Chapter 7

5.5K 444 57
                                    

Kim Nana; Jimin-ah bisa bertemu sebentar.

Jung Hoseok; Yoongi-hyung, bisa bertemu denganku sebentar, ini penting!

Sontak Jimin maupun Yoongi berbalik dan menatap manik masing-masing. Jimin meraih tangan Yoongi dan menggenggamnya.

"Bandara? Untuk apa? Aku sibuk!" Jimin

"Besok? Aku kira sekarang. Bandara? Aku akan datang kalo tidak sibuk. Emh, baiklah." Yoongi, ia tidak sadar Jimin memperhatikannya dengan raut tidak suka.

"Baiklah aku kesana sekarang!" Jimin.

Mereka sudah menutup telpon masing-masing, Jimin masih saja melotot kearah Yoongi.

"Entah mengapa, aku tau siapa yang menelponmu, hyung."

"Emh, Hoseok ingin aku menemuinya besok."

"Bolehkah aku melarangmu?"

"Terserah, aku akan menurutimu."

"Baiklah, ikut aku."

Mereka keluar dari studio dan menuju parkiran, Jimin menjalankan mobilnya kebandara bersama Yoongi. Wajahnya tampak serius membuat Yoongi tidak berani membuka percakapan. Dan akhirnya mereka sampai, Jimin melepas sabuk pengamannya lalu menghadap kearah Yoongi,

"Hyung, Nana ingin menemuiku. Apa aku boleh menemuinya?"

"Emh, temuilah." Yoongi sambil mengangguk mantap,

Jimin menghela nafas panjang dan beranjak keluar serta berlari kecil seraya masuk kedalam bandara. Yoongi menatap punggung itu yang semakin menghilang dipenglihatannya. Bohong jika ia baik-baik saja, seperti sekarang raut wajahnya sedikit tidak nyaman dipandang, lagu yang ia bunyikan dengan volume full didalam mobil serta tubuhnya yang tidak henti-hentinya bergerak kesana kemari. Seperti itu berulang ulang sampai, "Akhh, aku sudah tidak tahan."

Ia keluar dari mobil dan berlari mencari keberadaan Jimin. Setelah berjalan tak tentu arah ia menemukan bayangan Jimin yang terlihat menggaruk-garuk tengkuknya. Yoongi yang malu mendatangi mereka hanya mampu diam ditempat dan memandangi dari kejauhan,

Jimin, Nana:

"Aku dihukum, Jim. Hoseok oppa juga, karna mempermainkan keluarga masing-masing. Emhhh, aku cuman ingin bilang pertama aku sungguh minta maaf tentang kejadian yang kemarin-kemarin, dan bisakah kita menjadi teman? Aku tidak ingin kau menanggapku sebagai musuh. Dan selamat tinggal aku dipindahkan ke Jepang. Semoga kau selalu bahagia Jim!" Nana tersenyum sangat cantik lalu menganggkat tangannya, dengan cepat Jimin meraih tangan itu dan tersemyum.

"Aku sudah memaafkanmu, berbahagialah disana. Oke kita teman sekarang, hubungi aku jika ada waktu luang sekedar bertegur sapa mungkin." Mereka saling melepas jabatan tangan masing-masing, Nana menatap arlojinya,

"O' penerbanganku sebentar lagi. Aku akan berangkat sekarang, selamat tinggal Park Jimin." Nana mulai berjalan lalu berbalik lagi, Jimin semakin tersenyum dan melambaikan tangannya.

Kembali pada Yoongi:

"Uwwwwaaah pemandangan apa ini? Oooo.... Itu tangan ngapain coba, astaga kenapa mereka berdua sama-sama genit. Ey ey ey sambil ngelambai in tangan segala. Mati saja kau Park. Ya-Tuhan-dia-kembali." Setelah menggurutu habis-habisan Yoongi yang malu jika ketahuan memata-matai Jimin lantas lari saat Jimin beranjak kembali.

Setelah sampai dimobil, nafas Yoongi memburu. Ia lirik kaca mobil dilihatnya Jimin yang mulai mendekat. Yoongi kembali terlihat tenang seolah-olah tidak terjadi apapun.

save meWhere stories live. Discover now