Housekeeping with Double Black (Part 1)

4.5K 411 263
                                    

Sudah sekitar seminggu Atsushi bersekolah di TK aneh itu. Iya, aneh. Tk itu katanya musuhan, tapi sering ngadain kegiatan bareng dan pembelajaran bareng. Gimana Atsushi ngga heran, coba? Belum lagi kenyataan kalau ternyata di TK dia yang seumuran dengannya hanya Tanizaki.

"Ranpo-san itu malah harusnya bentar lagi mau naik kelas 5, lho..." ujar Chuuya sambil mengambil krayon warna kuning. Ia dan Atsushi bersama Kenji sedang mewarnai di ruang melukis. Jelas saja Atsushi kaget. Pasalnya, tingkah Ranpo itu masih kekanakan sekali dan ukuran tubuhnya bahkan lebih kecil dari Kunikida dan Dazai.

"Yah, sebenarnya Ranpo-san masuk SD, kok. Cuman karena sebenarnya sekolah ini memang diperuntukkan buat orang-orang seperti kita, jadi setiap pulang dari SD Ranpo-san selalu ke sini," jelas Chuuya seakan membaca kekagetan Atsushi.

Anak itu menghentikan aktivitasnya mewarnai lalu memandang Atsushi sambil tersenyum, "Kamu engga heran, kenapa kalau pagi di kelas cuman ada kamu, Tanizaki, Kenji, sama Naomi?" ia bertanya.

Atsushi baru sadar sekarang. Kunikida, Dazai, Ranpo, dan Yosano selalu datang setidaknya setelah pukul sepuluh. Ia pikir karena kegiatan TK sampai sore membuat mereka memilih istirahat di rumah dari pagi.

Karena Atsushi anaknya rajin dan penurut, dia jadi tidak banyak tanya. Ternyata gitu, toh...

Bocah itu lantas memandang Chuuya lekat-lekat, "Kalau begitu, Chuuya-san juga..."

Bocah bersurai oranye terkekeh. "Iya, di SD aku dan Dazai satu kelas. Akutagawa juga lebih tua darimu, lho... yang sekarang masih full di TK Port Mafia dari pagi cuman Gin, Elise, Kyusaku, Higuchi, sama Tachihara."

Kembali Atsushi ber-oh ria. Tak lama, Kunikida masuk sambil menyeret Dazai yang teler. Bocah makarel itu terus-terusan kena omel selagi diseret.

"Ampun, sekarang kenapa lagi, dah?" gerutu Chuuya sambil menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Kunikida lantas menghempaskan tubuh Dazai ke tengah ruangan, lalu mengambil tempat di sebelah Kenji sambil melipat kedua tangannya dan mendengus kesal.

"Ada apa, sih, Kunikida-san?" Atsushi bertanya penuh pengertian. Syukurlah, keputusannya untuk menambahkan embel-embel 'san' pada teman-temannya itu tepat, mengingat ternyata ada banyak yang lebih tua darinya.

"Si bodoh Dazai itu menipuku!" seru bocah bersurai kuning itu sewot. Mendengar itu, Chuuya menghela napas lelah. "Sudah berapa kali, kan, kau ditipu olehnya? Kenapa tidak sadar-sadar, sih? Jangan gampang percaya sama Dazai!" nasihat Chuuya

"Buuuuh! Aku engga menipu Kunikida-kun, kok!" Dazai melakukan pembelaan. "Bullshit aja kau," balas Chuuya dengan tatapan meragukannya yang khas.

"Memangnya ada apa?" kali ini Kenji angkat bicara.

Kunikida yang sedang emosi itu menceritakan dengan berapi-api, "Tadi aku melihat segelas minuman di mejaku, kata Yosano, Dazai yang menaruhnya di situ. Pas aku mau minum, tiba-tiba Dazai muncul di jendela terus bilang 'Kunikida-kun, itu bayclin, lho....' yaudah, aku tampol aja sekalian!"

Atsushi yakin, itu salah satu upaya bunuh diri Dazai yang lain.

Dazai sibuk rewel karena segelas bayclin-nya dibuang begitu saja oleh Kunikida, sementara yang bersangkutan tak henti-hentinya mengomel.

Chuuya kayaknya udah kebal dengan keributan itu. Dia memilih melanjutkan aktivitasnya saja mewarnai. Sementara Dazai, karena kesal memilih untuk membaca
'kitab sakral'nya di belakang Chuuya.

"Chuuya~" panggil Dazai. Chuuya diam saja, tidak menggubris. Pipi Dazai menggembung tidak senang. Dia dicuekin. "Chuu~ya~" sekali lagi Dazai memanggil. Dan sekali lagi, Chuuya mengabaikannya.

Tawuran Antar-TK (BSD Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang