Puisi - Obituari

588 55 0
                                    

Renyah tawamu semasa kanak
Mengiang, menghangat
Lupaku pada tuntunan tanganmu
Atau usikan di sofa ruang tamu
Pun debar kembar pewarismu

Terenggut
Jiwamu
Ragamu
Asamu
Didihmu
Biar terang termakan kelam
Biar kau kembali ke tanah
Bagiku kau tak pernah kalah

===

Terlalu cepat. Terlalu tergesa. Kata orang, Tuhan lebih dulu memetik bunga terindah di antara yang lain. Kamu selalu mekar bagiku, sepupu. Beristirahatlah dengan tenang di sisi-Nya. Semoga amal ibadahmu kekal, seabadi tawa yang senantiasa kamu tuai.

Lutalica (Cerpen+Puisi)Where stories live. Discover now