Hang Out

22 1 0
                                    

Hoamm..

Aku mulai meregangkan ototku yang kaku karena tidur semalaman. Mataku rasanya masih sangat berat untuk dibuka. Cahaya matahari perlahan menyusup diantara celah tiraiku. Sepertinya ini masih jam 7 kurang. Wow.. aku bangun lebih cepat daripada alarm yang kusetel jam 07.15. mungkin aku terbayang-bayang akan janji yang kubuat pada hari ini. Bukan mungkin, tapi memang benar.

Perlahan aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Setelah selesai, buru-buru aku mengobrak-abrik lemariku untuk mencari pakaian yang nyaman kupakai. Hari ini aku akan memakai kaos putih dengan cardigan biru muda. Celana jeans biru tua dan sepatu cats putih juga kukenakan. Aku memakaikan sunblock dan make up natural yang tipis ke atas wajahku. Rambutku yang bergelombangpun kuikat ekor kuda. Sengaja memang aku memakai pakaian santai karena aku akan bersenang-senang hari ini.

Suara klakson terdengar dari luar rumahku. Segera saja aku mengambil tasku dan cepat-cepat keluar rumah. Benar saja, mobil Mercedes silver sudah terpakir di halaman kost-ku. Aku segera masuk kedalam mobil yang kukenali milik Lucy. Selain Lucy ternyata didalam sudah ada Nathan, Candra, dan Dean. Nathan duduk dikursi kedua bersama Lucy. Sedangkan Dean berada didepan disamping Candra yang duduk di kursi kemudi.

"Kamu ikut juga De?"tanyaku.

"Kenapa? Kau tidak suka?"tanyanya balik tanpa menunjukkan wajah yang serius.

"Bukan begitu. Maksudku lebih banyak lebih seru. Iyakan,Nath?"jawabku sambil tersenyum. Menunjukkan keceriaanku pagi ini.

"Yap !"balas Nathan tak kalah semangat.

"Siap bersenang-senang, kawan?"seru Candra yang tengah menyetir.

"Yeah!!"seru kami bersama-sama. Tak lama Candra segera menyetel MP3 player yang ada di dashboard mobil. Lagu-lagu milik Avril Lavigne pun mengalun dengan merdunya.

"Ganti po'o, Cak. Aku gak ngerti karo lagune,"ucap Dean. Sangat kental dengan aksen Suroboyoan.

"Memangnya mau lagu apa?"tanyaku.

"Dangdut!"seru Lucy kemudian. Ucapan "D"nya terkesan medhok. Entah darimana ia belajar aksen Jawa seperti itu. Mungkin ia sudah dipengaruhi oleh Dean.

Tanpa babibu, Candra yang sedang konsen menyetir mengganti lagu yangs edang berputar dengan lagu-lagu milik Didi Kempot. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku ketika tau apa yang diinginkan Candra. Benar-benar gila idenya menyatukan antara aksen Jawa dengan Australian yang dimiliki Lucy.

"Ing setasiun Balapan, kutho Solo sing dadi kenangan.. Kowe karo aku.." Tanpa kuduga, Lucy ikut menyanyikan lagu populer ini dengan gaya yang dimilikinya. Sontak kami semua tak mampu untuk menahan tawa.

Beberapa waktu kami menikmati musik yang mengalun. Tetapi akhirnya kami terlibat dalam perbincangan hangat. Terkadang kami tertawa renyah karena humor Jawa dari Dean ataupun aksen bicara Lucy yang tak terlalu lancar berbahasa Indonesia.

Tak terasa kami telah sampai di tempat tujuan.

"Wow.. Dufan!"teriak Dean sesaat setelah kami semua turun dari mobil. Semangat dalam dirinya benar-benar sangat menggelora.

"Sssttt... Jangan membuatku malu!"desis Candra.

"Maklumlah, kita kan jarang bersenang-senang,"belaku. "Ayo segera masuk!"ajakku.

Setelah membeli tiket, kamipun masuk ke dalam. Menikmati wahana yang ada satu per satu. Permainan "lembut" Komedi Putar yang pertama kami jajal. Kemudian kami beranjak menuju Rumah Hantu. Teriakan-teriakan para wanita menggema dengan sangat keras. aku menggengam erat baju seorang laki-laki yang entah siapa yang berada didekatku. Sedang laki-laki itu menggenggam tanganku. Kuketahui siapa dia ketika kami sudah sampai diujung lorong dengan sedikit dukungan cahaya. Nathan.

Origami KeseribuWhere stories live. Discover now