namun tidak peduli, ia tidak sempat meminta maaf karena rasa panik menguasai seluruh otaknya. Yang ia pikirkan hanya cepat datang ke tempat yang hedak ia tuju− sebelum semuanya terlambat.

"Kim Taehyung!" Teriaknya saat sampai disana. Ia lalu berlari ke arah Taehyung yang jatuh ke lantai dengan darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Pipi Taehyung juga lebam disana-sini, membuatnya menatap dengan raut wajah khawatir.

"Gwenchanha?" Tanyanya sambil meringis, seperti ia turut merasakan sakit yang Taehyung rasakan. Sungguh ia tak tega. Taehyung sendiri masih terdiam, bungkam dan memalingkan wajahnya.

Ia menoleh dan mendapati Jungkook dengan tangan yang mengepal kuat di sisi tubuh pemuda itu. Saat itu ia merasakan rasa kecewa yang teramat sangat. Apalagi saat mendapati tatapan amarah dari manik hitam itu. Ia balas menatap pemuda itu dengan sorot mata yang sedih.

Dipapahnya Taehyung ke bahunya yang mungil, ia menunduk kala mata hitam Jungkook berkilat ke arahya.

"Jangan sakiti orang-orang yang kusayangi lagi, Jungkook-ah." Mohonnya sambil berjalan pergi dengan Taehyung.

Tidak cukupkah kalau hanya dirinya yang Jungkook sakiti? Tidak cukup puaskan seorang Jeon Jungkook sampai ia menyakiti sahabatnya juga?

"Heh, nona Choi." Tegur Taehyung begitu mereka tiba di Unit Kesehatan Kampus.

"Apa,tuan Kim?" Ia memutar bola matanya jengah sementara Taehyung tertawa lagi, membuat ia ingin mencincang habis pemuda dengan marga Kim ini. Masih sempat saja Taehyung bercanda, padahal tubuhnya babak belur seperti itu.

"Tertawanya nanti saja kalau lukamu sudah sembuh. Tidak sakit apa tertawa dengan bibir yang sobek?" lanjutnya sambil mengambil obat di kotak P3K.

Taehyung terkekeh sambil menyeka darah di bibirnya sedikit, "Sakit sih, tapi lebih sakit kalau melihatmu menangis karena si Jeon-sialan itu."

Gadis itu menghentikan langkahnya, menatap Taehyung dalam jarak yang dekat karena pemuda itu juga berbalik menatap iris matanya. Keduanya terdiam sejenak sebelum Taehyung mengoreksi kalimatnya.

"Lupakan. Aku cuman bercanda."

Ia melanjutkan langkahnya lagi yang sempat tertunda, menghampiri Taehyung yang duduk di tepi ranjang lalu ia sendiri mengambil tempat duduk di bangku berbahan kayu, tinggi kursi itu sama dengan tinggi mata Taehyung. Sehingga ia bisa menikmati mata hazel Taehyung yang bergerak kesana kemari menjauhi matanya.

Ia memegang dagu sahabatnya itu, lantas menyuruh Taehyung diam sebentar selagi ia membersihkan luka dibibir pemuda itu.

"Aish pelan-pelan." Rengek Taehyung waktu ia menempelkan kasa ke luka Taehyung. Ia menekan luka itu dengan hati-hati,kemudian meniupnya perlahan agar Taehyung tidak merasa perih. Ia melakukan itu dengan telaten sampai Taehyung menghentikan geragakan tangannya.

Ia bisa merasakan nafas pemuda itu memburu, jarak yang dekat membuatnya mudah mendapat terpaan hangat dari Taehyung. Untuk sepersekian sekon berikutnya, Taehyung mengikis jarak keduanya, mencengkram lebih erat pergelangan tangannya, membuat jantungnya berdetak-detak lebih keras dari biasanya, tidak biasa.

Dengan penuh kehati-hatian Taehyung menciumnya dan melumat bibirnya perlahan.

"Lupakan lukaku dan biarkan aku yang menyembuhkan lukamu, Choi Hyena."

DAYS: FeelingsWhere stories live. Discover now