Jawaban Keberanian

2.2K 350 52
                                    

"Apa Om tahu kalau akhir-akhir ini Raven selalu rajin ke Sekolah?"

"Ya, saya sudah mendengarnya dari Wali kelasmu." Pria itu sedikit menyunggingkan senyuman. "Wali Kelasmu juga bilang kalau Raven sudah tidak pernah berkelahi lagi. Sejujurnya itu sedikit membuat saya senang."

Tzuyu mengangguk, "Raven itu baik, Om."

Pria didepannya memandang Tzuyu bingung, "Saya pernah mendengar beberapa orang menyebut semua sifat anak saya. Tapi, baik bukan salah satunya."

"Waktu saya kesini pertama kali, Raven memang mengusir saya. Menurutnya saya menyebalkan."

"Ya, saya juga berpikir demikian."

Tzuyu menulikan telinganya, "Tapi, saya tahu kalau tingkah nakal dan bandel yang diperlihatkan Raven bukanlah sifatnya yang sebenarnya. Dia tidak mengusir saya di kedatangan yang kedua."

"Mungkin kamu terlalu keras kepala."

Tzuyu tersenyum, "Dia menunggu langkah saya yang pelan, dia menjauhkan teman-temannya dari saya supaya saya tidak merasa ketakutan."

Papa Taehyung mendengarkannya sambil berdecak, "Dia hanya kasihan."

Tzuyu mengangguk, "Rasa kasihan berasal dari hati Om. Itu berarti Raven punya empati dan sejak itu saya yakin kalau anak Om adalah orang baik."

Ucapan Tzuyu membuat pria itu terdiam cukup lama. Tapi, tampaknya Pria itu masih tak terima. "Kalau yang kamu maksud baik adalah suka balapan. Saya bisa paham."

"Om, apa pernah menanyakan alasan kenapa Raven suka balapan? Apa Om tahu, kalau Raven balapan bukan demi kesenangannya atau taruhannya? Raven menyukai motor, tapi saya tahu sebenarnya dia jatuh cinta dengan motornya."

"Maksud kamu?"

"Raven memang tidak bercerita. Tapi, ada satu foto yang terus disimpan Raven dalam dompetnya. Foto seorang wanita cantik yang tengah mengusap rambut anaknya yang sedang menaiki motor. Itu Mama Raven kan Om?"

Papa Taehyung masih terdiam membuat Tzuyu yakin kalau apa yang disampaikannya benar. Sejujurnya dia hanya menduga karna pernah tak sengaja melihat foto itu dalam dompet Taehyung.

"Raven begitu menyayangi Mamanya, mungkin motor adalah benda yang paling diingatnya dan paling berkaitan dengan Mamanya. Jadi, Raven balapan karna alasan itu."

"Anak bodoh, seharusnya dia tak melakukan balap liar." Papa Taehyung mendengus kesal.

"Ya, Raven memang salah. Tapi, apa Om pernah menunjukkan mana yang benar dan salah untuk Raven?"

"Sebaiknya kamu pergi, kamu terlalu banyak bicara." Tzuyu tersenyum sepertinya dia memang harus pergi daripada pria dihadapannya semakin marah. "Sebelum pergi saya mau bilang, kalau saya menyukai anak Om yang bodoh itu. Permisi."

Tzuyu berbalik dan menemukan Taehyung yang memandangnya.

"Raven?"

"Ikut aku."

•••••

Tzuyu menunduk takut kalau Taehyung marah atau malah yang lebih buruk. Mendengar pengakuannya tadi.

"Kamu tuh.." Taehyung tak menyelesaikan ucapannya, yang Tzuyu tahu dia sudah masuk ke dalam dekapan laki-laki itu. "Raven?"

"Aku kaget pas pulang ke Rumah lihat kamu ada disana, makin kaget pas tahu kamu lagi bicara sama Papa. Kamu ngapain sih?"

Tzuyu melepaskan pelukannya dan menatap Taehyung kesal. "Kamu denger apa yang aku bilang ke Papamu?"

Taehyung mengangguk. "Soal kamu yang suka anak bodohnya Papa. Sebenarnya anak Papa ada tiga, tapi aku gak tau mana yang bodoh. Jadi, kamu suka siapa?"

#20 (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang