Bagian III

73.9K 711 27
                                    


Kembali soal bonusku yang aku dapatkan dari tempat kerjaku dulu. Bonusku yang besar itu aku tabungkan di bank. Aku pilih bank yang biaya administrasi per bulannya paling kecil. Walaupun nantinya bunga yang akan aku terima pun sangat kecil, tapi tidak masalah bagiku. Tahu mengapa aku memilih bank yang biaya administrasi per bulanannya paling kecil? Sebab aku tidak yakin kalau aku akan mendapatkan pekerjaan setelah itu. Atau setidaknya aku tidak yakin pekerjaan baruku akan memberiku uang yang cukup untuk menambah tabunganku di bank per bulannya. Sehingga seribu dua ribu rupiah sangatlah berpengaruh, apalagi untuk manusia seusiaku.

Sebenarnya aku bukanlah tipe anak muda yang suka menghamburkan uang. Mungkin kalau ada acara reuni sekolah, teman-temanku akan berpikir kalau aku orang yang kurang pergaulan. Bukan aku kurang pergaulan, aku hanya senang mengatur uang dan mengumpulkan uang. Saking senangnya mengatur uang, aku tidak berpikir untuk kuliah juga. Jadi, saat aku dengar ada rumah dijual murah, aku langsung membayar uang muka dan kulunasi tak lama dari hari itu.

Dulu aku bekerja di bidang yang sangat kuminati. Jadi, aku bisa mendapat bonus. Aku bisa begadang saking cintanya aku pada pekerjaanku. Aku menganggap pekerjaanku adalah hobiku. Aku jaga pola makan. Aku tidur dengan nyenyak. Aku tahu cara mengontrol diri. Itulah mengapa aku tidak sakit saat bekerja sekeras itu dulu. Aku harus bisa menjaga tubuhku tetap sehat agar aku bisa mengerjakan hobiku, pekerjaanku, sumber uangku, dengan baik.

Aku sempat bekerja tiga bulan setelah rumah ini kubeli, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk berhenti. Gajiku yang tiga bulan itu kujadikan modal untuk berbisnis online shop di rumah. Aku menjual baju hasil rancanganku sendiri. Aku bekerja sama dengan beberapa penjahit. Saat ini, bisnis online yang aku jalankan itu masih terfokus pada pakaian pria.

Bisnis di dunia mode sangatlah menyenangkan. Terlebih lagi ketika saat ini masyarakat sudah peduli pada mode. Tidak perlu mahal-mahal, yang penting pas, cocok, dan unik, pakaian pasti laris terjual.

Ketika malam sudah menurunkan tirai hitamnya seperti sekarang ini, ada saja orang yang mengasah-asahkan pisaunya. Di sebuah halaman rumah bertemankan rintikan hujan, orang itu bersiap untuk menyembelih seekor ayam kampung berwarna hitam. Ia melakukannya seorang diri. Sekejap sebelum pisau tajam itu merobek kulit leher ayam itu, terlihat dari ujungnya yang runcing kilapan cahaya yang menyilaukan. Ayam itu mengeluarkan suara kesakitannya, tetapi suara ayam jantan itu tidak mampu menembus suara gemuruh air hujan yang deras. Tetangganya tidak akan ada yang tahu kalau darah ayam itu, kini sudah terbawa air hujan ke saluran pembuangan air.

Semenjak aku berbisnis di rumah, aku bisa hidup jauh lebih sehat lagi. Aku bisa membuat makanan sehat dengan leluasa. Aku tidak terburu-buru waktu kerja. Aku bisa berolahraga setiap hari. Aku bisa banyak bergerak. Walau hanya untuk beres-beres rumah, setidaknya tubuhku lebih sering bergerak jika dibandingkan saat bekerja dulu.

Keuntunganku dalam berbisnis online memang tidak besar. Tapi bagiku itu cukup. Karena yang harus diingat adalah, besar itu relatif.


(mau baca lanjutannya gak? kalau enggak aku nangis)

Ruang Penyiksaan (Diterbitkan)Where stories live. Discover now