Chapter 5

4.1K 446 34
                                    

05:30 kst, dengan lembut Jimin menarik tangannya dari leher Yoongi. Ia sangat takut orang yang sedang tidur ini terbangun hanya karna gerak pelannya. Beranjak dari ranjang dengan sangat lamban, seakan ia menjadi seorang pencuri diapartemennya sendiri. Jimin bukan manusia yang sering bangun pagi, tapi ia hampir tidak dapat tidur karna Yoongi yang ada disebelahnya. Ia takut Yoongi menemukannya tidur sambil memeluk namja pucat itu. Ditariknya selimut sampai menutupi bahu Yoongi, orang yang diselimuti pun menggeliat seperti bayi. Namun, Jimin dengan cepat menepuk bahunya dengan lembut. 'Manisnya, hihi.'

.

.

.

*flashback

"Hyung, kenapa kau tidur disini. Dengan tubuh sekecil ini, kau bisa saja diculik seseorang. Dan membuatku semakin gila."

Tanpa pikir panjang Jimin menggendong Yoongi dibelakangnya, 'orang ini benar-benar tidur seperti orang mati' gumamnya melihat Yoongi yang tidak berkutik sedikit pun walau sudah digendong dan dibawa berjalan menuju parkiran mobilnya.

Didudukannya Yoongi dikursi sebelah pengemudi, sambil sesekali menyeka surai halus Yoongi yang jatuh menutupi matanya. Jimin membawa Yoongi keapartemen miliknya sendiri. Diperjalanan Jimin mengemudi sambil memegang tangan Yoongi. Ia merasa tenang hanya dengan posisi seperti itu, dan mengelus tangan Yoongi yang mulus. Belum lagi, pemilik tangan tidak berkutik sama sekali, entah tidak sadar atau merasa nyaman atas perlakuan Jimin.

Sampailah mereka diapartemen Jimin, tidak tega rasanya jika ia menggendongnya lagi. Takut mengganggu pikirnya. Namun itu harus tetap dilakukan, tidak mungkin Jimin meninggalkannya sendiri tidur didalam mobil.

Dengan perlahan Jimin membaringkan tubuh kurus Yoongi. Begitu pun dengannya ia berencana tidur disebelah Yoongi. Disisipkannya tangan miliknya keleher jenjang Yoongi, memiringkan tubuh Yoongi agar berhadapan dengannya, dan pastinya memeluknya. Yoongi merespon dalam keadaan tidak sadarnya, membalas dengan melingkarkan tangannya ketubuh Jimin, melihat itu Jimin tersenyum karna berarti Yoongi nyaman berada dipelukannya.

*flashbackend

.

.

.

Jimin sibuk dengan apron dan spatulnya didapur, menyiapkan sarapan pagi adalah hal gampang bagi Jimin. Entah berapa kali ia bolak-balik dapur-kamar hanya untuk memastikan Yoongi tlah bangun atau belum.

Beberapa saat kemudian, Yoongi bangun dari tidurnya. Memandang seisi kamar, ia bingung bukan karna tidak kenal tempat itu, melainkan bingung karna begaimana bisa ia tidur dikamar yang sama, sama saat ia pertama kali bertemu Jimin.

"JIMIIIIIIN, JIMIN-AA" Yoongi berteriak dan langsung mendapat respon dari orang yang ia panggil.

"Ada apa, hyung? Apa hobimu berteriak dipagi hari?" sambil mengucek matanya Yoongi terlihat sangat manis, Jimin gemas melihatnya.

"Oh' baiklah lanjutkan perkerjaanmu." Yoongi merebahkan kembali tubuhnya keatas ranjang namun dihalangi oleh lengan kekar milik Jimin.

"Eiiyy, hyuuung. Jangan tidur lagi ini sudah sangat pagi. Cepat bersihkan tubuhmu. Dan kita sarapan bersama."

"Aaahhhh, kau saja yang sarapan, ini hari libur, Jim. Aku ingin tidur sepuasnya!" Tidak mau kalah dengan Jimin, Yoongi tetap memaksa untuk merebahkan tubuhnya dikasur dengan tangan Jimin sebagai bantalnya.

save meWhere stories live. Discover now