Potongan 3 [Step Up]

4.3K 439 79
                                    

Will you be my love

Will you go with me

Are you who i dreamed?

or just a memory

Will you understand

What i have to do

Will you be the man,

The one i thought i knew [Bea Miller—Oper Your Eyes]

—•—•—

Sebenarnya ini adalah hal yang baik sekaligus buruk. Hyeobi datang dengan beberapa timnya ke kantorku untuk sekedar menyelesaikan pekerjaan mereka atas kerja sama kami yang telah tertulis dalam surat perjanjian : Tim View H akan menyelesaikan pengerjaan di Matte Popular dalam seminggu dimulai pukul 5 PM sampai pukul 10 PM. Dalam arti lain, itu berarti Hyeobi harus bekerja lembur dalam seminggu penuh. Dan aku begitu mengkhawatirkan tentang kondisi tubuhnya kalau harus bekerja sekeras itu.

Dari kaca bening di luar ruangan, aku melihat Hyeobi yang berantakan tapi seksi sedang bertugas di depan laptopnya. Dan sekarang sudah pukul sembilan. Aku memundurkan punggungku, mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam yang disambut oleh tatapan sekilas darinya. Oh, aku merindukannya lagi.

"Kalau tidak ada yang diperlukan, sebaiknya kau pergi Kim Taehyung. Apalagi, jam bekerja sudah habis. Dan seorang Bos sudah selayaknya pulang untuk pergi tidur. Tenagamu masih diperlukan untuk harus menyaksikan kekacauan di kota New York besok pagi,"

"Ah, apa itu artinya kau mencemaskanku, cantik? Perhatian sekali,"

Hyeobi tidak menjawabku. Dan itu adalah alasan lain yang berhasil menerbangkan diriku ke atas langit malam lebih tinggi lagi. Jadi aku menarik kursi untuk duduk di hadapannya. Meskipun tidak sedang memerhatikan ke arahku, tetapi aku dapat membaca gestur gugupnya yang sangat amat jelas. Itu sangat menyenangkan untuk dilihat.

"Untuk menunggu pukul sepuluh, kau mau segelas anggur?" aku menawarkan.

"Tidak boleh ada alkohol selagi pekerjaan berlangsung,"

"Dan aku pikir jam bekerjamu adalah di View H. Sementara aku sudah melepas jam kerjaku. Hanya meminjam gedung Matte Popular pada jam bebasku. Jadi, bukankah kita sama-sama tidak sedang berada dalam jangkauan jam kerja?"

"Oke, Kim Taehyung, teorimu selalu saja sama. Dan itu sama sekali bukan asumsi yang patut untuk diterima." Hyeobi menutup laptopnya, membereskan beberapa berkas menumpuknya, lalu merapikan rambutnya.

"Kenapa laptopmu ditutup dan berkasmu dibereskan? Bukankah jam pulang masih"—kulirik jam—"55 menit lagi?"

"Tugasku untuk hari ini selesai, dan apa gunanya bagiku untuk tetap di sini? Bukankah lebih baik untukku pulang dan tidur saja?" Hyeobi berdiri dan menggapai tasnya. Sementara aku masih menginginkan untuk melihat serta mendengar suaranya pada malam ini.

Aku kemudian menatapnya serius, dan cukup dalam. Membenahi diriku dengan segala keseriusan yang berlaku serta membuang segala lelucon di hadapannya. "Maukah kau untuk sedikit minum denganku?"

Aku suka tatapan teduhnya dan anggukannya menjernihkan isi kepalaku seperti pagi hari yang lembap. "Baiklah," Dan dia kembali duduk.

Untuk beberapa menit, kupinta Hyeobi untuk menunggu selagi aku harus naik ke ruanganku untuk membawa sebotol . 1999 Bollinger Grand Année Rosé juga menggerutu sebab hanya tersedia satu gelas di lemariku.

Aku kembali lagi ke ruangan di mana Hyeobi berada, di mana dia saat ini sedang merenggangkan ototnya, dan aku tahu bahwa dia sedang kelelahan. Aku berdeham untuk memastikan bahwa aku tidak mengganggunya, dan merasa sangat amat layak untuk memberinya sedikit pijatan pada pundak juga tangan dan kakinya.

Max, After Climax [DONE!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang