Bab 15 (Bagian B)

4.2K 675 372
                                    

"Gab.." Calum berkata pelan, "kenapa harus disini?"

Gabby tersenyum manis, semanis White Witch saat meracuni Edmund Pevensie dengan Turkish Delight-nya. "Karena kita harus meyakinkan, Cal. Jangan melankolis begitu. Kenapa? Apa karena ada gadismu disini?"

Calum menatap nyalang Gabby "maksudnya?" Calum mengedarkan mata sejenak dan mendapati Frisca sedang menatapnya tak percaya. Ada kegalauan yang sarat disana, membuat Calum ingin berlari menenangkannya. Calum juga menyadari ada Ashton di belakang gadis itu.

Gabby menepuk pipi Calum pelan, "senyum, Cal. Bukan begitu cara memperlakukan pacarmu ini."

"Gab, pleaseee.." Calum menatap Gabby dengan pandangan memohon, "gue udah acting jadi pacar lo seharian ini."

Gabby pura-pura berpikir keras, lalu menggeleng. "Belum, kamu belum total acting jadi pacarku. Dan aku gak suka sesuatu yang gak total." Gabby menepuk pipi Calum lagi, "lakukan lebih baik!"

Calum mencuri pandang kearah Frisca, cemas akan apa yang dipikirkan gadis itu sekarang. "Terus mau lo apa?"

Gabby berbisik ke telinga Calum "say that three magic word and treat me as your girl."

"Ke.." Calum bertekad menjelaskan pada Frisca setelah ini.

"No compromise. Kamu udah janji, oke? Aku Cuma minta satu hari jadi pacar kamu. SATU HARI. Dan aku gak bakal ganggu kamu lagi. Kamu kan yang minta aku ngejauh kemarin malem." Gabby menuding dada Calum namun tetap tersenyum manis.

Frisca tidak mendengar perdebatan Calum dan Gabby. Ia tidak berada cukup dekat untuk bisa mendengar. Yang jelas di matanya, mereka berdua sedang berbincang entah apa. Dan Frisca tak pernah melihat senyum Gabby semanis itu.

Frisca sedang menunggu bom itu disulut, sehingga Ia tidak sadar bahwa Ia berjalan lebih dekat kearah Calum dan Gabby.

Calum menatap Gabby. "I..." Oh Tuhan, Calum benar-benar muak diperlakukan seperti ini dan dia ingin mengakhiri semua secepatnya.

Gabby mengangkat alis dan tersenyum, "Calum Calum, tatap mataku dan beraktinglah dengan baik. Atau perjanjian kita ba..."

Calum menaruh telunjuknya di bibir Gabby, lalu memandang mata Gabby, berusaha membayangkan kedua mata Frisca, dan menamatkan episode kisah memuakkan hati itu. "I love you." Katanya lembut.

Kedua mata Frisca membelalak dan bom itu meledak. Kepakan kupu-kupu di perutnya menggila. Frisca mungkin tidak mengerti apa yang terjadi, tapi dia tau arti tiga kata yang diucapkan Calum barusan. Semudah itukan Calum mengatakan cinta? Semudah itu?

Frisca berusaha melakukan penyangkalan dari apa yang didengarnya, namun ternyata penyangkalan itu meracuni organnya dari dalam. Frisca menatap Calum tidak percaya. Sekarang hatinya jatuh berserak. Namun, perasaan Frisca yang sudah terlalu dalam pada lelaki itu membuatnya tidak bisa mengeluarkan sumpah serapah, bahkan di dalam hatinya. Ia terlalu menyayangi Calum.

Ashton menepuk pundak Frisca cemas. Ia juga bisa membaca gumaman Calum tadi. Si brengsek Calum, kalau Ia menyebutnya sekarang.

Frisca menoleh kearah Ashton, berusaha keras agar air matanya tidak merebak. "A...aku pulang duluan." Katanya linglung lalu berjalan terseok-seok.

Ashton membuang pandangannya kearah Calum. Lalu baru menyadari ponsel Frisca masih ada di tangannya.

Calum melepaskan telunjuknya dari bibir Gabby, "are you happy now?" Calum mendengus lalu berjalan menuju semak-semak menjauhi Gabby yang masih mematung.

Drrrt.. Drrrt.. Ponsel Calum berdering menandakan ada pesan masuk.

Tetap di tempat lo berada sekarang. –A

Love Command [5SOS]Where stories live. Discover now